webnovel

Aku Tidak Akan Tertipu

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Manajer Zhang hanya bisa bingung sendiri. Memang keluarga Lu punya banyak uang, tetapi gaun itu harganya lebih dari 800 dollar. Memang, anjing Keluarga Lu hidupnya lebih mewah daripada orang biasa. Namun, Manajer Zhang sama sekali tidak meragukan apa yang dikatakan Tuan Lu, karena keluarga Lu memang banyak uang.

Manajer Zhang tahu emosi Lu Xingzhi. Dia suka diam dan tidak suka seseorang membuat keributan. Namun, sekarang tampaknya Tuan Lu sangat mencintai istrinya. Dia sangat marah karena dia mencintai istrinya yang diganggu. Memikirkan hal ini, Manajer Zhang merasa bahwa mulai hari ini, dia perlu membagikan foto-foto keluarga Lu kepada karyawan agar mereka mengenal tiap anggota keluarga Lu, karena tidak ada seorangpun di keluarga Lu yang dapat disinggung, terutama Tuan Lu. Tuan Lu adalah orang yang paling susah diajak bicara dari seluruh keluarga Lu, dan dia juga kebetulan adalah seorang tentara di Kyoto.

Keluarga Lu punya uang dan Tuan Lu punya kekuatan. Dia mengenal banyak orang penting di Kyoto. Jika membuat Tuan Lu marah, dia hanya perlu beberapa kata untuk menutup sebuah mall. Setelah membayar uang, Lu Xingzhi menarik Jiang Yao ke lantai tiga mall. Jiang Yao memandangi kantong kertas di tangannya dan diam-diam melihat ekspresi Lu Xingzhi. Ia menghela nafas tanpa daya. "Lu Xingzhi, kamu adalah pria yang jahat. 800 dollar, kalau aku tidak bisa memakainya, apakah gaun itu benar-benar akan jadi alas rumah anjing? Walaupun tidak ada kekurangan uang dalam keluarga, tetapi juga tidak bukan begitu cara menghabiskan uang."

"Apakah kamu merasa tidak enak?" Lu Xingzhi mengguncang kantong di tangannya." Kamu santai saja, aku mampu membiayaimu."

"Uang yang sekarang kamu habiskan adalah uang orang tuamu, dan kamu tidak mempunyai gaji besar sebagai tentara." Jiang Yao berkata lagi, "Jadi kamu tidak boleh begini."

Lu Xingzhi berhenti selama beberapa detik dan berpikir kemudian bertanya, "Apakah kamu meragukan kemampuanku? Apakah kamu pikir aku tidak mampu membiayaimu tanpa orang tuaku?" Jiang Yao menggelengkan kepalanya berulang kali, "Tidak, tidak." Dia hanya merasa tidak boleh sembarang menghabiskan uang orang tua.

Beberapa detik kemudian, Lu Xingzhi tiba-tiba tertawa dan berkata. "Setelah kuliah semester enam, aku tidak pernah meminta uang kepada keluargaku. Jadi, yakinlah semua uang yang aku habiskan sekarang itu milikku." Melihat Jiang Yao yang meragukannya, Lu Xingzhi menjelaskan "Memang benar bahwa gajiku tidak banyak, tetapi aku memiliki penghasilan lain. Jika kamu ingin tahu, kamu bisa pergi ke markas untuk bertemu denganku saat Hari Nasional dan aku akan menjelaskannya kepadamu. "

'Cashback? Suap? Penghasilan abu-abu?' Reaksi pertama Jiang Yao adalah ini dan kemudian dia menggelengkan kepalanya dan berpikir, 'Lu Xingzhi bukan orang seperti itu.' Lu Xingzhi sedikit marah sehingga mengangkat tangannya dan menepuk kepalanya. "Kamu memikirkan apa? Jika benar-benar ingin tahu, datang saja ke markas untuk mencariku saat Hari Nasional." Jiang Yao meratakan mulutnya, "Jangan berpikir bahwa aku tidak tahu kamu sedang membujukku untuk setuju karena tujuanmu adalah ingin aku pergi ke markas untuk menemuimu di hari libur nasional. Aku tidak akan tertipu." 

Lu Xingzhi licik sehingga Jiang Yao tidak akan percaya apa yang dia katakan. Lu Xingzhi mengatakan bahwa dia akan menjelaskan penghasilannya dari mana kepada Jiang Yao pada waktu itu, tapi sebenarnya hanya ingin membohongi Jiang Yao agar ia pergi menemuinya pada Hari Nasional. Lu Xingzhi terdiam karena dia memang bermaksud begitu.

Karena besok Lu Xingzhi akan berangkat untuk kembali ke markas, tetapi dia enggan meninggalkan rumah, atau bisa dikatakan enggan meninggalkan Jiang Yao, dia ingin Jiang Yao pergi ke markas untuk menemuinya di Hari Nasional, tetapi dia tidak dapat menemukan alasannya. "Datanglah nanti," Lu Xingzhi sangat percaya diri saat mengatakannya, dan dia kemudian melihat ekspresi Jiang Yao. 

"Aku tidak akan pergi." Jiang Yao mendengus kemudian melangkah ke depan dan meninggalkan Lu Xingzhi di belakangnya. Lu Xingzhi tidak berdaya dan harus mengikutinya dengan cepat. Dia berpikir pada dirinya sendiri bahwa dia masih terburu-buru. Hubungannya dengan Jiang Yao baru mulai menjadi baik, dan dia sudah tidak sabar untuk lebih mendekatinya.