webnovel

Ku Korbankan Cintaku

perjuangan cinta yang tak terbalas membuatnya harus menderita di atas cinta yang ia jalani. ia harus merelakan orang yang dia cintai demi melihat orang yang di cintainya bahagia. kisah cinta yang berujung manis menghampiri alice gadis sederhana dengan berbagai semangat untuk hidup. hingga akhirnya ia harus hamil dengan anak yang tidak pernah tahu ayahnya siapa. hanya sosok pria yang selalu mendampinginya dan membuat dia berjuang untuk terus hidup. siapakah nanti sosok pria yang ia cintai,?? apa dia kembali pada masa lalu?? atau dengan pria lain yang mampu membuat dia bahagia.??

Imas_gustina · Ficção Científica
Classificações insuficientes
30 Chs

Bab 27

" terserah " ucap alice . Ia memalingkan wajahnya pergi menuju dapur. Dia terus bergumam dalam hatinya di setiap langkahnya hingga berkali kali mengucapkan kata itu. " dasar pria aneh"

Adrian berjalan mengendap endap di belakang alice. Ia muncul tiba tiba di depan alice. Sontak membuat alice berteriak tepat di wajahnya. Adrian dengan sigap menutup mulut alice agar tidak berteriak lebih keras lagi.

Ia tersenyum tepat di depan wajah alice.

Alice menepis tangan adrian dari mulutnya.

" adrian kamu gila ya, untung saja jatungku gak copot. Udah minggir sana kamu ambil makanannya aku ambil piring di dapur" ucap alice beranjak pergi menuju dapur dengan wajah muramnya. Ia masih menghela nafas panjang akibat terkejut tadi. " kalau nanti dia muncul tiba tiba lagi aku akan pukul kepalanya dengan piring yang ku pegang ini dasar pria aneh" gumam alice dengan tangan membawa beberapa piring.

" ini makanannya. Tapi kayaknya lain kali kamu yang masakin aku ya. Aku mau tahu masakan kamu lebih enak dari masakan karin kemarin atau tidak" ucap adrian menggoda alice.

Alice menyingkirkan kepala adrian dari hadapanya " minggir aku lagi sibuk lebih baik kamu duduk saja diam di situ. Aku mau bawa ibuku ke sini" kata alice melangkahkan kakinya pergi menuju kamar ibunya.

Adrian tersenyum manis melihat alice begitu cemberut di buatnya. Entah kenapa dia sangat senang menggoda alice. Senyumnya terhenti ia melihat di belakangnya ada orang yang mencurigakan. Ia bergegas berlari keluar menuju ke depan rumah alice mengejar sosok pria yang terus mengikutinya. Adrian melompat dan menendang punggung pria itu dari belakang. Membuat pria itu jatuh tersungkur di bawahnya.

" apa yang kamu lakukan disini?. Apa mamaku yang menyuruhmu terus mengikutiku? Lebih baik kamu pergi dari sini kalau gak aku gak akan segan segan habisi kamu di sini. Bilang sama mamaku jangan pernah ikut campur urusanku"ucap adrian ia jongkok dan menarik kerah pria itu dengan tangan kiri mengepal di samping telingannya. Suara lantangnya membuat pria itu ketakutan.

" maaf tuan, baik saya akan segera pergi dari sini. Tolong jangan habisi aku. Saya akan segera pergi" ucap pria itu ketakutan.

Adrian melepaskan kerah pria itu dan mendorongnya . " cepat pergi dari sini sebelum aku berubah pikiran lagi" suara adrian terdengar hingga ke dalam ruang tamu, membuat alice berlari keluar.

Telihat adrian hanya berdiri sendiri, sosok pria itu sudah berlari terbirit birit ketakutan di buatnya.

" adrian siapa yang kamu maksud tadi, kamu bertemu dengan siapa" tanya alice berjalan mendekat dengan pandangan melihat sekeliling adrian.

Adrian menoleh ke belakang melihat alice sudah berdiri di belakangnya. Ia bingung mau jawab apa tentang pria itu. Kalau pria itu adalah suruhan ibunya yang sedang mata matain aku dan alice disini. Ia berfikir sejenak memncoba berbohong pada alice " alice!! " dia tersenyum manis di hadapanya.

" ternyata kamu, tadi aku cuma lihat seorang pencuri mau masuk ke rumahmu jadi aku hajar dia. Sekarang dia sudah aku suruh pergi sebelum aku pukul lagi" ucap adrian.

Wajah datar alice hanya terdiam, melihat wajah adrian ia terus mengamati apa adrian sedang berbohong atau tidak.

" kenapa kamu terus lihatin aku" tanya adrian dengan wajah mengikuti setiap gerak alice.

" ih adrian kenapa kamu malah ikutin setiap gerak kepalaku. Jauhkan wajahmu di depanku" ucap alice memandang adrian dengan wajah datarnya tanpa senyum sedikitpun. Ia mengerutkan bibirnya dan melangkahkan kakinya pergi meninggalkan adrian sendiri.

Adrian berjalan mengikuti alice " alice tapi kamu percaya sama aku kan" tanya adrian dengan terus berjalan mengikuti alice. Alice menghentikan langkahnya tiba tiba membuat adrian menabrak punggung alice di depannya. Alice menoleh hingga wajahnya tepat di depan wajah adrian. Ia menatap adrian sangat dekat hingga jantungnya berdegup sangat kencang. Mereka saling memandang satu sama lain.

