webnovel

Me is me

rannaya · Urbano
Classificações insuficientes
108 Chs

tak mau ia marah

rifah masih saja tak mampu memejamkan matanya, setelah kejadian beberapa hari yang lalu di perusahaan. kata kata riri yang mengarah pada istrinya benar benar menjadi akar dalam fikiran nya, sementara dina yang sudah terlelap di sampingnya tak mau tahu apapun yang di fikirkan suaminya tentang dirinya.

karena dina baru saja melanjutkan aksinya setelah ia gagal menggeser posisi CEO baru. ia meminta bantuan seorang wanita kaya dengan temperamen sombong. tentu saja ibunya. percakapan serius sore tadi sempat terjadi. sang ibu benar benar marah mendengar putrinya telah masuk daftar hitam semua perusahaan.

****

" apa saja yang dilakukan suaminya sehingga tak mampu mempertahankan posisi tertinggi di perusahaan" cuma wanita itu yang masih tak mau menerima kekalahan putrinya dina.

ia berusaha menghubungi beberapa perusahaan ternama di china, namun tak seorangpun mau mendengarkan kata katanya begitu ia menyebutkan nama putrinya. tak ada cara lain selain harus menghubungi mantan suaminya,alias papa dina.

malam itu, ia terpaksa sekali menemui seorang lelaki tua dengan tampang sederhana di sebuah restoran tertutup di china tempat tinggal ibu dina.

"apa maksudmu ingin menemui ku, apa ada sesuatu yang terjadi pada putriku" ucap lelaki itu.

"apa ia tak memberitahu mu.. anakmu masuk daftar hitam semua perusahaan, apa kau tau cita cita ku pun mengembangkan bisnis perusahaan hancur berantakan, setelah perusahaan itu yang hampir bangkrut akibat ulah putramu,..sekarang telah di akuisisi perusahaan lain" ucapnya setengah marah.

"apa..bagaimana mungkin perusahaan yang pernah kita bangun hampir bangkrut dan terjual, aku masih tak percaya kau jangan membohongiku" ucap lelaki tua itu dengan sinis dan penuh curiga.

"tanyalah pada putra kesayanganmu itu, ia bahkan tega meninggalkan putriku sendirian yang mati matian ingin membangun kembali perusahaan itu" ucap mama dina lagi.

"lalu..apa yang menyebabkan putriku masuk daftar hitam, sudahkah kau mencari tau" ucapnya lagi.

"anakku di fitnah,,ia di tuduh melanggar etika perusahaan, dengan menjual 35% saham yang di tanamkan di perusahaan itu, oleh seorang wanita yang mengakuisisi perusahaan itu, harusnya kau sebagai papanya memberikan belas kasihmu, sebagai bantuan" ucapnya meyakinkan.

"kau yakin putriku di fitnah" ucap lelaki itu sambil memandang tajam wanita yang dulu pernah jadi istrinya.

"apa kau fikir putriku pembohong sepertimu" ucapnya membalas.

"kamu!!..baiklah kalau memang putriku benar di fitnah, aku akan mengirimkan bantuan padanya, namun kalau terbukti bohong,kau harus menyerahkan perusahaan elektronik yang aku bangun dulu untukmu padaku, mengerti!" ucapnya sambil bangkit dari tempat duduk dan meninggalkan mama dina yang tak mengira mantan suaminya masih mengincar perusahaan itu.

sebelum meninggalkan restoran itu, papa dina menelpon seseorang untuk segera mencari tau apa yang terjadi pada putrinya. ia tak mau kembali dipermalukan dengan sifat putrinya yang sangat ceroboh dalam setiap tindakannya.

*****

pagi ini Zhi han mendapatkan laporan bahwa perusahaan akuisisi riri sedang ada investor baru. Zhi han tersenyum mengakui kerja istrinya yang sangat cepat. banyak pula tawaran tawaran dari berbagai perusahaan datang ke perusahaan nya, tentu saja Zhi han harus pandai dalam memilih. riri pun yang berada di seberang ruangan kerja Zhi han mendapatkan laporan yang sama namun karena ini menyangkut perusahaan yang di pegang nona xiou ia menyerahkan semuanya pada bawahannya tersebut.

"ingat nona xiou, kau tak boleh gegabah dalam menerima sembarang perusahaan, walau tawarannya tinggi bukan bearti kita akan selalu diuntungkan" pesan riri pada nona xiou yang berada di seberang sana.

" aku akan terus mengawasi mereka kau fokuslah pada perusahaan itu, hingga waktunya tiba" ucap riri yang sekarang memandangi kaca jendela di siang hari.

riri pun beranjak pergi kemudian, meninggalkan perusahaan mengurus pekerjaannya yang lain. Zhi han yang menatap kepergian istrinya di seberang ruangan menghembuskan nafas dengan kesal. ia bingung apa sebenarnya yang terjadi dengan istrinya, sifatnya aneh dan sedikit berubah. semenjak kejadian itu, istrinya jadi pendiam di rumah bahkan sering begadang di ruangan pribadinya yang tersembunyi dari Zhi han. Zhi han tak pernah mengetahui apa saja isi ruangan itu, walau ia sangat penasaran, ia tak ingin mengusik hal pribadi istrinya.

"Tuan...ini berkas yang anda minta" ucap pengawal Kwang mengusik lamunan Zhi han.

" apa berkas yang aku minta sudah ada" ucap Zhi han.

" bukankah sudah saya serahkan kemarin tuan" ucap pengawal kwang sambil menunjuk sebuah dokumen yang sudah ia serahkan beberapa hari yang lewat.

