"Dia bilang, kalau dia masih cinta sama Dewa, dan dia pengen balikan lagi sama Dewa."
"Lah, enak banget dong. Terus Dewa gimana?"
"Aku gak tahu lagi pembicaraan mereka, karna setelah si Penyihir bilang kalimat itu, aku mutusin buat keluar dari ruangan aku sendiri."
"Mereka berantem di ruangan kamu?"
"Iya, karna awalnya Dewa dateng buat ngobrol-ngobrol sama aku. Ehh, saat Dewa mau keluar, malah tu Penyihir yang tiba-tiba masuk."
"Kamu gak coba hubungin Dewa?"
"Gak diangkat sama sekali sama dia, kayaknya dia kesel banget. Karna abis itu, keduanya keluar entah ke mana."
"Ara gimana?"
"Yang pasti belum tahu, Honey. Cuman aku gak tega kalau sampai Dewa kesihir lagi sama dia, terus nyakitin Ara."
"Kamu masih suka sama Ara?"
"Honey, ini bukan soal perasaan aku, ini soal nasib sahabat kita berdua. Dan aku juga udah gak ada perasaan suka seperti dulu lagi ke dia, jadi tolong! Jangan sangkut pautin semua ini dengan kisah cinta masa lalu aku" ucap Dito dengan tatapan memohon.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com