Di kantor GuanPey, Mei Xiang masuk dengan perasaan sedikit terbenani dengan perdebatan yang dia dengar tadi pagi. Dia masuk ke ruang kerjanya, disana sudah ada Mu Fan,
"Mei, mengapa wajahmu kusut seperti itu? Apa telah terjadi sesuatu pada kalian?". Tanya Mu khawatir
Mu Fan adalah satu-satunya sahabat bagi Mei, dia adalah seorang teman yang sangat mengerti apa yang sedang dirasahakan Mei. Walaupun mereka kenal pertama kali karena kerja di bidang yang sama, tapi keakraban mereka patut di puji.
"Aku bingung harus bagaimana, Ibu mertuaku semakin menjadi-jadi. Aku tahu Juan akan terus membelaku, tapi kalau hanya membela hanya membuatku semakin terpuruk melihat anak dan ibu bertengkar hanya karena aku. Mu Fan, aku harus bagaimana?". Kata Mei dengan perasaan sedih.
"Sudah, nanti kita lanjutkan lagi saat jam makan siang".
Disaat Mei dan Mu Fan sedang dengan tugas mereka, Mei di perintahkan Manajer untuk mengirim berkas ke ruangan Direktur.
"Mu Fan, please.. Kamu saja ya.. Yang mengantar berkas ini". Kata Mei memohon.
"Tidak bisa! Kamukan yang di perintah, masa aku yang harus nganterin".
Mei hanya bisa menghela nafas, setelah Pergantian Direktur 1bulan lamanya Mei terus bersembunyi darinya. Mei tidak tahu Perusahaan ini adalah milik Ayahnya, dan sikarang di ambil alih olehnya. Akhirnya datang juga waktu dimana mereka bisa bertatap muka.
'Mei, saat seperti pasti akan terjadi. Tidak mungkin kamu akan terus menghindar darinya kan..'. Batin Mei.
Dengan hati setengah menolak, akhirnya Mei berdiri didepan ruang Direktur. Rasanya tangannya sulit digerakkan untuk mengetuk pintu.
*tok.. Tok..*
"Permisi Tuan..". Kata Mei, perlahan dia membuka pintu dan masuk.
"Apa berkas yang kuminta sudah di persiapkan?" Tanya nya tanpa menatap siapa yang datang.
'Bagus, setidaknya jangan melihat kearah sini'. Batin Mei.
Mei menaruh berkas tanpa berkata-kata, dan langsung berjalan mundur. Direktur mengambil berkas dan mengangkat wajahnya kearah Mei. Dia terkejut melihat bahwa orang yang mengantar berkas adalah Mei.
"Mei Xiang..!" Kata nya tidak percaya. "Kamu bekerja di kantorku dan aku tidak tahu? Benar-benar dunia tidak ingin memisahkan kita". Katannya dengan tatapan berubah menjadi sebuah obsesi
"Chen Guang! Kalau aku tahu ini kantormu, aku dari awal tidak akan bekerja disini". Kata Mei tegas.
"Sudah 3tahun kamu tiba-tiba menghilang, dan sekarang ada dihadapanku. Seharusnya aku menjamu kedatanganmu bukan".
"Chen! Kita sudah jalani hidup masing-masing, aku juga sudah menikah dengan pria baik-baik. Aku sudah menyerahkan berkasnya. Cintaku sudahku serahkan semuanya hanya pada suamiku. Jadi, kita jalani saja kehidupan kita masing-masing. Permisi!". Mei mengakhiri pembicaraan secara sepihak, dan menutup pintu.
Setelah keluar dari ruang Direktur, Mei merasa lega akhirnya selesai juga urusan mereka. Mei hanya ingin hidup tanpa di bayang-bayangi masa lalu.
Pagi ini Mei telah mendapat hari yang cukup buruk. Di jam istirahat siang Mu Fan mengajak Mei keluar untuk menyegarkan badan dan menceritakan semuanya.
Di sebuah Restaurant tidak jauh dari kantor, Mei dan Mu Fan memesan beberapa menu makan siang. Disaat yang bersamaan Mei melihat seseorang mirip seperti Juan yang sedang bertemu seseorang.
"Mu Fan. aku tidak salah lihatkan, pria itu benar-benar Juan kan?" Tanya Mei, karena dia tidak percaya Juan bertemu wanita smbunyi-sembunyi.
Mata Mu Fan membelalak melihat kejadian itu, karena nampak Juan tertawa dan bercanda.
"Suamimu sedang bersama siapa Mei?" Tanya Mu antusias
"Sudahlah, mereka pasti teman atau klien. Jangan membuat gosip yang meruntuhkan kepercayaanku pada Juan. Lagi pula Juan sudah mengajakku Dinner nanti malam, jadi yang ini pasti juga salah faham" kata Mei menyakinkan diri sendiri.
Walau Mei berkata seperti itu, tapi dia tidak bisa menyembunyikan rasa cemburunya melihat mereka tertawa bersama didepannya.
Mu Fan yang melihat Mei gelisah menarik tangannya ke arah meja Juan. "Mei, dari pada kamu gelisah. Mengapa kamu tidak memastikannya saja. Kamu bilang sendirikan, kalau kamu tidak ingin mengotori keyakinan kalian".
Mei menurut saja ditarik Mu Fan menuju meja Juan. Mereka berdiri di belakang Juan tanpa Dia ketahui.
"Juan..!" Sapa Mei tidak enak.
Juan membalikkan tubuhnya, dan mendapati istrinya sudah ada dibelakangnya.
"Sayang.. Kamu datang kenapa hanya diam disitu. Karena kamu sudah datang kita makan bareng, sekalian ajak temanmu". Kata Juan tanpa rasa terkejut atau takut karena kepergok.
Juan mencium kening Mei dan memeluknya yang terlihat sedang memikirkan sesuatu. "Sayang, kamu sedang memikirkan apa lagi?. Apapun yang ada dalam fikiranmu berbagilah denganku. Aku ini suamimu, apapun itu pasti akan selalu aku dengar" bisik Juan lembut.
Juan melepas pelukannya dan menarik kursi untuk Mei duduk. "Jess.. Kenalkan dia adalah istriku Mei Xiang. Mei Xiang di Jessica, salah satu teman kuliah dulu kami makan siang bareng karena sudah lama tidak bertemu". Kata Juan memperkenalkan satu sama lain.
Mei dan Jessica saling berjabat tangan mengenalkan diri. Mungkin ini resiko mempunyai suami tampan dan penyayang, Jessica bahkan menatap Mei dengan sinis.
'Tatapan sinis macam apa itu? Apakah wanita ini sedang cemburu?'. Tanyanya dalam hati.
Mu Fan yang melihat situasi menegang karena perang dingin antara Mei dan Jessica akhirnya buka suara, Mu Fan mulai menggunakan sifat cerewetnya untuk mencairkan suasana.
Sesi makan siang ini benar-benar membuat Mei berfikir, ternyata memiliki suami tampan tidak selamanya menyenangkan. Bahkan ada masa dimana merasa minder dengan wanita yang suami Mei temui.
malam Kakak... ini up lagi yah..
ditunggi krisannya, gimana menurut kalian kisah ini?
vote dan bintangnya yah..