"menunggu seseorang"
hari mulai gelap dan menunjukkan pukul 18.00 sore, belom terlihat seseorang menemui shyaya yang tidur didada bidang Alvero. cuaca yang semakin buruk membuat badan shyaya menggigil, tangannya mulai membegu. melihat shyaya tidak nyaman dengan pelukannya, Alvero berlahan menyelimuti shyaya dengan jaketnya. mengurai rambut shyaya yang lembut memandangi wajahnya yang polos, bersih, litik mata pajang, bibir tipis merah muda yang membuat Alvero tersenyum kagum dengannya, berlahan dia mengelus pelan punggung shyaya.
"kamu sungguh cantik gadis mungil" batin Alvero "tapi siapakah kamu, dan dari mana kamu barada, kamu membuatku nyaman dalam situasi ini" batinya lagi.
'wajahmu ibarat gula, manis tapi tidak membuatku diabetes' apa yang terjadi! kenapa aku malah membayangi dia. uhhhhuhh sial gumannya lagi
beberapa menit kemudian shevan tiba di bandara, senyum licik disudut bibirnya membuat hatinya puas kerjain shyaya. segera memarkirkan mobilnya diA masuk dalam ruang tunggu melirik kanan kiri depan belakang atas bawah shevan belom juga melihat batang hidung shyaya. tidak menunggu lama shevan mengambil handpone membuat panggilan ke no shyaya,
📞" tuuuuuut tuuuuuut tuuuuuut"
📞"mohon maaf panggilan anda diluar jangkauan"... segera isi ulang kembali pulsa anda untuk mendapatkan telponan gratis"... terimakasih telah menggunakan layanan kami, sampai jumpa kembali" tut tut tut.
sayangnya pihak Telkomsel yang menjawab, membuat shevan mulai hilang kendali dia mengepal kedua tangannya dengan kuat. "bocah ingusannn" geram shevan.
langkah berat dia menelusuri ruangan, dengan sekejap mata shevan terpana melihat dua orang saling berpelukan yang tidak asing baginya, dia barjalan kearah mereka. menatap dari atas hingga bawah,
"Alvero"guman shevan
"hei, apa kamu disini? apa kamu datang bertiga?" ucapan Alvero dengan terngangak, dia terkejut ada suara yang tidak asing di telinga yaa.
"apa kamu liat aku berdiri dengan orang lain disini!" balasnya dengan kesal
"heheh santuy bro, jangan galak" amat nanti wanita ini bangun" gumanya melirik gadis yang di pelukannya.
"oky, aku diam pasangan romantis"
"haha, kamu ngapain disini" tanyak Alvero
"lagi cari gadis ingusan" jawabnya dengan kesal
"tenang broo, jangan galak" sama perempuan nanti malah suka lagi, hahaha"
"diam kamu"balasnya dengan marah.
"siapa wanita yang kamu cari, dari tadi aku disini mana tau bisa bantu."ucap Alvero.
"shyaya, gadis yang pernah aku ceritakan" balasnya dengan melirik kiri kanan.
Alvero terdiam dan mengingat wanita yang disampingnya yang sedari tadi menunggu jemputan "apa ini gadis yang dicari shevan namanya juga sama apa yang diucapkan gadis ini?" batin Alvero
"bro, apa ini gadis yang kamu maksud?" tanyak Alvero dengan menguraikan ramput shyaya yang menutupi pipih mulusnya.
shevan terkejut dan kaku melihat shyaya didada bidang Alvero. "enak banget kamu tidur nyenyak gadis setan"batin shevan dan mengepal jemarinya.
tidak menjawab pertanyaan Alvero, shevan segera membangunkan shyaya dengan kasar, membuat Alvero kaget.
"bangun gadis setan" ucapannya dengan kasar
shyaya berlahan bangun, mengucek matanya yang nampak kabur, menyesuaikan duduknya, shyaya terkejut melihat shevan tepat di depannya dengan jarak yang sangat dekat, membuat jantung shyaya terguncang hebat.
shevan yang dari tadi geram liat shyaya, dengan paksa dia menarik lengan mungil shyaya keluar tampa menghiraukan keberadaan Alvero, sesampai di parkiran shevan melempar shyaya ke arah mobil mewahnya.
"brukkk"
"ahhk...apa yang kamu lakukan" menatap shevan dengan benci.
"kamu masih nanya apa yang aku lakukan gadis murahan"
mendengar suara kasar shevan mata shyaya berkaca kaca dia tidak menyangka yang ditunggunya sadari tadi adalah shevan dangan ucapan yang kasar dan lengan yang merah membuat shyaya terdiam menahan air matanya.
dia tidak ingin terlihat lemah dimata shevan segera di menghapus air matanya, dan melotot kearah shevan.
"kamu tidak berhak atas diriku" dengan suara menentang shyaya pergi dari parkiran, menusuri hujan deras tampa melihat arah shevan.
shevan menatap punggung shyaya dengan wajah dingin, "gadis setan awas aja kamu" teriak shevan.
beberapa menit berjalan kaki shyaya keseleo, dia terduduk dipinggir jalan melihat kakinya yang sakit shyaya teringat dengan kejadian tadi di parkiran. tetesan air mata didampingi rintikan hujan membuat shyaya lega bisa menumpahkan amarah yang dia pendam.
"berapa lama lagi aku harus menunggu" ucap seseorang dari belakang, shyaya kaget dengan segera menoleh kearah asal suara.
"kamu lagi" jawab shyaya.
"udah nangis yaa" gumannya dengan gemes
"apaan sih"
"kamu kalo nangis makin cantik loh, sini aku bantuin nangis hehe"
shyaya senyum mendengar ucapan Alvero, Alvero membantu shyaya berdiri, menopang tubuh shyaya menuju mobil mewahnya.
shyaya dengan tenang dengan pakaian yang basah dia sedikit menggigil, Alvero melirik shyaya dengan sedikit gemas melihat tingkah laku yang menggigit bibir bawahnya. 'apa itu tidak sakit' batin alvero.
"kamu mau kemana?" ucap alvero memecahkan keheningan sadari tadi.
"pulang" ucapnya dengan cuek.
"iyaa tau pulang, tapi kemana" gumanya dengan gemes.
" Holden premier league" dengan lembut.
Alvero hanya melirik shyaya, dan fokus mengemudi, msih setengah perjalanan shyaya tertidur lagi.
***
kasih hadiah dong kk☺️