webnovel

Making Love with My Sister: bercinta dengan adik angkat ku

Kisah cinta jaksa Lee Hyukjae dan adik bungsunya Lee Nara, yang tentu saja mustahil untuk bisa bersatu. Sejak dia kecil obsesi jaksa Lee adalah adiknya, dia sulit untuk jatuh cinta pada wanita lain karena sudah mencintai adik angkat nya. Eunhyuk tak pernah menyangka jika kebahagiaan nya rumah tangga nya bersama Nara akan terenggut begitu cepat, dia dan Nara tengah menantikan anak kedua mereka namun sebuah musibah besar membuat impian mereka kandas, calon bayi mereka di rahim Nara yang baru berumur 5 bulan meninggal karena kejadian tragis itu, sejak saat itu setahun sudah berlalu dan Jisung putra sulung mereka hampir berumur tujuh tahun dokter masih melarang Nara hamil kembali. Rumah tangga mereka tengah di uji dengan banyak cobaan, Nara yang sibuk dengan butik nya, Eunhyuk yang sibuk dengan tumpukan kasus di kejaksaan dan hadirnya pihak ketiga juga yang terobsesi dengan jaksa Lee, bahkan membuat nyawa Nara dalam bahaya, obsesi wanita itu menakutkan karena dia juga dalang yang membuat Nara keguguran setahun lalu. Siapa wanita itu? Benarkah dia adalah masa lalu Eunhyuk? Bahkan Eunhyuk sendiri tak pernah akrab dengan penggemar rahasia nya ini. Eunhyuk harus menceraikan istri nya jika dia tak mau kehilangan Nara.

Verradyta_Hyuk · Filmes
Classificações insuficientes
44 Chs

Another Rival (17)

Happy reading.

Jung Jina melempar coat dan tas wanita nya di sofa ruang tamu apartemen Eunhyuk, rambut hitam panjangnya masih setengah basah dan sepatu boat heels nya masih belum dia pakai.

Bau harum mentega dan telur yang tengah di goreng memenuhi penciuman nya. Berasal dari arah dapur, dan pria tampan pemilik nama Lee Hyukjae itu tengah di dapur berdiri di depan pantry dengan kaos hitam, celana jeans biru, dan celemek abu abu, sungguh seksi.

"Aku tak menyangka bau masakan mu bisa seharum ini Jaksa Lee, Pasti enak?"

Eunhyuk hanya menoleh sebentar, dia melihat jam dinding dan menunjuk sarapan yang telah dia masak tadi, omelet dan roti isi daging ayam tertata manis di meja makan pantry.

"Makanlah sarapan mu, setelah itu segera pergi dari apartemenku!"

"Buru buru sekali mengusirku sih? Aku baru mandi dan rambutku bahkan masih basah"

Mata Eunhyuk memicing galak saat wanita itu mendekat, dan berusaha menggapai tubuh tinggi nya.

"Apa kamu tuli letnan Jung? Aku masih berbaik hati memasakkan sarapan pagimu, jangan bawel"

"Terima kasih jaksa ku sayang"

"Cih tutup mulutmu!"

Wanita cantik itu terkekeh geli mengabaikan umpatan Eunhyuk, lalu mencomot omelet yang masih hangat dengan garpu dan menikmatinya.

"Jaksa yang mahir menembak, menakutkan di pengadilan dan di takuti penjahat, ternyata juga pandai memasak, wanita yang akan memiliki mu sungguh beruntung ya"

"Habiskan makanan mu cepat! jangan mengoceh terus"

Eunhyuk membuka kulkas, mengambil susu cair, menghangatkan sebentar, dan menuangkan di gelas lalu menyodorkan pada wanita itu.

"Apa tidak ada more time? Mungkin satu ronde lagi hehehe"

"Tidak!! Cepat pergilah  setelah sarapan mu habis"

"Huft kau galak sekali, padahal bercinta di dapur juga tak buruk"

Jung Jina mengusap dada bidang itu lembut, mengigit bibirnya menggoda dan begitu ingin mencium bibir seksi Eunhyuk yang merah alami dan menggoda nya.

