2 Saran

Mei Xiang sedikit lega mendapat sapaan pagi yang hangat dari suami tercintanya. Dia beranjak dari kamarnya untuk mempersiapkan teh hangat untuk Juan.

Didapur sudah ada Ibu Ning'an yang sedang membuat kopi,

"Ibu, kopi itu untuk siapa?" Tanya Mei dengan hati-hati. Dia tahu bagaimana sifat dari ibu mertuanya itu.

"Kopi ini untuk Juan, memangnya kenapa?" Tanya Ning'an ketus.

"Tidak ada apa-apa. Hanya saja kata dokter Juan sedang tidak boleh meminum kopi di pagi hari". Terang Mei,

"Tidak perlu kamu beritahu. Juan sudah terbiasa minum kopi, tidak mungkin dia menolak kopi ini!". Jawab Ning'an tanpa memperdulikan nasihat Mei.

Juan yang sedang menyiapkan berkas-berkas di kamar mencari Mei. Dan melihatnya di dapur sedang menyiapkan teh.

"Sayang.. Kamu sedang apa berada didapur?"

"Membuatkan Teh hangat untukmu". Mei menyerahkan teh hangat pada Juan. Dia tersenyum melihat istrinya begitu perhatian padanya.

Juan tanpa aba-aba mencium bibir Mei Xiang yang begitu merah. "Terasa manis" kata Juan singkat.

"Sarapan yang manis di pagi hari adalah ciuman darimu Sayang". Ungkapnya dengan senyuman.

Mei Xiang yang mendapat serangan mendadak menjadi berdebar "Juan, ini masih pagi.. Bagaimana kalau Ibumu melihat. Dia pasti mengira yang tidak-tidak padaku".

" Baik-baik.. Aku akan bertahan sampai nanti malam. Kamu boleh lepas sekarang, tapi aku tidak akan melepaskanmu nanti malam" ungkapnya dengan senyum menggoda.

"Aku akan bersiap-siap. Hari ini ada rapat penting di kantor, bisa-bisa aku dipecat gara-gar kamu" Mei Xiang memanyunkan bibir.

Juan mendekap Mei dari belakang "Sayang, mengapa kamu tidak bekerja di Perusahaan kita saja? Bukankah kita jadi sering bertemu. Bagaimana kalau nanti aku kangen padamu?" Kata Juan merajuk.

"Juan.. Sejak kapan kamu jadi manja seperti ini. Bukankah kamu juga tahu, kalau aku tidak bisa bekerja di Perusahaanmu. Lagi pula, kantormu belum ada yang cocok dengan keahlianku. Jadi, .."

"Baiklah..! Aku tidak akan menang berdebat dengan Istri tercintaku ini".

Mei Xiang dan Juan bersiap-siap untuk ke kantor mereka masing-masing. Mereka berangkat bersama mengendarai mobil sport milik Juan.

Sesampainya di kantor Perusahaan GuanPey , Mobil terhenti, disaat Mei akan turun tangannys dicekal Juan

"Jangan pergi dulu sayang, kamu melupakan satu hal". Katanya

Mei akhirnya kembali kedalam, dan Juan mencium bibir Mei kembali. Nafas deru Mei terdengar sampai telinga Juan, membuatnya semakin susah untuk pergi melepas Mei dari sisinya.

"Jangan lupa ya Sayang, malam ini aku tidak akan melepaskanmu" kata Juan mengingatkan.  Juan memacu mobilnya menuju kantornya.

Didepan Kantor Perusahaan HangJuan, Juan memakirkan mobilnya didepan pintu masuk. Saat dia turun pegawai wanita menyambutnya, rata-rata dari mereka adalah dari keluarga terpandang.

"Selamat datang Tuan Juan".  Sapa para pegawai terpandang kompak. Mereka mungkin wanita yang Ning'an pilihkan.

'Wanita-wanita Ini pasti ulah Ibu. Apa dia belum sadar juga kalau aku tidak mungkin menuruti permintaannya'. Batin Juan kesal.

Juan tidak merespon mereka dan berjalan masuk. Tidak sedikit dari para wanita terpandang memilih menjadi pegawai di kantornya dengan niat untuk memiliki hubungan dengan Juan. Apalagi saat kabar Mei Xiang belum hamil tersebar, banyak dari mereka mulai mendekati Juan terang-terangan.

Juan sudah mulai kehilangan kesabaran dengan sikap ibunya itu, Dia memanggil sekretarisnya Gu Huan yang sudah dia anggap sebagai sahabat.

"Juan Ada apa kamu memanggilku?"

"Pecat semua pegawai yang Ibuku usulkan. Dia masih saja mencampuri urusan rumah tanggaku. Aku sudah muak, apalagi tadi pagi aku melihat Mei menangis karena mendengar perdebatanku dengan Ibu!"

"Baiklah, tapi menurutku itu percuma. Ibumu pasti akan membawa perempuan lain untuk menjadi pegawai disini. Aku ada saran" kata Gu Huan membuat Juan menatapnya tajam.

"Bagaimana kalau kamu menyewa wanita untuk menjadi istri sementaramu, anggap saja kamu sedang membuat ibumu senang".

*Braaak…* Mendengar usul konyol dari Huan, Juan menggebrak mejanya keras.

"Jangan asal bicara kamu Huan, aku tidak mungkin mengkhianati Mei. Tidak..! Itu usul yang tidak masuk akal". Juan menolak mentah-mentah.

" Tapi tidak ada jalan lain Juan, kamu ingin istrimu terus di injak-injak oleh ibumu sendiri?".

"Entahlah, aku kira dengan aku oisah rumah dengan ibu. Semuanya terselesaikan,  tidak ku sangka ibu berbuat sejauh ini".

Juan seperti frustasi, dia memegangi kepalanya dengan perasaan geram. Disaat kemarahan Juan memuncak seorang wanita masuk.

"Tuan Juan, ada beberapa propos yang harus di tanda tangani" katanya.

"Diam! Apa kamu tidak lihat aku sedang tidak bisa di ganggu? Seharusnya kamu ketuk pintu dulu. Keluar sekarang!" Usir Juan

"Hei Tuan Juan! Jangan hanya karena kamu Direktur disini Tuan bisa seenaknya saja membentak wanita. Jika Tuan ingin aku keluar, Baik..!" Wanita tadi melempar semua berkas kemuka Juan.

"Gu Huan, kamu tahu ada wanita gila disini tapi kamu tetap diam? Sebenarnya kamu bagaimana dalam mengawasi pegawai?" .

Lagi-lagi Juan melampiaskan amarahnya pada Gu Huan

"Tuan, wanita tadi sepertinya tepat jika di jadikan istri kontrak Tuan".

Juan mencengkram kerah GuHuan "Apa ka fikir aku pria murahan yang mau membagi cinta? Aku tidak ingin mendengar saran apapun darimu. Keluar!". Usir Juan.

avataravatar
Next chapter