shevan telah tiba dirumah, dengan wajah lesuh dan capek dia langsung menuju kamarnya tampa menghiraukan Omelan ny siska.
ny siska tidak paham dengan sikap anak anaknya yang tiba-tiba saja berubah kayak setan. ny Siska sangat khawatir keadaan shyaya yang belom juga ada kabar, dengan wajah cemas mondar-mandir depan pintu anak tertua pulang dari tempat kerja... melihat ny siska bolek balik dia mengerutkan keningnya "kenapa mama cemah" batin stevan.
"ada apa ma" ucapnya sambil melongarkan dasi merah maron walau dah berumur tapi stevan tatap kelihatan ABG tidak kalah jauh dengan adeknya.
"apa kamu jemput shyaya" balasnya dengan cepat.
"bukan kah junior yang jemput tadi sore?"
"tidak, shevan pulang sendiri"ucapannya dengan cemas.
"kamu harus cari shyaya sekarang stev, mama khawatir ada hal hal yang tidak baik."guman ny siska dengan sedih.
"bentar ma aku telpon shyaya dulu"
"handponenya tidak aktif" ucap siska
Stevan mulai panik 'tidak biasanya shyaya belom pulang semalam ini " batin stevan, dengan langkah berat dia menuju parkiran tiba-tiba dihentikan dihentikan seseorang dari belakang.
"bentar lagi juga sampe"
Stevan dengan mantap menoleh arah suara, dengan santai Shevan menuruni anak tangga. yang telah menggunakan pakaian rumahan dan rambut basah membuat shevan makin tanfan.
"apa yang telah kamu lakukan shevannn" guman stevan dengan nada marah.
"kakak" ucap gadis mungil dari arah belakang Stevan.
dengan tatap yang mantap dan belokan yang sempurna Stevan mengarah pada suara dari belakangnya.
"shyaya" ucap ny siska dari belakang Stevan dan merlari kecik memeluk gadis kecilnya itu.
Stevan dan shevan malah diam ditempat, melihat sosok yang amat di kenal, dan telah lama tidak tinggal di Indonesia malah sekarang telah ada di kediaman orangtuanya tapi shevan bukan terkejut dengan kehadiran Alvero karena dibandara dia telah ningol didepannya, bukan sih malah shevan yang nongol di depan wajah tanfan Alvero.
"Alvero kamu disini?" ucap Stevan
"apa kabar tante" ucap Alvero tampa menjawab pertanyaan Stevan.
"baik sayang, gimana kabarmu disana dah lama tak main ke rumah tante" ucap ny siska, dan hanya senyuman yang di beri Alvero, menuju arah Stevan dan memeluknya.
"aku baru pulang" ucap Alvero dengan manja, hanya pada Stevan lah dia berlaku seperti itu, hanya Stevan lah tempat pengaduan Alvero selama masih sekolah di Indonesia.
"kanal shyaya?" tanyaknya lagi.
"baru tadi dibandara" jawabnya dengan menunju ruang keluarga menuju shevan.
"kakak apa kamu mengabaikan ku" ucap shyaya dengan cemberut
"ohk, tidak nona manis" dengan mengusap ramput panjang shyaya dengan lembut. shyaya hanya senyum memeluk Steven.
"kakak nggak mau mempersilakan aku masuk" godanya lagi.
"hahah silahkan nona manis"
tidak terlalu lama Alvero meminta pulang karena telah larut malam dia juga tidak mau mengganggu waktu istirahat shyaya, dengan obrolan asyk mereka shyaya jadi lupa memberi oleh-oleh yang ia siapkan dari Eropa. segera dia berikan kepada ny siska dll karena dia telah siapkan satu persatu kecuali shevan siluman.
shevan hanya melirik hadia" pemberian shyaya walau tak terlalu malah tapi terlihat mewah. setiap orang yang ada dirumah terbagi rata. hanya shevan yang tidak dapat apapun.
"sial, aku nggak dianggap apa dirumah ini" batin shevan dengan kesal.
mencoba menahan amar shevan lalu angkat suara.
"hadiah murahan malah di pamerkan!"gumannya dengan licik.
tidak ada satu pun menghiraukan ocehan shevan, termasuk ny siska, dia semakin kesal tidak tahan dengan sikap cuek shyaya dia malah pergi menuju lantai 2.
"sial gadis setan, awas aja kamu" gumanya dengan marah.
***