Sandi kembali berangkat sekolah bersama Rey setelah mereka berbaikan kemarin. Meskipun Sandi sedikit menjauh ketika Rey akan menyentuhnya. Seperti saat ini misalnya. Mereka sudah sampai diparkiran sekolah dan Rey akan merangkul pundak Sandi ketika mereka akan berjalan menuju kelas mereka, tapi lelaki manis itu menjauh dan berjalan terlebih dahulu didepan Rey. Lelaki tampan itu mengedikkan bahunya ketikda Sandi menghindari sentuhannya dan kemudian menyusul langkah Sandi yang sudah agak jauh didepannya.
Bukan tanpa alasan Sandi menghindari sentuhan Rey, itu karena Sandi merasa ada yang aneh dengan dirinya ketika Rey menyentuhnya. Seperti ada sesuatu yang terbang dalam perutnya dan wajahnya juga mulai memanas karena sentuhan tersebut.
¤
Bel istirahat pertama baru saja berbunyi. Rey buru-buru keluar dari kelasnya setelah guru yang mengajar keluar. Ia bergegas menuju kelas Sandi berada. Lelaki tampan itu berniat untuk mengajak Sandi kekantin bersama. Namun sampai dikelas Sandi, guru yang mengajar kelas tersebut belum keluar. Rey tidak mungkin menunggu didepan kelas Sandi karena bisa-bisa ia mengundang keributan karena ia tidak tahu kelas yang ada disamping kelas Sandi keluar jadi lelaki tampan itu memilih untuk pergi dari sana dan mengirim pesan pada Sandi. Tak lama setelah kepergian Rey, koridor kelad 3 mulai ramai. Penghuni-penghuni kelas tersebut mulai berhanburan keluar kelas untuk pergi kekantin dan lain sebagainya. Sandi yang sudah membereskan bukunya itupun mengecek ponselnya dan membaca pesan dari Rey. Setelah membacanya, Sandi bergegas menuju kantin untuk menemui Rey.
Sampai dikantin, Sandi mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kantin untuk menemukan Rey, tapi Sandi tidak langsung menghampiri lelaki tampan itu karena ia melihat ada seorang gadis yang duduk dihadapan Rey dan sepertinya mereka mengobrol dengan sangat srius. Lelaki manis itu memilih membeli makanan ringan dan keluar dari kantin. Lelaki manis itu pergi ketaman belakang sekolah dan menikmati makanan ringan yang ia beli sambil mendengarkan musik melalui aerphone-nya.
¤
Rey yang yang tidak kunjung menemukan batang hidung Sandi itupun memakan makanannya sambil melihat kesekeliling kantin, siapa tahu Sandi duduk dimeja lain, tapi ia tidak menemukan Sandi dimanapun. Gadis yang ada didepan Rey itupun heran dan bertanya kepada Rey kenapa ia terlihat sedang mencari sesuatu.
"maaf, sepertinya aku harus pergi" kata Rey sambil beranjak dari duduknya dan pergi dari hadapan gadis tadi. Ia harus mencari Sandi karena siswa/siswi kelas 3 sudah keluar dari kelas mereka. Gadis yang ditinggal oleh Rey itupun merasa kesal karena ia tidak bisa melihat Rey lama.
Rey mencari Sandi kekelasnya, tapi tidak ada lelaki manis itu didalam kelas dan ketika Rey bertanya kepada teman sekelas Sandi mereka bilang bahwa Sandi sudah keluar dari tadi. Lelaki tampan itu mengusap wajahnya kasar dan kembali mencari Sandi sebelum bel sekolah berbunyi.
Ketika lelaki tampan itu akan mencari Sandi ditaman belakang, bel masuk sudah berbunyi dan Rey mengumpat dengan pelan karena tidak menemukan Sandi dimanapun. Rey menjadi bimbang antara kembali kekelas atau tetap mencari Sandi sampai ketemu.
"aaarghh" teriak Rey sedikit agak pelan karena tidak mau ada orang lain yang melihatnya. Ia akan berbalik dan kembali kekelasnya sebelum sebuah siluet terlihat oleh ekor matanya. Rey menoleh kearah siluet itu dan melihat siapa gerangan sang pemilik siluet tersebut. Lalu lelaki tampan itu melebarkan matanya ketika ia melihat siluet itu adalah milik Sandi.
"bodoh..kenapa aku tidak langsung mencarinya disana" gumam Rey yang baru menyadari tentang sesuatu.
"oh! kenapa kau disini? bukannya sudah bel masuk?" tanya Sandi yang sedikit terkejut melihat Rey ada dikoridor yang menuju taman belakang.
"aku mencarimu" jawab Rey.
