MKC 48
...
"Iya lah. Kalo lo masih menganggap lo itu cowok." seru Ana.
"Kalo ditolak ato dia kabur gimana?"
"Resiko. Jangan jadi cemen gegara suatu yang belum pasti!"
"Sekarang?"
"Lo itu sebenarnya bego ato pura-pura bego sih? Dulu waktu nembak Karen gimana?"
"Dia yang nembak gue duluan."
"Pantes aja lo kayak gini. Enggak punya semangat daya juang." cebik Ana lalu menarik gue dan Stefie pergi meninggalkan Jono yang terbegong.
Ada beberapa detik gue yakin Jono menatap gue lekat penuh sendu. Apa dia ingin minta tolong ke gue tapi nggak berani karena ada Ana?
"Ann, lo yakin soal Jono?" desis Stefie menjejeri Ana yang melihat lurus ke depan.
"Lo punya mata dan hati nurani kan? Jangan jadi bebal kayak yang satu ini." Ana balas mendesis sambil terus memegangi tangan gue tanpa niat melepasnya.
"Dia sih dari orok udah begitu kayaknya. Mungkin sama perasaannya sendiri juga nggak tau." sungut Stefie melirik kearah gue.
"Salah apa kali ini gue?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com