webnovel

Awal Mula

Nadia Arumikha Az-Zahra= gadis manis, tinggi 158 cm, rambut panjang berwarna hitam, kulit putih mulus, hidung cukup mancung, bola mata kecoklatan. Gadis yang sedikit pemalu sesuai lawan bicaranya, keras kepala, tampil seadanya dan tidak suka ribet.

Muhammad Nathan Arrahman= Pria tampan dan juga dewasa tinggi 175 cm, rambut tersusun rapi berwarna hitam kecoklatan, bola mata hitam, kumis tipis dan alis tebal, hidung mancung dengan kulit putih. Pria keren dan juga cool, romantis, tampil seadanya dan tidak suka ribet. Memiliki rasa tunduk pada perempuan dan tidak suka dengan hal berbau hubungan tanpa ikatan

Muhammad Fathir Arraihan= Pria cool dan juga keren, tinggi 170 cm, rambut tersusun rapi sedikit bergelombang berwarna pirang kecoklatan. Bola mata hitam pekat, hidung mancung, kulit sawo matang. Karakter berubah sesuai alur cerita.

Febia Yunisa Anggara= Gadis rambut sepinggang, kulit putih, tubuh langsing dengan ketinggian 160 cm, bola mata berwarna coklat, hidung rata-rata, tatapan sedikit manja. Karakter antagonis dan suka memengaruhi.

Shela Febrya Azzura= Gadis manis, tinggi badan 158 cm, senyuman tipis selalu berada di bibir tipisnya, berhijab, bola mata hitam pekat, kulit putih dan juga mulus. Karakter baik dan layak menjadi seorang kakak terbaik di dunia.

Aditya Ramadhan= Pria cool, dewasa, hidung mancung, mata berwarna coklat, bibir tipis dan berkumis tipis, tinggi 175 cm, kulit sawo matang. Karakter baik, bucin dan lain-lain.

•••

Sebuah mobil sedan berwarna hitam baru saja masuk ke dalam perkarangan rumah yang sudah tidak berpenghuni satu minggu lalu, tepatnya di jalan Angkasa No 10, RT 001/RW 008, daerah ibukota Jakarta.

Beberapa tetangga rumah tersebut ada mendekati mobil tersebut dan menyambut kedatangan satu keluarga kecil yang baru saja sampai disana dan beberapa tetangga lainnya hanya melihat dari halaman rumah mereka.

Pasangan suami istripun keluar dari mobil tersebut sambil tersenyum pada calon tetangganya tersebut. Pria berumur tersebut tampak begitu gagah keluar dari sana.

"Assalamu'alaikum, Nyonya dan Tuan!" sapa salah satu dari mereka.

"Waalaikumussalam, Bu. Ibu tidak perlu memanggil kami tuan dan nyonya karna kami juga sama seperti kalian dan kami harap ibu dan lainnya bisa menerima kedatangan kami kemari." Wanita berumur tersebut menjawab salam sambil menjelaskan diri mereka.

"Ouh iya, Bu dia adalah ibu RT, jadi untuk urusan pindahan dan lainnya bisa dilakukan di rumah ibu Fatima," ucap salah satu wanita berumur disana sambil menunjuk wanita yang baru saja mendapatkan balasan salam yang dia tuturkan.

"Ouh, iya Bu. Jadi ibu RT disini, kebetulan sekali Bu karna kami membutuhkan bantuan ibu soal kedatangan kami kemari. Apakah kami bisa bertamu ke rumah ibu setelah ini?" tanyanya dengan senyman yang sama.

Yap Bu Fatima adalah istri dari RT daerah tersebut, dia memiliki dua orang putra berusia 14 tahun dan 17 tahun. Wanita ramah dan juga santun pada semua warga yang baru ataupun lama, karna dia merupakan istri sekaligus ibu RT yang bertanggungjawab sama seperti suaminya.

Hadi wajar saja dia sangat ramah pada mereka semua, terutama pada warga yang baru saja pindah kesana. Dia selalu tersenyum pada semua warga tanpa ada rasa yang aneh sedikitpun.

Satu hal yang minus padanya, yakni dia sangat pemilih pada teman-teman yang bisa bersama kedua putranya karna suaminya cukup tegas mendidik mereka bertiga. Sedikit memilih dan tidak suka dengan gadis-gadis yang begitu berlebihan dan lain sebagainya.

"Baik, Bu. Ibu bisa menyuruh supir pribadi kalian memindahkan barang-barang kalian terlebih dahulu, sedangkan kalian bisa ikut saya ke rumah saya untuk semua perlengkapan data penduduk baru..."

