"Pertama ... temui Kak Adam, dia ada di lantai atas kamarnya. Mama gak ada, jadi lakukan apapun seperti biasanya, jangan membuat Kak Adam curiga. Sebab ia begitu mengenal kakak." Kalimat itu melekat jelas di dalam rekam pikiran Davira. Langkahnya terhenti. Sejenak menatap pintu kayu yang sedikit terbuka untuk memberi celah cahaya sekaligus udara luar untuk masuk ke dalam ruang kamar. Ia melirik. Kaki Adam sedang bergoyang mengikuti alunan musik yang keluar dari earphone yang menyumbat telinganya sekarang ini. Perlahan Davira membuka pintu kamar remaja itu. Kini tergambar jelas betapa santainya Adam menghadapi akhir pekan yang membosankan. Hanya dengan diam di dalam kamar sembari mengotak-atik ponsel miliknya. Lagu menemani. Membuat ruang di dalam otak dan telinganya tak sesepi situasi yang sedang dialaminya sekarang ini.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com