" oughh...sorry..sorry saya lupa" ucap Zhi han.

"tuan.. saya perhatikan beberapa hari ini anda tak fokus pada pekerjaan, apa tuan sakit? atau memikirkan nyonya dengan jadwalnya yang sangat padat" ucap pengawas Kwang.

"mmmm...seperti itulah". ucap Zhi han sambil mengambil dokumen yang di serahkan pengawal Kwang beberapa hari yang lalu.

" saya dengar dari karyawan, nyonya kalau sedang marah memang seperti itu, segala kemarahannya akan ia fokuskan pada pekerjaan, terlebih saya dengar karyawan khusus tak sempat di beri istirahat dalam seminggu ini" ucap pengawas Kwang sambil setengah berbisik.

" benarkah.." ucap Zhi han yang baru menyadari perihal itu. pantas saja setiap weekend riri tak terlihat di apartemen. bahkan setiap pagi ia sudah pergi duluan mengantar satria, mampir sebentar ke perusahaan dan pergi lagi. membuat Zhi han tak habis fikir.

"kau cari tau kemana istriku sekarang" ucap nya memerintah pengawas Kwang.

pengawal Kwang mengerti dan meninggalkan ruangan.

riri bersama tim khususnya yang berada di sebuah pedesaan sedang asyik memperhatikan cara wanita wanita desa menyulam, perusahaan kecil yang ia bangun ditengah desa berangsur angsur ramai. bu lurah sangat senang sekali dampak positif yang dirasakan warga sekitar sangat kentara. perekonomian keluarga pun berangsur terbantu.

"nengkene nduk" ucap seorang ibu ibu paruh baya pada riri.

"njeh bu" balas riri menghampiri wanita tersebut.

"terimakasih yo nduk, berkat sampean kami terbantu, makasih banyak mudahan sampean banyak rejekinya" ucap wanita tersebut sambil memegang tangan lembut riri.

"sama sama bu, sayalah yang berterimakasih pada ibu ibu disini mau membantu perusahaan kami" balas riri sambil tersenyum.

tak lama kemudian, suara deru kendaraan butut menghampiri riri dan beberapa orang karyawannya. telak saja ibu ibu tersebut berlari panik ketakutan membuat riri bingung siapa mereka.

salah satu orang dengan wajah sangar berkulit hitam menghampiri salah seorang karyawan riri dan menarik kerahnya.

"ngendi boss sampeyan, sopo.." ucapnya kasar sambil melayangkan tamparan ke wajah karyawan riri.

" saya..opo toh mas " ucap riri menghampiri.

" sampeyan tohh...cah ayu tenan..ngendi dhuwetku, dhuwet pajak " ucapnya yang di bantu beberapa orang temannya mendekati riri.

" pajak... pajak apaan mas.." ucap karyawan riri yang lain yang menghampiri riri dan berjaga jaga.

"sampeyan piye toh, bangun kantor nengdi kok ora iso bayar" ucap kawanan lelaki itu lagi sambil melayangkan tamparannya kepada karyawan riri, namun tangannya tak semat mengenai karena terhalang tangan riri.

"wes toh mas..jangan main kasar,nda baek" ucap riri.

"opo..kasar.. kami gak akan kasar klo sampeyan bayar.." ucapnya setengah mengancam dan mengeluarkan sebilah pisau.

alhasil para karyawan kaget karena pisau itu mengarah pada riri bos mereka.

salah satu karyawan riri mengambil handphonenya meminta bantuan pada pengawal ali dan pengawal john , karena dua pengawal itu masih di perusahaan yang dekat dengan lokasi mereka.

percakapan percakapan kasar terlontar dari mulut para lelaki kampung tersebut. hingga perkelahian tak terelakkan lagi.

riri yang memang sempat belajar muay thai bela diri pun memasang aksinya, tinjuan dan tendangan ia arahkan pada para lelaki yang mengancam mereka barusan. hingga sebuah pukulan keras mengenai pinggangnya saat ia lengah. tak berapa lama dua pengawal ali dan john yang di bantu para pengawal lainnya turut serta dalam perkelahian. tentu karena tak seimbang para lelaki kasar tersebut mundur.

riri yang tersungkur di sisi pohon menarik nafas dalam. pengawal john yang melihatnya secepatnya meraih dan mengangkat tubuh riri yang lemah akibat pukulan tadi. pengawal ali menelpon ambulan tapi i cegah riri. "obati saja mereka" ucap riri yang mengarah pada karyawan yang terluka ringan.

"tapi nona.." ucap pengawal john

" saya tak apa apa kok, ucap riri yang di dudukkan ditempat duduk kayu.

"kalian semua tak apa apakan" ucap riri memastikan.

"kami tak apa apa nona, nona bagaimana" ucap salah satu karyawannya.

"saya tak apa apa, ayo kita kembali ke perusahaan" ucap riri lagi sambil mengelus pinggangnya meninggalkan perkampungan itu.

di mobil pengawal john dan pengawal Ali terus memperhatikan nona majikannya lewat kaca mobil. riri yang berusaha duduk tenang sedikit gelisah menahan sakitnya. ia tak mau membuat para pengawal panik. ia berusaha memejamkan matanya menahan sakit tersebut. kejadian ini tak boleh diketahui Zhi han. ia tak mau Zhi han marah dan menyalahkan para pengawal yang turut membantu tadi. kejadian hari ini benar benar membawa resiko tak menguntungkan bagi riri dan karyawannya. fikiran rir akan membereskan kejadian barusan agar usahanya tetap berjalan lancar di desa itu.