Bu Fatima menjelaskan semuanya, sedangkan warga baru tersebut hanya menanggapinya dengan senyuman yang sama.

"Ouh iya, apa hany kalian berdua yang datang kemari?" tanya Bu Fatima sebelum berbalik.

"Tidak Bu, putri saya sedang membereskan tasnya di dalam mobil. Tunggu saya panggil dulu," ucapnya sambil mendekati mobil tersebut.

"Nadia, sayang keluarlah, Nak!" panggil ibunya dari luar mobil sedangkan seorang gadis langsung membuka pintu mobil.

Dua pria remaja tampak antusias melirik dari halaman depan rumah mereka, karna penasaran dengan tetangga baru mereka tersebut dan begitu juga warga lainnya.

Gadis berusia 15 tahun perlahan keluar dari sana, sambil menunduk dengan membawa buku tas ditangannya. Walaupun menunduk aura kecantikan wajahnya masih terlihat dengan senyuman mengembang yang dia sembunyikan.

Kedua remaja laki-laki tersebut ingin melihatnya dengan lebih jelas, namun disaat waktu yang bersamaan gadis itu perlahan mengangkat kepalanya sampai terlihat jelas oleh semua mata yang memandangnya sedari tadi.

Manis!

Satu kata yang langsung keluar dari mulut semua orang yang menatapnya, ditambah dengan senyuman tipis yang dia tunjukkan sedari tadi sehingga menambah kata manis tersebut.

Salah satu remaja laki-laki yang berada di belakang adiknya, tampak tersenyum dengan kumis tipis yang tampak begitu cocok dengan senyumannya. Sedangkan adiknya melakukan hal yang sama, yang tak kalah tampan seperti abangnya.

Mereka adalah Muhammad Nathan Arrahman, yang berusia 17 tahun dengan adiknya bernama Muhammad Fathir Arraihan yang berusia 15 tahun selisih dua tahun dengannya.

Sementara gadis yang baru saja keluar dari mobil tersebut, mendekati kedua orangtuanya dan ibunya langsung memegang punggung putrinya dari belakang.

"Saya Bu Fitra Amalia, dia suami saya Mas Harish Setiawan, dan ini putri saya Nadia Arumikha Az-Zahra. Dia berusia 15 tahun, rencananya dia juga akan melanjutkan pendidikannya disini karna kami akan menetap disini sebab suami saya di pindah kerjakan ke daerah ini untuk beberapa tahun berikutnya. Ouh iya, itu saja dulu. Nanti saja kami datang ke rumah ibu, karna kami juga harus menyiapkan segala persyaratannya. Terima kasih untuk semuanya, kami permisi masuk ke dalam rumah kami dulu. Assalamu'alaikum!"

Mereka sekeluargapun menuju rumah tersebut, rumah yang mewah namun tampak sederhana dari luar. Warga pun perlahan kembali ke dalam rumah mereka karna acara kenalan sudah selesai.

Tuan Harish mengatakan bahwa dia akan memeriksa keadaan luar rumah saja, sementara istri dan putrinya masuk ke dalam rumah tersebut lebih dulu. Fitra hanya mengangguk lalu membuka kunci rumah, sembari mangajak putrinya masuk ke dalam sana.

Nadia mengikut saja, setelah pintu terbuka Nadia cukup terkesan melihat kondisi rumah tersebut. Merekapun menyusuri rumah tersebut sambil melihat kesana kemari.

Fitra mengatakan dia akan keluar sebentar, sedangkan Nadia bebas kemana saja yang dia mau, selagi di dalam runah tersebut. Nadia mengangguk saja, lalu mereka mengambil langkah berbeda.

Fitra menuju keluar rumah, sementara Nadia kesana kemari melihat seisi rumah. Tapi hanya di lantai bawah saja, karna Nadia belum berani naik ke atas lebih dulu.

Fitra mencari keberadaan para supirnya untuk suatu tugas kepada mereka. Barang-barang merekapun masih diluar, jadi karna itu jugalah dia mencari keberadaan supir pribadinya tersebut.

Fitra mendekati mobil, bisa saja supir tersebut masih di dalam mobil. Fitra melangkah terus, Fitra bisa melihat warga masih saja melihat dirinya, karena mereka mungkin masih penasaran dengan keluarga mereka tersebut.

Fitra menanggapi semua tatapan warga hanya dengan senyuman, karena cuman itu yang bisa ia lakukan sekarang sebab dia juga masih sibuk dengan pindahan tersebut dan belum sempat menanggapi semuanya.

#to be continued