webnovel
#ROMANCE
#R18
#CEO
#CINTA
#REMAJA
#KELUARGA
#MASALALU
#MIMPI

LOVE OF DREAM

BANYAK FLASHBACK DI AWAL BAB!!! "Ibu, dimana Ayah?" Hanya tiga kata, tetapi mampu membuat pertahanannya runtuh. Sesuatu yang sesak sudah ditahannya sejak lama, tetapi mendengar itu dari mulut putrinya sendiri dengan mudahnya hancur meluruh. Memiliki seorang putri yang tumbuh menjadi sosok gadis yang cantik. Hidup berdua bahagia, meskipun tanpa seseorang yang selalu berada disisi mereka. Namun, rasa bersalah selalu bersarang di dalam hatinya setiap kali anak gadisnya mempertanyakan sosok ayahnya sendiri. Sebagai seorang Ibu, ia merasa bersalah karena tidak bisa menjawabnya. Bahkan putrinya tidak pernah dibiarkan keluar dari Rumah dengan beberapa alasan yang terjadi pada masa lalu. Karena kejadian tersebut, rasa khawatir selalu menghantuinya dan membuatnya ingin selalu terjaga untuk anak gadis kesayangannya sendiri. Putrinya yang perlahan tumbuh menjadi gadis remaja, kini akhirnya Ibunya memutuskan untuk menyekolahkannya kembali selayaknya seperti seusianya yang lain. Tidak ingin membuat anaknya terlalu lama terbelenggu hanya karena dirinya. Akan tetapi sesuatu hal yang tidak pernah ia duga menjadikannya kembali bertemu dengan seseorang yang telah lama meninggalkan mereka. Seakan takdir memaksanya untuk mengingat kepahitan yang terjadi di masa lalu dan disanalah semuanya bermula. Dihadapkan pada sebuah pilihan, melindungi rasa sakit hatinya atau mewujudkan keinginan putrinya? Art by Pinterest

giantystory · Adolescente
Classificações insuficientes
300 Chs
#ROMANCE
#R18
#CEO
#CINTA
#REMAJA
#KELUARGA
#MASALALU
#MIMPI

PUKULAN TERHEBAT SELAIN KEHILANGAN

Hancur sudah harapan John untuk kembali bersama wanita yang begitu dicintainya itu. Disaksikan oleh Dokter Bobby dan Calvin, kini laki-laki itu tengah menangis di samping Mara. Kuatkanlah pria itu untuk tetap bertahan meskipun seseorang yang berarti dalam hidupnya tidak bisa melihatnya.

"Mara, bangun, ini aku Mara!" ujar John dengan tangis yang begitu histeris. Bahkan dirinya sudah tak peduli lagi tentang keadaannya saat ini yang sudah benar-benar hancur, yang dirinya pikirkan saat ini hanyalah Mara dan Via.

Dua perempuan yang begitu berarti untuknya di dalam hidupnya. John menggenggam sebelah tangan Mara dengan erat, bahkan sesekali mengecupnya lembut menyalurkan betapa bersalahnya dirinya telah menyakiti wanita sebaiknya.

Betapa tersiksanya selama beberapa minggu ini telah meninggalkan Mara ketika keadaan wanita itu sedang hancur. Dan ini sudah menjadi kedua kalinya John merasa telah menjadi pria jahat untuk wanita sebaik dia yang saat ini tak sadarkan diri.