webnovel

Pindah Rumah

Setelah perjalanan pulang dari kota wey, aku beristirahat sejenak sebelum akhirnya aku packing barang yang akan dibawah ke kota Wey.

Malam telah tiba jendela kamarku masih terbuka angin malam menusuk di kulit tapi aku tidak merasa risih. Aku mulai packing barang-barangku, aku packing sendirian karena aku tidak ingin orang tuali direpotkan karena kepindahan ku.

Sepintas aku memandang kearah luar jendela, aku melihat sesosok bayangan. Bayangan itu mengenakan mantel dan topi karena di luar gelap aku tidak tahu warna mantel dan topinya. Seketika bulu kuduk ku merinding, aku ketakutan, ingin rasanya berteriak tapi tidak mau mengganggu ketenangan rumah.

Akhirnya aku kunci rapat jendela, aku tutup gorden nya dan aku masuk dalam selimut. Aku tinggalkan packing ku yang belum selesai biar dilanjutkan subuh besok sebelum berangkat ke kota wey. Akhirnya akupun terpejam.

Tiba-tiba alarmku berbunyi menandakan sudah jam 4 pagi. Akupun terbangun dan menyelesaikan packing ku. Aku buka jendela sang mentari mulai menyingsing menandakan fajar telah tiba. Sungguh indahnya langit sang kemerah-merahan dan sungguh segar udara pagi dengan embun-embun yang sejuk yang mulai menghilang.

Setelah packing akupun bersiap-siap untuk ke kota Wey, setelah siap aku mengendarai mobilku sendiri. Walaupun mobil yang aku punya tergolong tua tapi aku senang karena mobil itu aku beli lewat TabunganKu sendiri walaupun belum lunas.

Akupun berangkat ke kota Wey tanpa seorangpun yang menemani, perjalanan panjang aku tempuh sendiri tapi tanpa menyerah aku berusaha tegar demi membantu perekonomian keluarga sebelum akhirnya aku menikah dengan laki-laki pilihan orang tuaku.

Diperjalanan di tempat yang sama seperti kemaren aku melihat sesosok bayangan yang mengenakan mantel dan topi hitam seperti halnya gaya yang di pakai Alif calon tunangan ku. Aku takut tapi aku tetap melanjutkan perjalanan aku tidak mau berhenti takut orang itu menghampiriku walaupun tubuh ini terasa lelah dan ingin beristirahat.

Setelah menempuh perjalanan jauh akhirnya aku sampai juga di kota Wey, karena aku tidak tahu penginapan khusus pegawai kantor arsitek Ikhsan Ikhlas dimana sehingga aku menuju kantor saja. Sesampainya dikantor aku langsung disambut oleh si cantik Cinta, Cintapun mengajak aku menuju penginapan menggunakan mobil masing-masing.

Sesampainya di penginapan aku sungguh terkejut, alangkah mewah penginapan ini dengan tata taman yang indah dihiasi air mancur yang elegan, bentuk bangunan yang indah didominasi warna abu-abu tua. Tapi aku berpikir mungkin hanya luar saja karena mana mungkin rumah se indah ini jadi penginapan pegawai apalagi tanpa bayaran.

Ternyata saat masuk rumah aku lebih terkejut lagi sebab penataan ruangan yang indah, lantai marmer yang mengkilap berjalan kearah dapur sungguh bersih dan terlihat lapang walaupun ukuran dapur merupakan yang paling sempit di rumah. Didekat dapur disediakan kolam berenang walaupun gak terlalu besar tapi bisalah digunakan untuk berenang menghilangkan stres.

Setelah berkeliling, Cinta mengajak aku menuju kamarku. Untuk pembagian kamar sendiri berdasarkan jabatan semakin tinggi jabatan maka kamar semakin bagus. Pembagian kamarnya berhadapan antara pegawai laki-laki dan perempuan, aku takut tapi Cinta berusaha menenangkanku.

Cinta: tidak usah takut, walaupun serumah dengan pegawai laki-laki mereka dijamin tahu sopan santun dan menghargai perempuan.

Setelah mendengar kata-katanya cinta akupun sedikit tenang.

Cinta menjelaskan urutan Kamar:

Cinta: Kamar nomor 1 itu kamar Kom San, Kamar no 2 kamarku, kamar nomor 3 kamar Arsitek 2 di kantor sekaligus yang desain rumah ini dan kamar no 4 adalah kamar buat kamu, Sedangkan kamar yang lain di huni pegawai lain. Setiap nomor ganjil untuk kamar laki-laki dan nomor genap untuk kamar perempuan Cinta melanjutkan.

Aku:Oke deh Cin, aku menuju mobil dulu ya mau ambil barang biar langsung ke kamar.

Cinta:Iyalah, kata kom hari ini kamu istirahat saja besok baru masuk ke kantor

Aku: Oke deh

Cinta: Oh iya sebelum lupa, Kamu jangan terlalu berisik karena arsitek yang tinggal di depan kamarmu tidak suka keributan. Dan apapun yang terjadi jangan sekali-kali mengintip kamar no 3.

Aku:(Dalam hati aku penasaran tapi aku takut kalo bertanya) Oke deh Cin ma kasih.

Akupun menuju mobil dan mengambil barang-barangku dan langsung menuju ke kamar dan aku rapikan. setelah merapikan kamar akupun ngantuk dan tertidur.