MKC 154
...
Umi Sarah menyapa gue yang sedang begong menatap ponsel. Niat awal sih memang mau baca novel online tapi ternyata ada benda kecil yang memasuki mata gue sehingga gue memutuskan untuk tidak jadi.
"Assalamu'alaikum Umi." balas gue sedikit gugup.
"Wa'alaikum salam. Anggi bareng siapa disini?" suara lembut Umi Sarah cukup membuat gue jauh lebih rileks.
Siapa pun anak yang memiliki ibu seperti Umi Sarah pasti sangat bahagia. Selain orangnya sabar, pinter ngisi pengajian, suka membimbing anak muda seperti gue yang labil serta cocok untuk dijadikan tempat curhat.
"Iya, Umi. Tadi bareng sama Mami Anna dari poli mata. Kemarin kena saos dan perih kalau terus membuka matanya." balas gue gugup, binggung mau ngomong apa lagi.
"Waduh, kasihan banget. Tapi sekarang sudah baikan? Bagaimana tadi kata dokter?" sepertinya Umi Sarah tidak akan berhenti dibertanya.
"Sudah baikan kok, Umi. Ini tinggal minta resep dan istirahat yang cukup." gue tidak bisa lagi melanjutkan kalimat.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com