sebuah mobil hitam metalic melaju meninggalkan kota bandung menjelang subuh. dengan wajah pucat ditemani seorang anak kecil di pelukannya. riri meninggalkan Zhi han yang telah tertidur pulas setelah menjaganya malam tadi. di temani dengan pengawal john dan bu Sundari untuk kembali ke apartemennya.
diperjalanan ia memandangi kabut pagi yang mulai menyibak tirai alam, dengan semburan cahaya sang mentari. ia membuka kaca jendela mobil, dan menghirup wangi pagi di perjalanan kota yang masih sepi tanpa asap. ia mendalami setiap kejadian kejadian yang telah lewat. membingkai sebuah rangkuman kehidupan yang ia tata hingga sekarang. fikirannya jauh melayang dengan kasus kasus kehidupannya. ia merasakan dalam beberapa bulan terakhir ini, ia seperti tak mendapati dirinya yang sesungguhnya lagi. ia benar benar merasakan ketenangan itu mulai menjauh. wajahnya yang manis terlindung cahaya mentari yang memasuki kaca jendela, sambil ia belai lembut rambut putranya. sementara pengawal john hanya melihat dari kaca mobil nya dengan apa yang di rasakan nona majikannya. raut wajah yang tenang itu seperti ingin kembali menunjukkan sebuah jati diri. raut wajah yang sama pertama kali saat john membuka matanya di awal kehidupannya yang baru. bagi pengawal john, ia sangat menyayangi nonanya. walau ia tau itu takkan mungkin bisa terjadi. ia hanya seorang bawahan. namun kekagumannya tak bisa ia hentikan.
*****
Uncle lee dan papi riri yang terbangun kesiangan baru saja dapat laporan, bahwa riri kembali bekerja pagi ini di perusahaan. membuat mereka berlari ke sebelah kamar dan mendapati Zhi han yang sedang tertidur tanpa riri di sampingnya.
" Ten trom...banguun...#pencuri..bangun" ucap ayah riri sambil melayangkan guling ke arah Zhi han dengan wajah yang nampak kesal pada menantunya.
Zhi han yang mendapat tumpukan guling segera terbangun.
"ada apa piii..." ucap Zhi han dengan suara serak dan wajah sayu. papi riri pun merubah raut wajah kesalnya dengan rasa iba pada menantunya.
" apa kamu sakiit..." ucapnya.
Zhi han menggelengkan kepalanya.
"apa kau tak tau istrimu kemana" ucap papi riri lagi.
"dia di samping ku pii.." ucap Zhi han yang menunjuk sebuah guling di sampingnya.
" dasar pencuriii...lihat itu istrimu apa bukan " ucap ayah riri dengan nada kesal.
Zhi han menoleh dan memperhatikan dengan seksama. kalau yang ia peluk barusan adalah guling, ia segera bangun dan memeriksa seluruh isi kamar. tak ia temukan riri istrinya, ia pun ke sebelah menuju kamar putranya, mereka pun tak ada.
dengan wajah panik ia pergi mondar mandir bahkan meraih handphonenya menelpon pengawal Kwang.
" tuan..nyonya telah kembali ke perusahaan ia pergi subuh tadi " ucap pengawal Kwang.
" kenapa kau tak meneleponku" ucap Zhi han setengah marah.
" sudah..tapi tak di angkat" ucap pengawal Kwang sambil menutup handphonenya dengan cueknya.
dalam hatinya ia menggumam sendiri " dasar bapak panda merana, marah marah az bisanya" gumamnya sambil tersenyum.
Zhi han pun memandang uncle lee yang mengedipkan kedua matanya menandakan segeralah berkemas.
papi riri pergi begitu saja bersama para pengawalnya, sedang uncle lee membereskan kamar dan memberikan kunci pada pemilik villa.
ia pergi satu mobil bersama keponakannya.
"apa saja yang kau lakukan kemarin,sehabis menelpon istriku' ucap uncle lee di dalam mobil.
" aku di kamar paman, mandi dan membereskan beberapa berkas pekerjaanku." ucapnya setengah bersalah.
" kau harus meningkatkan kewaspadaanmu, apa kau tau istrimu bisa kapan saja dalam bahaya, aku masih belum menemukan pelakunya, namun satu hal sepertinya pelakunya sama dengan kejadian lima tahun yang lalu." jelas uncle lee
" lima tahun yang lalu...maksudnya paman?!" ucap Zhi han yang tak mengerti dengan kata kata paman nya.
"yaaa ... apa kau tak mengikuti perkembangan kehidupan wanita mu setelah ia menikah dulu." ucap paman nya sambil terheran heran memandangi keponakannya yang tak tau menahu tentang riri.
" setelah aq dengar ia menikahi pacarnya, aku hanya fokus pada perusahaan paman, mencoba belajar lupa bahwa aku sedang jatuh cinta waktu itu." ucap Zhi han.