"Lepaskan, atau aku akan melemparmu keluar dari sini Jung Jina!"

"Cih baiklah! Aku akan segera pergi"

Tangan nya yang hendak menggoda bagian selatan milik pria itu, buru buru di tepis Eunhyuk dengan galak.

Sikap galak dan dingin Lee Hyukjae sudah kembali.

"Aku pergi dulu, terima kasih sarapan nya, ah hampir lupa sampai jumpa di kantor nanti dan aku harap kita bisa mengulang yang semalam, di lain waktu hehe"

Wajah Eunhyuk mendengus, menggeleng dengan kesal dan acuh saja melahap omelet telurnya.

"Jaksa Lee!"

"Aish apalagi? Kamu bilang akan pergi kan?!"

"Hehehe kiss bye sayang"

"Cih dasar wanita gila?"

Dia menggeleng malas dan meneguk susu hangat nya, membaca ulang message yang di kirim ibunya semalam jika Nara masih menginap di rumah besar keluarga Lee, meskipun Eunhyuk takut pengacara itu berbuat macam macam pada Nara.

Pip...pip...

Cklek....

Pintu depan terbuka setelah pasword apartemen itu di masukkan seseorang dari luar.

"Oppa kau di mana---!! Kyaa...siapa kau? Nara yang baru masuk di pintu depan berteriak keras kaget, bahkan si wanita yang hendak keluar di pintu itu, juga mendelik kaget.

"Hya....!! Siapa kau?! Kenapa bisa ada di apartemen oppaku!?"

Jung Jina memutar kesal bola matanya dan Eunhyuk yang panik saat mendengar suara keras Nara berteriak, langsung lari ke depan dan mendelik, saat melihat dua wanita beda umur itu saling berhadapan dengan tatapan menusuk.

"Nara-ya----"

Mampus kamu Lee Hyukjae? Sepagi ini kenapa Nara bisa ke sini, malah bertemu Jung Jina? Sial!

Dia bahkan mengigit resah garpu yang masih di bawa nya menunggu reaksi dua wanita itu.

"Minggir saya mau pergi!"

"Hya?! kamu belum bilang? Kenapa sepagi ini diapartemen Eunhyuk oppa?!"

"Cih tanyakan saja pada pada yang bersangkutan, dasar bocah ingusan minggirlah jangan menghalangi pintu!"

"Nara-ya kenapa kau ke sini?"

"Oppa dia--- siapa wanita ini?"

"Aku malas menjelaskan padanya, jaksa Lee sayang sampai ketemu di kantor nanti siang"

Wanita itu berbalik keluar di pintu depan, dan menutup dengan keras daun pintu itu.

"Percuma saja aku ke sini, ternyata kau baik baik saja, bahkan sedang bersama wanita cantik"

"Yak.... Nay Tunggu itu-- argh dia itu Letna Jung dan hanya rekan kerja ku di kantor!"

Eunhyuk yang kalang kabut langsung menghalangi pintu, dia tak mau Nara ikut pergi membanting benda itu juga.

"Rekan kerja?? Sepagi ini ke sini? Dan rambutnya juga masih basah?"

"Eoh---"

Eunhyuk membeo dengan wajah cemas, dia mengusap wajah nya dan mendekati gadis cantik itu.

"Ngh dia datang ke sini tadi dan memberikan berkas penting untuk penyidikan nanti sore, ngh jadi begitu"

"Apa dia juga mandi di sini tadi?"

"Ngh iya....---- ehh... tidak, tidak kok!!"

Eunhyuk menggeleng panik dengan wajah memerah, dan mendekati Nara yang bersiap mengamuk.

