webnovel

Bukan Hanya Sekedar Geng

###

"Jenggala nih boss. Kalau soal kaya ginianmah gampang. Ya gak Gan?" celetuk Jenggala.

"Iya. Ini semua berkat lo. Lo yang paling jago dah pokoknya. Eh welcome back to Malviorin Yon."

"Tunggu-tunggu kayanya berasa ada yang kurang nih satu lagi." Ujar Leonardo.

Tiga orang siswi pun datang dan mengatakan "Udzleveli maksud lo?".

"Eh ada Diana. Pasti kangen kan sama abang Jenggala dan pengen ngucapin selamat karena berhasil menyatukan kedua Geng ini," kata Jenggala dengan pedenya.

Keegan pun maju dan menghampiri mereka. "Kita gak maksa kalian buat ikut menyetujui dan ikutin visi dan misi Malviorin. Terserah kalian mau terus menggunakan nama Geng kalian. Asal jangan sampe menghalangi dan menghambat visi, misi gue bersama Malviorin.

"Ih apaan sih Keegan. Mana mungkin kita menghambat visi, misi lo... iyakan Ras?" beber Tia dengan berseri-seri.

"Iya dong apapun keputusan lo. Kita akan ikutin aja. Atau kalau perlu kita rubah Udzleveli menjadi Malviorin Girls" sahut Laras yang membuat semua orang disana terpelongo dibuatnya.

Bagaimana tidak Udzleveli ini dikenal anti cowok banget. Mereka tuh kumpulan cewek garis keras pembenci para cowok. Makannya ketika ada anggotanya yang ketahuan punya atau naksir cowok maka akan langsung dikeluarkan saat itu juga.

"Wih, ternyata bukan tinju lo aja yang kuat Gan. Tapi dengan pesona lo aja udah ngebuat satu Geng tunduk sama lo. Haha." Kata Leonardo.

Hari itu diakhiri dengan peresmian terbentuknya Malviorin oleh semua orang yang ada disana.

Perjalanan kedua orang yang ingin merubah sebuah sistem yang berlawanan dengan mereka akhirnya berhasil.

Sebuah Geng yang terlahir dan diisi oleh orang-orang kuat didalamnya yang mempunyai tekad serta alasan masing-masing untuk terus berjuang dan menyatukan tekad mereka dalam satu mama yaitu Malviorin.

Geng yang bukan hanya dikenal kuat, beringas, dan terstruktur. Tapi juga Geng yang sekali lagi nantinya akan merubah masa depan sebuah tragedi besar yang akan terjadi di Jakarta dalam kurun waktu yang akan datang.

Ya itulah sedikit sejarah panjang terbentuknya sebuah Geng yang nantinya akan menjadi rival Geng paling besar di Kota ini yaitu Melanthios.

Mari kita lanjutkan dan kembali lagi ke waktu yang sekarang.

Dimana Keegan baru saja sampai di depan gerbang sekolahan dan Jenggala yang masih sibuk untuk bersiap-siap berangkat karena kesiangan.

Baru saja Keegan sampai di depan gerbang sekolah dan mematikan motornya.

"Woi baru nyampe lo. Eh Gan gue pinjem catetan Matematika lo dong" cetus Adam yang sama-sama baru datang.

"Ga. Gue tahu lo belum ngerjain PR lo kan," sahut Keegan sambil berjalan menuju ke kelasnya.

"E–nggak kok gue Cuma..."

"Udahlah masih pagi nih. Lo mau ngerusak mood gue apa" jelas Keegan.

Belum juga selesai dengan Adam yang merengek meminta catatannya. Tiba-tiba muncul Rania and the gang.

"Halo My Prince Keegan..." sapa Rania.

"Gimana hari ini jadikan kerja kelompok bareng aku? Kita sekelompok loh My Prince. Ah jodoh emang gak kemana iya ga?" sambung Rania.

I–ya dong.

Pasti dong.

Jawab Safira dan Keisha.

"Duh ini lagi" ujar Keegan dalam hati.

Yah begitulah kira-kira rutinitas pagi Keegan di sekolahan selama hampir setahun ini.

Sementara itu Sasa yang belum memberi tahu apa yang terjadi kemarin. Mengendap-endap keluar dari kamarnya untuk berangkat ke sekolah.

Saat dia sudah berhasil melewati ruang tamu dan menuju pintu depan dengan diam-diam "Yes, berhasil nih. Papa sama Kak Gerald kayanya gaada dirumah nih." Pikir Sasa.

Saat selangkah lagi Sasa akan meraih gagang pintu. Tiba-tiba...

"Mau kemana kamu..." ucap seseorang.

" itukan suara Kak Gerald. Kenapa dia bisa ada di rumah sih. Biasanya kan dia gapernah pulang," sahut Sasa dalam hati.

"E— ya ke sekolah lah Kak. Emang kemana lagi. Ah Kakak ada-ada aja nih" tutur Sasa.

"Oh, oke. Terus kemaren kamu kemana? Baru pulang malem-malem secara diem-diem lagi." Tanya Gerald yang membuat Sasa terkejut.

