MKC 55
...
Depan rumah masih separuh tertutup embun pagi. Sepi dan hening.
Biasanya, kakek dan nenek sudah pergi ke kebun belakang untuk olahraga pagi atau apa pun itu. Sedangkan Anggoro, masih terbuai oleh mimpi.
Gue sedang menyapu halaman depan ketika melihat sosok ayah dan ibu berjalan mendekat. Ayah dengan ransel besar dan mata setengah panda kurang tidur terus berjalan dengan tegap. Lalu, ibu berjalan cepat di samping ayah dengan sesekali menarik ujung kemeja ayah.
Dari tempat gue, bisa terlihat jika ada perdebatan kecil antara ayah dan ibu. Namun, gue tidak mau ikut campur karena memang itu bukan ranah yang bisa gue campuri.
"Anggi, kemarin sampai rumah jam berapa?" tanya ibu lembut.
Meraih tangan ibu dan mencium tangannya. Lalu bergantian dengan tangan ayah. Gue diam sejenak untuk berpikir. Otak gue sejak semalam sedang malas mikir jadi terkadang tidak ada isinya disaat yang dibutuhkan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com