Liur Tak Berdosa (bag. 4)

Lahirlah suatu biografi yang dibuat oleh suggesti itu sendiri, tentu sudah tak asing kita dengar sapuan tentang seseorang yang memfonis orang lain. Beberapa, tak sesuai dengan apa yang korban lakukan atau tak sesuai dengan maksud dari korban.

Ya, korban adalah ia yang dikecam. Miris bukan? bayangkan sejenak. Waktu kau ingin mengambil gelas untuk meminumnya, gelas itu sudah dirampas lebih dulu oleh orang lain yang alasannya; takut gelas itu tidak higienis. Padahal kuku-kuku sudah terpangkas rapi tanpa noda hitam di dalamnya. Begitulah kenyataan yang terjadi atas penglihatan setengah-setengah.

Terkadang, gusi-gusi dan rahang saling nyeri. Kesan jadi kekecewaan kecil dalam berbuat baik. Namun, dari sekian macamnya seluk beluk perihal tersebut. Aku menjadi pemikir, menginstropeksi, bercermin, bercakap-cakap dengan imajinasi. Benar adanya, tak selamanya, tak selalu, dan tak semua perbuatan baik mendapatkan perlakuan yang baik pula. Disana aku belajar beberapa kesadaran dalam ketulusan, melakukan keputusan dan rentetan lainnya. Tiap-tiap kita pasti mempunyai tingkat emosionalnya masing-masing, jadi aku ingin mengingatkan kepada diriku sendiri dan kalian-kalian yang membaca sejauh ini. Berhati-hatilah atas diri kita sendiri, sesungguhnya pertarungan sejati adalah bertarung melawan jati diri; egoisme, serta emosional.

Aku Nandailham Respati, dari Allaboutme RebornStory,

Tetap Berkarya... Terimakasih, sampai jumpa dalam cerita selanjutnya.

"Liur Tak Berdosa, Allaboutme RebornStory"