webnovel

Me is me

rannaya · Urbano
Classificações insuficientes
108 Chs

Terimakasih..Sweatheart...

" lalu..untuk apa kamu kemari dina,, apa kau hanya ingin mentertawakan keadaanku saja " ucap rifah

" mass...aku kan.." ucap dina

" kamu hanya wanita yang terlihat menyedihkan dan menjijikkan... " ucap rifah pedas. tentu saja dina kaget mendengar perkataan suaminya.. apa maksudnya membuat dina tak mengerti.

" ini siapa omm..." ucap satria..

" oughh... ini temen omm .. " ucap rifah berhati hati membuat dina kesal mendengarnya.

" iya adik kecil, memang teman om..teman seumur hidup" ucap dina yang menghentikan langkahnya begitu memandangi wajah satria yang sangat mirip ibunya.

"mmm...mana orangtua kamu adik kecil..apa mereka tak datang atau... mereka melupakanmu .. " ucap dina lagi.

" apa maksudmu...kau tahu kata katamu tak pantas " ucap rifah setengah berbisik.

" adik kecil,, jangan sedih ya.. nanti orangtuamu bakal datang kok.." ucap rifah berhati hati.

*****

zhi han yang memberitahu keberadaan satria pada istrinya segera bergegas bersama tim dokter dan kepala rumahsakit menuju ruangan di mana satria di rawat. namun sebelumnya.. sebelum mereka sampai seorang perawat sudah membawa satria pergi dari rumah sakit tersebut, di saat satria terlelap, dan selagi dina mengambil obat di layanan farmasi rumah sakit. kali ini rencana dina gagal total. para pengawalnya mengira perawat hanya sekedar memeriksa pasien saja, tapi siapa tahu, satria di masukkan ke dalam bankar obat yang tertutup taplak meja tanpa ketahuan sedikitpun, perawat itu sangat berhati hati sekali membawa satria agar tak ketahuan. ia memakai masker dan penutup kepala menuju ruangan sepi dan segera mengganti baju satria dan bajunya kemudian pergi ke arah belakang rumah sakit di mana riri sudah menunggunya. mereka segera masuk mobil van yang riri bawa dan meninggalkan rumah sakit tersebut.

" good.. terimakasih atas kerjamu, apa kau ketahuan..." ucap riri.

" seperti yang nona katakan di rumah sakit banyak CCTV, aku sangat berhati hati sekali tadi, beruntung di ruangan satria tak ada orang lain selain dua pengawal yang menjaga diluar. saya pergi meninggalkan ruangan itu dengan sangat berhati hati agar tak ketahuan, untungnya satria masih tertidur. aku membawanya ke lorong samping ruangan kamar jenazah di mana minim cctv dan...berhasil" ucap seorang wanita yang menyamar jadi perawat yang tak lain adalah nona xiou.

"baguslah..aku berharap kau tak ketahuan, aku sudah mengirim pesan pada suamiku...untuk sementara waktu kita rawat satria di rumah saja dulu." ucap riri tenang sambil memeluk putranya.

sedang zhi han yang menuju kamar dimana satria di rawat baru saja mendapat massenge "📨.. Plan B sukses " zhi han pun tersenyum membacanya dan ia menjentikkan jarinya sebanyak tiga kali, membuat pengawal kwang dan john saling tersenyum. dan mengerti apa yang di maksud bosnya barusan. hingga pada akhirnya, mereka memasuki sebuah ruangan dimana ada rifah yang terbaring sakit, dan hanya di tutupi sebuah pembatas gorden di antara dia dan satria.

kepala rumah sakit pun membuka gorden tersebut dan tercengang begitu tahu anak laki laki itu tak ada.

" apa ini, apa yang terjadi...! segera beritahu pihak keamanan." ucap kepala rumah sakit.

" bagaimana ini...anak saya tak berada di kamar ini, apa yang terjadi " ucap zhi han berpura pura tak mengerti.

rifah yang mendengarkan suara keributan tersebut terbangun, iapun membuka sedikit gorden di sebelahnya dan mendapati wajah yang sangat ia kenali. " bukankah..itu..zhi han..suami riri ..lalu anak kecil itu..." ucapnya dalam hati.

" maaf tuan zhi han.. maafkan atas kelalaian kami tak sungguh sungguh menjaga anak anda..." ucap kepala rumah sakit.

