MKC 187
...
Kepala gue tiba-tiba pusing melihat ibu dan anak yang paling kecil terus menangis di depan gue. Sedangkan anak paling tua tertunduk bingung melihat ibu dan adiknya menangis tanpa suara. Sungguh adegan yang termehek-mehek.
Sebagian di dalam hati gue seperti tersayat berlapis-lapis. Gue membayangkan kalau ibu itu adalah ibu gue dan anak yang paling besar adalah gue. Meminta dan memohon ampun untuk ayah yang masuk penjara karena membuat kaki anak orang retak yang hampir patah.
Kalau saja kaki gue bisa diajak jalan, sudah gue tenangkan si ibu dan memberi permen ke anak kecilnya supaya diam. Karena gue enggak suka dan sedih sendiri saat melihat orang yang menangis di depan orang lain. Hidup gue memang susah sejak awal tapi gue paling enggak bisa melihat orang lain susah.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com