"Sayang ayolah jangan marah, dia sungguh hanya kesini mengantar berkas, dan kenapa kamu yang marah euh? Harusnya aku yang kesal, kau mau saja pergi bersama pengacara sialan itu"

"Dia setidaknya lebih baik darimu, bukan lelaki pembohong"

"Yak apa katamu?! Jangan membandingkan aku dengan pengacara sialan itu!"

"Lalu?? Mau apa wanita itu mandi di sini tadi? Apa dia bersama mu kan sejak kemarin, Dia menginap di sini kan?!"

"Ti....tidak kok---"

Aduh, kini Eunhyuk jadi bingung dan kehabisan alasan, biasanya gadis itu yang sulit membohongi nya, sekarang dia yang terciduk, karena Nara mulai mendesak nya dengan emosi.

"Aigoo Nay, ini bukan seperti pikiran mu, aku tidak-----"

"Kemarin aku tak menolak tawaran Park Jungsoo untuk mengganti margaku menjadi Park, aku mau mengakui dia ayahku agar aku tak menjadi adikmu lagi, aku pikir jika tak menjadi adikmu aku jadi pantas bersamamu, aku pikir jika margaku Park status kita bisa berubah, ternyata sia sia saja semua pengorbanan ku, oppa jahat, kamu jahat!!"

"MWO??"

Eunhyuk tersentak kaget, dia mematung diam saat Nara memukuli dengan tangis kesal dada bidangnya, dengan lembut pria itu menarik Nara dalam dekapan nya.

"Maafkan aku, maafkan oppa, yang sama sekali tak mengerti dirimu sayang"

Eunhyuk memeluk erat tubuh mungil itu, meski Nara meronta dengan keras dan sesenggukan.

"Lepaskan aku Lee Hyukjae!! Aku membencimu!"

"Shireo, tapi aku mencintaimu"

"Aku tak sudi di cintai laki laki playboy buaya darat!! Lepaskan hiks aku mau pergi! Biar kan aku pergi dari hidupmu saja hiks hiks~~"

Suara teriakan Nara melemah, hanya tersisa isakkan dari bibir gadis itu, dan Eunhyuk belum mau melepaskan pelukan nya.

"Tolong maafkan aku, hiks jika kau benar benar pergi aku akan hancur sayang"

"Apa peduliku? Kau laki-laki brengsek"

Nara mengigit bibirnya, wajah nya yang basah air mata di ciumi lembut oleh bibir Eunhyuk.

"Aku selalu tak waras jika itu menyangkut kau, aku selalu emosi jika melihatmu bersama makhluk pria manapun, kenapa kau belum memahamiku eum?"

Bola mata karamel Nara menatap wajah tampan yang masih menatap nya lembut juga.

"Kau ingat kan? Berapa banyak mahkluk pria yang tertarik padamu dan selalu ku musuhi, meski mereka hanya di dekatmu, emosiku meluap seperti ingin memakan orang itu" Nara manggut manggut, dia sedikit lupa jika kakaknya ini memang posesif keterlaluan, dan pencemburu berat.

"Maafkan aku oppa, seharusnya aku menjelaskan padamu kenapa malam itu aku mau menuruti Lee Donghae pergi bersama dengan nya"

Eunhyuk mencium dahi gadis itu, mengecup lembut penuh cinta, bukan nafsu.

"Nde sekarang jelaskan semua padaku agar kita tak salah paham lagi, dia tak melakukan apapun padamu kan?"

"Annio, hanya saja dia mengatakan aku cantik"

"Eh, apa...-"

Eunhyuk membeo kaget dan dengan jahil Nara tersenyum, dengan kedua lengan nya mengalung di leher Eunhyuk.

"Dia juga bilang aku seksi hehehe mendekati tipe ideal nya"

"Yak Lee Nara jangan memanasiku!!"

"Margaku itu Park, apa kamu lupa?"

"Nde, dan secepatnya aku akan membuat margamu Lee lagi dan membawa kamu kedepan altar"

Gadis itu tersenyum malu, memainkan kaos hitam pria nya, dan Eunhyuk hendak menyerang bibirnya, namun Nara segera berpaling hingga pria itu mendesah frustasi.