Tak berapa lama briyan berjalan mendekati mereka. Ia menarik baju alice di depannya " kak kenapa kalian pandang pandangan seperti itu. Apa kakak lagi pacaran ya" kata briyan membuat alice dan adrian terkejut dan langsung memalingkan wajahnya memandang ke arah lain.

Alice jongkok di depan briyan dengan kaki kanan di tekuk. " briyan kamu bilang apa sayang. Kenapa kamu masih kecil begini tahu tentang pacaran siapa yang ajari kamu apa kakak itu yang ajari kamu" tanya alice menunjuk ke arah adrian.

Adrian melotot ke arah alice ia kaget dengan tuduhan alice.

" eh apa yang kamu bilang ulangi lagi . Aku baru kemaren ke sini mengikutimu aku saja belum dekat dengan briyan kamu bilang aku yang ajari dia" kata adrian berjalan mendekati alice.

Alice berdiri tersenyum tipis memandang adrian. Ia menggandeng briyan masuk ke dalam rumah.

" dasar wanita aneh, kamu dari tadi belum jawab pertanyaanku malah pergi begitu saja. Awas kamu ya" ucap adrian tersenyum tipis memandang alice memikirkan cara untuk mengerjai alice lagi.

###

" briyan kamu cepat ganti baju dulu ya, kalau kamu mau makan kita makan duluan sama ibu dan kak adrian" kata alice pada adiknya.

Adrian berdiri di depan pintu dan terus memandang alice di depanya.

" hey kamu ngapain berdiri di depan pintu. Cepat masuk dan duduk di disin Mau makan atau tidak ? Kalau yidak ya kamu diam saja lihat kita makan" kata alice dengan nada cuek dan wajah datarnya tanpa memandang ke arah adrian ia segera menata semua makanan di meja .

Adrian berjalan mendekati ibu alice.

" enak saja aku yang beli jadi aku juga ikut makan, ya gak ibu" tanya dia pada ibu alice. Alice memberi kode menggelengkan kepala pada ibunya tanpa sepengetahuan adrian.

Ibu alice tersrnyum menatap adrian ia menyentuh pipi adrian. " kamu sangat tampan jadi kamu juga boleh makan tenang saja ibu dan alice gak akan parang kamu . Meskipun itu masakan kita sendiri kamu boleh makan sepuasmu" kata ibu alice membuat alice menggertakkan kakinya.

Ia mengerutkan bibir mungilnya memandang ibunya. Ibunya masih tetap tersenyum dan memegang tangan alice di sampingnya.

" sudah biarkan saja dia makan sepuas dia di sini, lagian dia kan bos kamu jadi hargai dia ya sayang" ucap ibu alice. Adrian tersenyum mendengar kata ibu alice dan menjulurkan lidahnya melihat alice di samping ibunya. Adrian merasa sangat senang dengan ucapa ibu alice.

Alice masih mengerutkan bibir mungilnya wajahnya semakin muram.

" awas kamu adrian" kata alice dalam hatinya.

Ibu alice terus memandangnya tatapan alice ke adrian sangat lucu. Ia merasa baru pertama kali putrinya bersikap seperti itu pada seorang pria. Dulu ia tidak pernah seperti ini pada pria. Ia melihat alice semakin menemukan kehidupannya yang sesungguhnya. Ia merasa dia sudah dewasa sudah saatnya untuk memikirkan tentang perasaanya.

" ibu ?kenapa ibu selalu memandangku seperti itu memang wajahku ada apa " kata alice memegang wajahnya.

" alice gak ada apa apa sayang, ibu cuma mikirin sepertinya kalian cocok jika kalian menikah" ucap ibu alice sontak membuat adrian dan alice tersendak. Mereka terkejut mendengar ucapan ibu alice.

Adrian memandang alice di depannya. " ibu kenapa ibu bilang seperti itu lagian siapa yang mau nikah sama pria aneh itu. Amit.. amit.. deh.. Lebih baik aku jomblo tanpa mikir nikah. Aku lebih suka merawat ibu" kata alice menyentuh pundak ibunya.

" jangan bilang seperti itu siapa tahu entar kamu nikah sama dia jodoh gak ada yang tahu" kata ibu alice menggenggam erat tangan alice di sampingnya. Ia mencoba menyentuh pipi alice dan membelainya lembut " alice kamu sudah dewasa jangan terus mikirin ibu, kamu juga harus mikirin masa depanmu. Suatu saat kamu juga pasti akan nikah dan ninggalin ibu. Tapi ibu siap alice asal kamu bahagia bersama pasanganmu. Ibu bisa tinggal disini sendiri sama adik kamu." Kata ibu alice membuat alice meneteskan air matanya.

" ibu jangan bilang seperti itu ya, meskipun nanti aku harus menikah aku akan tetap menjaga ibu dan briyan aku akan bawa ibu ke rumah suamiku nanti. Aku gak akan ninggalin ibu dan briyan sendiri, aku gak sanggup ibu melihat ibu sendiri di sini. Tolong jangan bilang itu lagi. sampai kapan pun aku gak akan ninggalin ibu sendirian"ucap alice memeluk ibunya dari samping ia berdiri.