Diana meninggalkan sang putri tepat di depan rumah Adam Liandra Kin. Bukan tanpa alasan yang jelas, namun Davira-lah yang memintanya. Kini gadis itu berdiri seorang diri. Selepas membunyikan bel rumah sebagai seorang tamu yang sopan, gadis itu hanya perlu menunggu saat ini. Menunggu seseorang membukakan pintu untuk dirinya dan menyambut baik kedatangannya yang terkesan tiba-tiba.
Davira menelisik penampilannya sendiri. Memang tak ada yang bisa dibanggakan sekarang. Gaun hitam polos yang jatuh tepat di atas betisnya dengan keras berwarna kontras, putih cerah tanpa ada noda yang menghias, sepasang sepatu berwarna senada dengan gaunnya dan tas kecil yang manis menghias pundak gadis itu. Terkesan sangat gelap dan tak berwarna. Tak ada keceriaan yang menghias di atas dirinya saat ini. Suasana berkabung masih melekat di dalam dirinya. Seakan tak ingin lekas mengakhiri kepedihan dan kegusaran di dalam hati, Davira Faranisa datang kemari.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com