webnovel

LOVE OF DREAM

BANYAK FLASHBACK DI AWAL BAB!!! "Ibu, dimana Ayah?" Hanya tiga kata, tetapi mampu membuat pertahanannya runtuh. Sesuatu yang sesak sudah ditahannya sejak lama, tetapi mendengar itu dari mulut putrinya sendiri dengan mudahnya hancur meluruh. Memiliki seorang putri yang tumbuh menjadi sosok gadis yang cantik. Hidup berdua bahagia, meskipun tanpa seseorang yang selalu berada disisi mereka. Namun, rasa bersalah selalu bersarang di dalam hatinya setiap kali anak gadisnya mempertanyakan sosok ayahnya sendiri. Sebagai seorang Ibu, ia merasa bersalah karena tidak bisa menjawabnya. Bahkan putrinya tidak pernah dibiarkan keluar dari Rumah dengan beberapa alasan yang terjadi pada masa lalu. Karena kejadian tersebut, rasa khawatir selalu menghantuinya dan membuatnya ingin selalu terjaga untuk anak gadis kesayangannya sendiri. Putrinya yang perlahan tumbuh menjadi gadis remaja, kini akhirnya Ibunya memutuskan untuk menyekolahkannya kembali selayaknya seperti seusianya yang lain. Tidak ingin membuat anaknya terlalu lama terbelenggu hanya karena dirinya. Akan tetapi sesuatu hal yang tidak pernah ia duga menjadikannya kembali bertemu dengan seseorang yang telah lama meninggalkan mereka. Seakan takdir memaksanya untuk mengingat kepahitan yang terjadi di masa lalu dan disanalah semuanya bermula. Dihadapkan pada sebuah pilihan, melindungi rasa sakit hatinya atau mewujudkan keinginan putrinya? Art by Pinterest

giantystory · Adolescente
Classificações insuficientes
300 Chs

PENGAKUAN SHARON DAN PENYESALAN SAN

Setelah sambungan telepon dimatikan, ia langsung memasuki kamar dan mendapati saudara kembarnya yang saat ini sedang bermain video game seperti biasanya. Melihat itu dirinya hanya menggeleng, lalu memberikan ponselnya tepat dihadapan laki-laki itu.

"Nih," ujar Sharon, "Thank's ya."

San mendengus geli, "Oke, emangnya ada apaan sih sampe minjem handphone gue segala?" ujarnya yang masih fokus menatap layar televisi yang berada didinding itu. "Kenapa gak pake punya lo?"

Ia sudah bisa menduganya bahwa saudaranya akan bertanya seperti itu, akan tetapi dirinya tetap menjawabnya setelah laki-laki itu menghela nafasnya sejenak.

"Handphone gue mati, abis batre," jawab Sharon sekenanya. Ia lalu duduk disamping adiknya itu dengan pandangan yang masih memperhatikan San dengan serius.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com