"Nay jebal argh---"

"Aku tak sudi kau cium jaksa Lee, bersihkan bibirmu dulu dari bekas wanita itu, ugh dasar mesum sialan"

"Aish bibirku tak kotor Nay, apa kamu ingin membuatku emosi lagi?" Nara terkekeh, adik kecilnya rupanya telah berani menjawab, dan pandai membantah nya sekarang.

"Aku akan menjelaskan dan menceritakan semua nya setelah kau menghapus jejak bibir wanita itu di sini"

"Mwo?"

Nara mengusap bibir seksi Eunhyuk yang tengah menggeram frustasi karena jari jari lentik itu, astaga hanya usapan jari jari gadis itu, dan dia telah ON. Oh Lee Nara sialan! Kenapa isi kepalanya hanya terisi Lee Nara

Bercinta dengan Jung Jina kemarin pun Eunhyuk juga malah membayangkan Nara, dasar Eunhyuk pabo.

****

--------

FLASHBACK ON....---

"Kau yakin informasi dari intel kepolisian itu valid?"

"Nde jaksa Cho, dia memang tinggal di gedung apartemen ini"

"Wow, ini apartemen mahal, dia bahkan lebih kaya daripada perkiraan ku"

Kyuhyun menggeleng kagum, saat ini dia bersama Park Chanyeol dan Oh Sehun membawa surat panggilan kepolisian pada Park Leeteuk sebagai saksi pembunuhan Han MinJun

Ting nong ...

Pada bel kedelapan, belum ada siapapun yang muncul di balik pintu dan kyuhyun jadi kesal juga.

"Uh di mana penghuni nya sih? Kenapa membawa saksi penting sesulit ini?"

Jaksa muda tampan itu menggerutu, dan Park Chanyeol tiba tiba berteriak, menunjuk seseorang dengan jas abu abu rapi hendak ke pintu unit apartemen itu, dan terkejut juga.

"Itu dia Park Leeteuk!"

Melihat ada lima pria yang beberapa nya berseragam polisi, membuat pria berjas abu abu tadi terkejut, panik berbalik arah dan mengambil langkah seribu, kabur.

"Yak kenapa dia malah lari!?''

"Tuan Park jangan kabur!! Kami dari kepolisian!"

Mereka terpaksa mengejar pria itu yang langsung masuk ke lift yang langsung di tutup.

"Oh shit! Chan, kita kejar ke tangga darurat palli!!"

Kyuhyun berseru kesal, dia berlari bersama polisi intel bernama Park Chanyeol, menuruni cepat tangga darurat, dan Oh Sehun masih berusaha melihat di mana lift itu turun.

"Jaksa Cho dia turun ke parkiran basement!"

"Oh shit, kenapa dia malah kabur, begitu melihat kita?!"

Kyuhyun bicara dengan polisi itu lewat headshet di telinga yang di setel sebagai komunikasi jamak, dia berlari dengan emosi saat lewat di tangga.

Saat mereka berdua sampai di parkiran basement, dia melihat pria bernama Park Leeteuk itu berlari cepat.

"Chan kau di sebelah kiri saja!! palli kejar!!"

"Park Leeteuk jangan kabur!! Kami petugas hukum!!"

Dor....

"Brengsek!!"

Chanyeol terkejut karena tiba tiba ada letusan peluru di tembakkan ke arah nya, untung saja dia gesit dan sempat sembunyi di tembok.

"Semuanya situasi siaga, target berbahaya dan membawa pistol!"

"Mwo? Kalian tunggu di sana kami akan segera menyusul"

Oh sehun bersama dua polisi berseragam berlari setelah masuk kelift, dan mencari dua rekan nya itu.

"Jaksa Cho kau di mana?"