Loh kok dia bisa tahu ya.

Sasa pun hanya bisa cengengesan sambil berkata mencari alasan. "E—h anu Aku kemarin ngerjain tugas kelompok di rumah Zara".

"Oh gitu. Tapi kemarin Kakak tanya Zara katanya kamu gaada disana ataupun di rumah Megan" sahut Gerarld yang membuat Sasa kebingungan setengah mati.

Mati lo Sa, ucap Sasa dalam hati.

"E—eh itu..."

"Udahlah Sa, jangan bohongin Kakak. Coba cerita, kemaren Kamu kemana. Terus kenapa tuh kaki. Atau mau Kakak kasih tahu Papa aja?" ujar Gerarld.

"Eh... jangan dong Kak. Kakak tahu kan apa yang bakalan dilakuin sama Papa. Apalagi kalau liat Sasa terluka kaya gini."

Sasa sangat takut kalau masalahnya ini diketahui oleh Ayahnya. Karena terakhir kali Sasa menceritakan masalah tentang mantannya. Mantannya itu langsung berada di rumah sakit.

"Iya terus kamu kenapa sebenarnya? Kata Ervin katanya kamu diculik sama anak-anak Malviorin. Bener itu?"

Geraldino Navares, meskipun dia merupakan seorang Katua Gengster paling besar di Jakarta. Tapi dia selalu perhatian dan melindungi adiknya melebihi siapapun.

Ternyata kemarin tepat setelah Ervin meninggalkan Sasa. Diapun menutupi kesalahannya dengan memberitahu Gerald kalau dia dicegat oleh anak-anak Malviorin dan adiknya itu diculik oleh mereka.

Wah bangsat juga ya si Ervin ini.

"Hah?" ucap Sasa keheranan.

"Udahlah Sa. Mereka ngancem kamu kan? Kamu gak usah khawatir. Kakak tahu ini semua salah Kakak, karena Kakak punya banyak musuh diluar sana. Tapi tenang aja Kakak bakalan kasih mereka pelajaran dan beresin semua masalah ini. Biar mereka gak berani macam-macam lagi sama Kamu," tegas Gerald.

Sasa pun bimbang setengah mati. Disisi lain kalau dia mengatakan yang sebenarnya maka hubungan Kakaknya dengan Ervin pasti akan memburuk dan bakalan terjadi perpecahan di Melanthios. Selain itu dia juga belum sepenuhnya bisa menghilangkan Ervin dari hatinya dan masih sangat mencintainya. Dia belum siap melihat Ervin dihabisi oleh Kakaknya itu.

Tapi Sasa bukanlah perempuan yang munafik dan bodoh yang dibutakan oleh cinta. Dia juga tidak bisa melupakan kebaikan Keegan yang sudah menolongnya sat itu. Dengan sangat terpaksa akhirnya diapun memberitahu kan yang sebenarnya.

"Gak Kak. Gak gitu ceritanya. Semua yang dibilang Ervin itu bohong." Jelas Sasa.

"Yang bener Kamu?" tanya Gerald yang belum yakin dengan apa yang dikatakan oleh adiknya itu.

"Sumpah Kak. Jadi kemarin tuh Ervin dan temen-temennya berencana buat nyari keberadaan anak-anak Malviorin dan ngasih pelajaran ke mereka. Tapi sebelum itu si Ervin ini mau nganterin Sasa pulang dulu kerumah. Dan ditengah jalan gak sengaja ada satu anak Malviorin yang papasan sama kita. Udah deh mereka kejar tuh orang sampe ke tempat nongkrongnya anak-anak Malviorin. Dan malahan mereka yang ngejar balik kita. Karena kalah jumlah, Ervin pun nyuruh temen-temennya buat berpencar alihin perhatian mereka. Sedangkan dia tetap ngejar anak Malviorin sampe akhirnya dicegat sama dua pentolan Malviorin terus Ervin dan Sasa pun jatoh tuh dari motor. Abis itu si Ervin kalah sama satu pentolan Malviorin. Dan karena emang dasarnya dia penakut dan panik. Jadi dia ninggalin Sasa disana sendirian," ucap Sasa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

" Terus kok Kamu bisa selamat?" tanya Gerald.

"E–h ya karena datang anak Malviorin yang lain. Dan nolongin Sasa Kak, ya meskipun nyebelin juga sih tu cowok." Sahut Sasa.

Mendengar hal itu. Gerald pun langsung bergegas pergi untuk menemui Ervin dan teman-temannya.

"Kak. Mau kemana?"

"Kak. Inget ya pesan Sasa, jangan berbuat yang berlebihan oke?" ucap Sasa khawatir.

"Kamu tenang aja. Kakak ini bukan bocah labil lagi yang gak berpikir dua kali dalam nyelesain masalah. Kalau kakimu itu udah ga kenapa-napa. Mendingan kamu berangkat ke sekolah. Udah telat ini" terang Gerald.

Gerald pun menyalakan motornya dan langsung pergi saat itu juga.