" ahjussi..." ucap zhi han bersandiwara dengan mimik wajah yang tak senang, sambil mengedipkan sebelah matanya kepada kepala rumah sakit yang memang mengetahui sedikit rencana zhi han.

sedang di sebelah mereka berdiri ada seseorang yang mendengarkan tanpa mereka sadari, dia rifah yang mendengarnya, dan berusaha memahami kalimat yang di ucapkan kepala rumah sakit barusan hingga ia berfikir " bukankah usia pernikahan riri belum genap satu tahun, sedang anak itu..umurnya kira kira sudah 5 tahun... jangan-jangan...." fikirnya.

dina yang baru sampai di depan kamar rumah sakit suaminya di rawat mendekati arah keributan tersebut, ia tak menyangka para pengawal yang ia tugaskan tak mampu menghentikan para dokter dan yang lain masuk. ia menengok sekilas, dan melihat ada zhi han di sana tanpa riri menemaninya.

melihat kejadian didepan matanya ia segera pergi meninggalkan karena takut ketahuan.

" cari tahu di mana riri saat ini " ucapnya pada suruhannya yang lain. tak lama...

" nona..riri sekarang berada di rumah sakit tempat dimana ia di rawat beserta ayahnya" ucap suruhannya.

" benarkah..mustahil! "ucapnya menutup pembicaraan di handphonenya.

"lalu siapa yang membawa satria...kali ini..rencanaku gagal lagi..awas kalian !!" ucapnya dengan kesal, dan dengan wajah yang bingung apakah ada orang lain yang mengetahui rencananya menjadikan satria kambing hitam di antara riri dan suaminya rifah.

*****

riri nampak lega, begitu satria telah ditemukan, walau ia harus pergi terburu buru setelah mengantar satria ke sebuah villa miliknya, ia sengaja melakukan hal ini hanya untuk mengelabui orang yang berbuat jahat pada anaknya. setelah ia memastikan keadaan anaknya baik baik saja ia langsung menuju rumah sakit dimana papinya di rawat, dan beruntungnya papinya sudah mulai sadarkan diri setelah dokter memeriksanya dengan pasti.

" syukurlah..." ucap riri dengan mata yang berbinar menemui papinya.

" sat..satriaa" ucap papi riri yang masih lemah.

" satria baik baik saja pi...papi jangan khawatir ya.." ucap riri sambil menciumi tangan papinya.

zhi han yang baru sampai melihat di kaca jendela, riri yang sedang berbicara pada mertuanya, ia pun sangat lega melihatnya. belum lagi bu sundari yang mengirim pesan padanya, satria tiba dengan selamat dan masih dalam perawatan di sebuah villa milik nona majikannya. zhi han mengucapkan rasa syukur yang tak hentinya, apa yang mereka rencanakan sebagian telah berhasil, tinggal mengumpulkan semua bukti saja lagi tentang kejahatan yang dilakukan keluarga park ji woo pada istri dan anaknya.

riri tak ingin berlama lama begitu perawat masuk dan menyuntikkan obat ke infus papinya, kemudian papinya bisa beristirahat kembali. ia keluar dari ruangan itu. melihat ada zhi han, ia setengah berlari dan memeluknya. aa senyum senang yang terpancar di wajahnya pada suaminya ini.

" terimakasih sweatheart...love you.. " ucapnya berbisik di telinga zhi han.

zhi han yang mendengarnya semakin mengeratkan pelukannya dan menciumi pipi istrinya. kalau saja mereka tak secepatnya menyusun rencana kedua, pasti satria tak mampu mereka temukan, walaupun zhi han harus mengorbankan anak perusahaannya tanpa sepengetahuan istrinya. ini semata mata ia lakukan demi sang istri yang ia sangat cintai, bukankah dalam cinta itu perlu pengorbanan, namun tekad zhi han ia pasti akan merebut kembali perusahaan anak cabang itu.

sedang pengawal kwang dan john, hanya tertunduk diam menyaksikan dua sejoli yang tengah asyik berpelukan.

" kalau tau gini..mending kita beli makanan, laperr" ucap pengawal kwang pada john.

" iyaa..bikin baperr.." ucao john pula sambil meninggalkan riri dan zhi han yang masih berpelukan.