"Memangnya sudah ada tanda-tandanya, Sayang?" Azzam membelai perut buncit Likha lalu menciumnya. Azzam kemudian menggendong Likha dan membawanya ke dalam kamar.
"Sayang, aku mau menengok dia boleh kan?" Azzam menaik-turunkan alisnya dan melihat Likha mengangguk dia tertawa dengan bahagia. Azzam mulai melepaskan satu persatu pakaian Likha pumpung Abiyyu masih tidur.
"Tapi pelan, pelan ya Mas! nanti takut kenapa-kenapa." Azzam menganggukkan kepalanya. Dia mengajak Likha bermain di sofa, tempat favorit mereka setelah pindah ke Jepang. Tadinya karena takut membangunkan Abiyyu, tetapi kemudian dia dan Likha malah menjadi lebih suka melakukannya di sofa dari pada di tempat tidur. Apalagi setelah Likha hamil besar, saat melakukan hubungan intim meraka lebih sering melakukannya di sofa dari pada di tempat tidur.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com