" kau benar benar tak tau, istrimu pernah dalam bahaya lima tahun yang lalu sewaktu mengandung satria, ia tercebur ke sebuah danau, dan ia di dorong oleh seseorang, waktu itu..mantan suaminya memergoki seseorang yang mendorong nona riri, hingga ia tak sempat mengejar pelakunya. nona riri sempat mengalami trauma, ia sempat tak sadarkan diri di rumah sakit, itu sangat berat kami lalui, berhubung ia sedang mengandung, begitupun trauma terus membayanginya waktu itu, jangan jangan kau tak tau juga ia tak bisa berenang" ucap uncle lee melirik Zhi han.
Zhi han menggelengkan kepalanya dan sebuah Buku mendarat di kepalanya.
"aaauuu..sakit paman.." ucap Zhi han yang tak bisa menghindari pukulan tersebut.
"kau mencintainya selama bertahun tahun, tapi kau tak tau apa saja yang ia alami, bagaimana kau bisa meraih simpatinya kalau seperti itu...payaahh" ucap uncle lee menggelengkan kepalanya.
Zhi han jadi mengerti, kenapa waktu pertama kali ia mengajak berkenalan, di dalam kolam..itu bukan kolam orang dewasa, melainkan kolam anak anak. ternyata istrinya takut kedalaman air.ia pun mengerti kenapa malam tadi istrinya menggigil dengan rintihan air mata semalaman, ia pasti ketakutan. kepalan tangan Zhi han memukul kursi duduknya pelan. ia masih tak terima atas kejadian yang menimpa istrinya semalam.
di raihnya handphonenya dengan massenge kepada pengawal kwang untuk meningkatkan keamanan dan pengawalan kepada istrinya dan satria agar di jaga ketat tanpa sepengetahuan istrinya. ia ingin dijalankan secara rahasia saja. pengawal kwangpun mengerti hal ini. ia pun meneruskan isi massenge kepada pengawal yang lain.
riri yang kembali menyibukkan dirinya dengan wajah yang pucat memperhatikan sebuah dokumen yang di kirim james padanya. ia masih tak mengerti kenapa james sangat keras kepala untuk membangun kembali perusahaan majalah di shanghai. apa sebenarnya rencana james..
"Sweetyyy...." sebuah wajah yang familiar menyapa riri di dalam ruangan.
"masuk" ucap riri cuek pada suaminya.
Zhi han masuk dan menyerahkan sekotak cemilan dan teh hangat untuk istrinya.
" yaa... kenapa harus bekerja saat sakit seperti ini" ucapnya santai sambil memasangkan alat pengukur suhu tubuh ke mulut istrinya.
riri hanya menurut dan diam seribu bahasa. merasa sikap istrinya nampak aneh Zhi han mengambil alat pengukur suhu tubuh dan melihatnya.
"38,01*"...wajahnya cemas melihat hasil ukuran tersebut.
"kita kerumah sakit..oke" ucap Zhi han lagi.
riri menghentikan kegiatannya. ia menoleh pada suaminya dan meraih alat pengukur suhu tubuh dan membuangnya begitu saja ke bak sampah. ia pun mengambil minuman yang di berikan Zhi han dan menghabiskannya.
"yaaa... pelan pelan itu masih agak panas.." ucap Zhi han mendekati istrinya.
sekali lagi riri menoleh dan pergi keluar ruangan meninggalkan Zhi han yang sedari tadi di diam kan nya. riri mengerti suaminya cemas akan kesehatannya, tapi baginya Zhi han sangat mencurigakan. banyak hal aneh yang secara kebetulan terjadi Pada perusahaan, seperti ada bala bantuan yang datang secara tiba tiba setiap kali ia diterpa masalah dalam pekerjaannya.
siapa Zhi han sebenarnya, kata kata itu melintas di benaknya, ia memang seorang CEO besar, perusahaannya terkenal luas, namun seperti ada misteri yang Zhi han sembunyikan. riri sangat penasaran.
Zhi han merasa aneh dengan perlakuan istrinya barusan. kenapa ia sangat acuh, tak seperti biasanya. bahkan Zhi han yang memasuki perusahaan tadi mendengar sekelentingan kata kata karyawan yang mengatakan bahwa riri akan memadatkan jadwalnya di perusahaan. bukankah bearti waktu kebersamaanya akan berkurang. Zhi han jadi mengingat perkataan pamannya pagi tadi, sepertinya ia harus mendalami kisah hidup riri terdahulu. walau Zhi han tak ingin tau. karena baginya masa lalu istrinya hanya pengalaman dan pelajaran hidup saja. memang terkadang perlu menoleh masa lalu, sebagai proses kekuatan untuk pendewasaan diri, namun masa depan dari sekaranglah yang penting bagi Zhi han bersamanya.
Zhi han menghela nafas panjang.. di kursi goyangnya, memainkan jari jarinya dan berfikir mulai dari mana ia harus tau masa lalu istrinya. mencari tau apa yang di sukai dan tak di sukai istrinya.
" riri..riri... Meyri Prisia Truc " benar benar membuat Zhi han gila. gila akan cintanya pada wanita pujaan nya ini. dan takut kehilangan sedikitpun. membuat Zhi han kesulitan bernafas setiap menyebut nama istrinya.