"Ahh bajuku kena darah! Padahal aku berencana untuk kembali tanpa meninggalkan noda darah!" gerutu Katherine ketika menyadari pakaiannya berlumuran dengan darah. Dia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk tetap tampil bersih agar suaminya tidak curiga ketika dia pulang nanti dan pakaiannya berubah.
"Yah sepertinya aku harus buru-buru dan cepat kembali sehingga Javier masih tidur," batin Katherine yang sudah menyusun bagaimana rencananya ketika pulang ke rumah.
Dia akan mencuci baju yang dia kenakan untuk menghilangkan noda darahnya setelah itu dia akan membuatkan sarapan untuk suaminya. Jika suaminya belum bangun setelah itu dia akan pergi membangunkan suaminya.
"Tapi apa aku harus membangunkannya? Dia pasti masih capek. Bagaimana nanti jika aku membangunkannya dan dia menarikku ke tempat tidur lalu… Kyaaa!" Katherine memegang kedua pipinya yang terasa panas ketika membayangkan kejadian tersebut.
Lamunan Katherine tak berlangsung begitu lama ketika dia lagi-lagi menyadari ada angin yang mendekat ke arahnya.
Katherine yang berada di atas pohon buru-buru melompat ke bawah dan berlari mendekati arah angin itu berasal.
"Kamu! Berani-beraninya kamu mengganggu lamunanku yang berharga!" ucap Katherine dengan dingin menatap tajam pria yang sedang membelakanginya.
Pria itu terkejut ketika menyadari Katherine sudah berada di belakangnya. Dia tahu bahwa vampire memiliki kemampuan kecepatan super, tapi dia tidak menyangka Katherine akan secepat itu berdiri di belakangnya.
Pria itu baru saja ingin berbalik untuk menyerang Katherine tapi tiba-tiba dia merasakan sakit yang luar biasa di bagian lehernya.
"ARGHHH! Bagaimana mungkin k…." pria itu tidak meneruskan kata-katanya karena dia telah kehilangan kesadarannya.
"Hmmm… tidak buruk, sudah lama aku tidak meminum darah segar dari orang lain," ucap Katherine sambil menjilat darah yang keluar dari bibirnya.
Katherine lalu kembali menghindar ketika merasakan lagi-lagi ada sebuah serangan sihir yang datang mendekatinya.
"Oh… padahal ku pikir ini adalah penyihir yang terakhir, tapi ternyata masih ada penyihir lain lagi yang bersembunyi," pikir Katherine yang kini telah bersembunyi di atas pohon.
"Padahal aku sudah membunuh satu… dua… tiga… ah entahlah, aku malas menghitungnya!" gumam Katherine pelan dan kembali fokus untuk mengendus bau yang tersisa.
"Apa dia menyamarkan baunya seperti vampire, ya?" pikir Katherine yang kebingungan karena bau yang berada di situ selain bau darah, hanya tersisa bau vampire.
"Ah sudahlah, tinggal dua orang yang tersisa. Aku harus menghabisi mereka!"
***
Seorang wanita yang melihat bagaimana Katherine memusnahkan pasukannya hanya bisa mengepalkan tangannya dengan erat. Dia membawa 10 penyihir untuk ikut bersamanya menangkap Katherine
Namun Katherine telah menghabisi sembilan penyihir tersebut.
"Dia... telah menjadi begitu kuat," gumam wanita itu dengan kesal. Padahal sebelum kemari dia sangat yakin bisa menangkap Katherine karena pasukan yang dia bawa adalah penyihir yang cukup hebat.
Siapa yang menyangka bahwa Katherine akan menghabisi mereka dengan begitu mudah.
Wanita itu lalu menatap ke arah satu-satunya penyihir yang tersisa di tempat itu, memberikan kode bahwa keadaan saat ini sudah tidak memungkinkan bagi mereka dan mereka harus segera kembali.
Namun matanya segera membesar ketika menyadari bahwa di belakang pria tersebut telah berdiri seseorang yang tidak lain adalah Katherine.
"Katherine, tunggu dulu!" wanita itu tanpa sadar berteriak dan keluar dari persembunyiannya.
Katherine yang baru saja akan mencabik pria yang berada di depannya segera terdiam ketika mendengar suara yang begitu familiar.
"Christine..." gumam Katherine dengan pelan ketika akhirnya bisa melihat seorang wanita yang berjalan mendekati mereka.