"Aku di belakang pria itu, kalian lindungi aku, akan ku coba menyerang nya dari belakang"

Para polisi dan satu jaksa itu berkomunikasi memasang strategi.

Dor...

Dor...

Dor...

Adu tembak terdengar ramai di parkiran mobil yang sepi itu, dan oh Sehun telah menghubungi tim High criminal mengabarkan situasi gawat saat ini.

Kyuhyun menarik dasinya lepas, satu satunya cara adalah menyerang dari belakang, jaksa muda itu mengigit dasinya dan mengendap pelan di belakang Park Leeteuk yang tengah beradu tembak, dengan empat rekan nya yang lain.

Grepp....

"Ahkkk ahkk eeggh"

"Mampus kau!! Menyerahlah penjahat!"

Kyuhyun menjerat leher pria itu dengan dasi nya, dan mereka jadi beradu kekuatan bergulingan di lantai, pelurunya telah habis, dan sialnya dia tak membawa peluru cadangan, jadilah pergulatan dua orang itu terjadi makin seru.

Dor....

Sebuah pistol meletuskan peluru nya, dan dua orang itu berguling makin cepat.

"Argggh!!!"

"Jaksa Cho!!"

Tubuh Kyuhyun terguling di lantai, dia megap megap setelah saling bergulat dengan Park Leeteuk, dan jaksa Cho itu membulatkan matanya saat meraba ada darah mengalir di bahunya.

"Shit aku kena tembak, argh appo-----"

"Jaksa Cho Gwenchana??!! Panggilkan tim medis cepat!! jaksa Cho tertembak!!"

Chanyeol yang panik menepuk pipi jaksa muda yang pingsan itu.

"Aigoo sunbae tolong buka matamu, argh sial, kenapa kau nekat begini?!"

Beruntung Park Leeteuk yang akan kabur tadi langsung di borgol oleh Oh Sehun dan tersungkur di tanah.

"Kau di tangkap karena penyerangan terhadap aparat hukum!! Kata kata mu itu simpan lah untuk di pengadilan tuan Park"

Flashback Off--------

****

Brakk...

Gadis muda dengan syal merah, coat hitam dan rambut sebahu itu menutup keras pintu, suara keras benda itu membuat seorang suster mendelik kesal ke arah nya.

"Agasshi bukan kah sudah saya peringatkan, jangan berisik ini rumah sakit"

"Maafkan saya suster"

Dia terpaksa membungkuk meski masih kesal dengan si makhluk yang sebenarnya masih sakit tapi sungguh menyebalkan itu.

"Bagaimana keadaan tuan Cho hari ini?"

Suster tadi masuk memeriksa keadaan Kyuhyun yang tersenyum meski wajahnya masih pucat.

"Aku sudah segar dan pasti akan cepat pulih karena ada tunanganku yang cantik itu hehehe"

"Nde dia tunangan anda? Wah masih muda, kalian serasi"

"Cih, serasi kepalamu!"

Si yeoja yang di maksud mendelik lagi ke arah Kyuhyun dan suster tadi lalu menghentakkan kaki nya.

"Eunhye-ya sayang, apa masih marah pada oppa eum?"

Suster yang mendengar itu ikut tersenyum, setelah memeriksa tensi darah pasien nya, dan membetulkan infus di lengan Kyuhyun dia berpamit keluar.

"Saya permisi dulu, ingat jangan bergerak banyak dulu, luka operasi nya masih basah"

"Nde suster terima kasih"

Lee Eunhye yang di panggil tadi mendekat ke arah Kyuhyun dan berkacak pinggang sangar.

"Cih jangan berpikir aku sudi menikah dengan mu playboy buaya darat!"

"Aigoo, kau kejam sekali menghina tunangan mu sendiri sayang"

"Cih tunangan? dalam mimpi sana"

"Mendekatlah, oppa merindukan mu um"

"Shireo!!"

"Aigoo, Eunhye-ya"

"Cih....suruh saja appaku yang menikah dengan mu Cho Kyuhyun!"