"kenapa?" tanya Sandi sambil berjalan menuju kelasnya diikuti oleh Rey.
"aku menunggumu disana dan kau tidak datang"
"maaf, aku tadi mampir kekantin membeli camilan dan tidak melihatmu" bohong Sandi.
"benarkah?"
"aku tidak bohong"
"bukankah kau membaca pesanku?"
"iya, tapi aku lupa membalasnya tadi saat dikantin"
"kau tidak berbohong, kan?"
"oh! maaf Rey, kita harus berpisah disini" Sandi mengalihkan pembicaraan mereka ketika kedua lelaki itu sampai dipersimpangan koridor. Tanpa menunggu jawaban dari Rey, Sandi bergegas pergi begitu saja.
"dia aneh" gumam Rey ketika merasakan ada sesuatu yang aneh dengan lelaki manis itu.
¤
Pulang sekolah, Rey menunggu Sandi disamping tangga koridor kelas 3. Lelaki tampan itu berdiri disana sambil bersandar pada tembok, menunggu kelas 3 selesai pelajaran. Tak lama ia menunggu, akhirnya semua siswa kelas 3 berhamburan turun dari lantai atas sambil bercandagurau. Rey yang mendengar suara itupun menegakkan tubuhnya dan melihat satu-persatu siswa/siswi yang turun dari lantai atas. Setelah lama melihat mereka, akhirnya mata Rey melihat Sandi yang berjalan turun dengan berbincang bersama temannya. Rey tersenyum kepada Sandi ketika lelaki manis itu melihatnya karena diberitahu oleh teman sekelasnya. Sandi langsung menghampiri Rey ketika ia sudah turun dari tangga. Lelaki manis itu berusaha tidak melanjutkan kekesalannya tadi kepada Rey. Ia sudah memikirkannya sepanjang pelajaran tadi. Menurutnya tidak baik merasa kesal hanya karena melihat Rey duduk dan makan bersama seorang gadis. Itu sangat wajar bagi mereka seorang lelaki dekat dengan seorang gadis.
"kenapa kau disini?" tanya Sandi ketika sudah sampai didepan Rey.
"tentu saja menunggumu" jawab Rey sambil mengusak rambut Sandi dengan lembut. Hal itu tidak luput dari pandangan siswa/siswi kelas 3 yang baru keluar. Sandi memukul lengan Rey dan mengajak lelaki tampan itu pulang. Jujur saja Sandi malu ketika Rey melakukan hal itu didepan umum seperti tadi.
Diperjalanan pulang, tidak ada percakapan yang terjadi diantara mereka berdua. Sandi hanya diam sambil memegang pinggang Rey untuk menjaga dirinya agar tidak terjatuh dari motor karena lelaki tampan yang memboncengnya itu terkadang suka mengebut jadi Sandi harus hati-hati.
tak lama mereka berdua sampai didepan rumah Sandi. Lelaki manis itu turun dari atas motor Rey dan mulai melepas helm yang ia kenakan, tapi entah kenapa Sandi tidak bisa melepasnya. Rey yang melihat Sandi kesusahan melepas helm-nya itupun menertawai Sandi. Lelaki manis yang ditertawai oleh Rey itupun merasa sebal dan akan berbalik meninggalkan Rey sebelum pergelangan tangannya dipegang oleh lelaki tampan itu.
"begini" ucap Rey sambil melepas kaitan helm milik Sandi. Lelaki manis yang dibukakan helm oleh Rey itu menahan nafasnya karena sungguh wajah Rey terlalu dekat dengannya. Hal itu membuat wajahnya terasa panas dan Sandi tidak bisa lepas dari wajah Rey yang ada didepannya saat ini.
"sudah" Bahkan saat Rey selesai melepas pengait helm-nya Sandi tidak bergeming sama sekali. Rey yang melihat Sandi hanya diam itupun memukul kepala helm yang masih digunakan Sandi. Hal itu sukses membuat Sandi tersadar dari lamunannya dan menatap tajam kearah Rey. Bukannya takut, Rey malah tertawa dan itu membuat Sandi semakin kesal dan memukul Rey. Kedua lelaki itu malah kejar-kejaran didepan rumah keduanya dengan Sandi yang mengejar Rey dan memukul lelaki tampan itu. Mereka tampak senang dan tertawa bersama seperti anak kecil yang main kejar-kejaran.
Tanpa mereka sadari kedua orang tua mereka melihat keduanya dari balkon lantai atas rumah mereka sambil tersenyum bersama.
Hi. salam kenal semua...
Renjinang is here!
panggil aja Re ya :)
semoga kalian suka sama crita yang Re tulis ini...
Tolong dukung Re, terima kasih :)