Wanita tersebut masih sama seperti yang diingat oleh Katherine, masih berkulit putih pucat dengan ekspresi wajah yang selalu terlihat ceria, yang membuatnya sedikit berbeda adalah wanita itu terlihat lebih dewasa dari terakhir kali yang diingat oleh Katherine.
Pria yang tadinya hendak dibunuh oleh Katherine buru-buru mendekati wanita yang baru saja keluar dari persembunyiannya. Sambil melindungi wanita yang berada di belakangnya, pria itu mulai menggumamkan sebuah mantra.
Katherine yang tadinya sedikit terkejut melihat orang yang dikenalnya, segera kembali memasang posisi untuk menyerang. Bertarung melawan penyihir secara langsung dari dekat itu sedikit merepotkan karena dia tidak tahu seberapa cepat penyihir itu bisa mengucapkan mantra mereka.
Apalagi pria yang berada di depannya baunya sedikit aneh, dia jelas seorang penyihir tapi dari baunya tercium seperti seorang vampire.
"Leonardo, hentikan," ucap Christine sambil menepuk pundak pria yang berada di depannya dan berjalan maju ke depan.
"Nona Christine," pria yang bernama Leonardo itu ingin mengajukan protes karena dari jarak mereka saat ini, dia yakin bisa menyerang Katherine.
Christine berbalik dan menatap ke arah Leonardo, memberikan sebuah kode agar pria itu diam dan menurutinya.
Katherine yang sejak tadi berdiri di posisinya, menatap keduanya dengan tatapan curiga, secara bergantian dia menatap ke arah mereka berdua.
Pria di depannya adalah seorang penyihir tapi dari baunya tercium seperti seorang vampire, pria itu juga terlihat dekat dengan Christine, jangan-jangan...
"Kalian berdua memiliki hubungan khusus, ya?" tebak Katherine yang masih menatap mereka berdua dengan hati-hati.
Dia memang mengenal Christine tapi bukan berarti dia akan menurunkan penjagaannya.
Christine yang mendengar itu sedikit tersentak sebelum akhirnya mengatur kembali emosinya.
"Apa maksudmu? Kamu pikir aku memiliki hubungan khusus dengan penyihir rendahan, Katherine?" ucap Christine dengan tajam dan terlihat kesal.
Pria yang berada di belakangnya hanya diam saja ketika mendengar itu, tapi Katherine berhasil menangkap ada sedikit kekecewaan di ekspresi wajah pria itu.
"Apa maksudmu tidak ada, sudah jelas dia..."
"Cukup. Kenapa kamu menyerang penyihirku?"
Katherine menatap kembali Christine yang memotong kata-katanya dengan pandangan bingung.
Dia bermaksud memberitahu bahwa penyihir itu memiliki aroma seperti vampire yang menandakan bahwa penyihir tersebut terlibat sesuatu dengan vampire. Melihat kedekatan Christine dengan pria tersebut, hanya itu kesimpulan yang bisa dipikirkan oleh Katherine.
Meskipun Katherine tahu bahwa diluar ada ada vampire pria, tapi pria yang berada di depannya jelas masih seorang penyihir dan tidak menunjukkan tanda-tanda khusus yang dimiliki oleh seorang vampire.
"Apa dia tidak menunjukkan tanda-tanda khusus karena dia seorang pria, ya?" pikir Katherine yang mengamati pria tersebut.
Katherine langsung menggelengkan kepalanya ketika memikirkan hal tersebut. itu sungguh mustahil.
Vampire tidak akan pernah bisa mempelajari sihir. Meskipun mereka memiliki kemampuan penyembuh yang seperti sihir penyembuhan, tapi mereka tidak bisa mempelajari sihir. Katherine sendiri sudah mencobanya ketika dia ingin mempelajari sihir dari Luca.
Siapa yang tidak mau menyerang musuhnya hanya dengan mengucapkan beberapa kata?
Begitupun bau dari vampire, tidak ada sihir yang bisa menghilangkan atau membuat bau khas dari vampire. Katherine terganggu dengan bau yang dia miliki karena keluarganya bisa dengan mudah mencarinya sehingga dia meminta Luca untuk mempelajari hal tersebut, tapi tak peduli berapa kali Luca mencobanya, penyihir yang berbakat itu tidak pernah berhasil menghilangkannya.
"Jadi kenapa kamu hampir membunuh penyihirku, Katherine?"
Hmm... ada sesuatu yang mencurigakan tentang Christine...
Jangan lupa untuk komen, vote dan kasi review ya!
Tetap terus dukung author!