webnovel

musibah

ditengah bisnis yang sedang ku jalankan bersama dengan kedua sahabatku. Musibah menghampiri keluargaku, sebuah kecelakaan Mobil menyebabkan papaku koma dirumah sakit. Disaat keterpurukanku sebenarnya aku menantikan sosok seorang laki - laki yang katanya adalah pacarku Selama 3 tahun terakhir ini. aku mengharapkan dirinya datang memelukku , menenangkanku dan meyakinkanku bahwa semuanya baik - baik saja, namun nyatanya itu semua hanya anganku saja. dirinya tidak pernah muncul dirumah sakit saat itu. bahkan ketika aku menelponnya dirinya tidak mengangkatnya, awalnya ku pikir mungkin dirinya sedang Ada kelas, Dan tidak melihat hp nya, namun hingga malam menjelang telponku selalu diabaikannya.

hatiku semakin hancur saat mendapati hal ini. Mama juga adikku yang selalu menangisi keadaan papa semakin membuatku lemah. disaat seperti ini, untung saja Dena juga Sinta tidak meninggalkanku, bahkan mereka selalu ada dan menguatkan kami. Bahkan keluarga merekalah yang mengurus rumah sakit papa. sedang aku tak kuasa memberi kabar kepada nenek kakek tentang kondisi papa.

"kak....papa baik- baik saja kan?"Tanya adikku sambil terisak. walaupun dia laki - laki namun adikku itu masih kecil, jadi wajar kalau dirinya masih menangis seperti itu. "iya,,papa Kita kuat...pasti papa akan kembali pulang bersama Kita dalam keadaan sehat" kataku meyakinkannya.

Setelah kondisi lebih baik, aku menelpon nenek juga kakek tentang keadaan papa, dan seperti yang diduga mereka langsung datang kerumah sakit bersama dengan paman juga Bibi.

"untuk pengobatan yang lebih baik, Kita bawa ke Singapura saja, untuk urusan disini biar pamanmu yang menghendle nya" kata kakek padaku malam itu. " Yuni terserah bagaimana baiknya menurut Ayah sama ibu saja, yang penting mas Hendra s mbuh" kata mamaku terdengar putus asa.

akhirnya Setelah diskusi malam itu, papaku dibawa ke singapura oleh nenek kakek, juga mama. sedangkan aku beserta adikku akan menyusul mereka saat semua urusan kepindahan kami selesai. Karena perusahaan kami adalah perusahaan keluarga jadi untuk sementara paman yang mengantikan papa.

"sya...kapan kamu lulus " kata paman malam itu. "Tasya masih semester 6 paman"kataku padanya. "kalau kamu udah lulus, kamu gantikan paman, paman kan tidak mungkin menjalankan semuanya. kakekmu masih bisa mengurus yang perusahaan Kita yang di Singapura,, kalau tiba- tiba kakekmu tidak ingin mengurusnya lagi otomatis kan paman atau ayahmu yang akan mengurusnya, sedang paman juga harus mengurus yang diBali"kata paman lagi. "bagaimana dengan kak Marcel paman?" tanyaku. "ah....tidak usah kamu tanyakan kakak sepupumu itu...dia bukannya Bantu pamanmu dikantor malah asik dengan kegiatannya sendiri, dia kekeh ingin jadi seniman" kata bibiku sambil duduk disamping pamanku.

"paman, Bibi, kakak....boleh ngak kalau adik jadi dokter aja" kata adikku dengan Mata berkaca - kaca. "kenapa sayang" kata bibiku sambil membawanya kepelukan Bibi. " adik takut kalian sakit seperti papa, sedang adik tidak bisa berbuat apa apa" kata adikku dengan pecahnya tangisannya itu.

"dokter" gumamku. mendengar kata dokter hatiku semakin sakit. kenapa pacarku itu masih tidak menghubungiku, bahkan tiap aku telpon dirinya hanya bilang ' aku sedang sibuk, nanti aku yang akan menghubungimu' namun tidak pernah dirinya menghubungiku sama sekali.

"iya....kalau adik mau jadi dokter tidak masalah, biar perusahaan dipegang kak Tasya, Ada juga kak Riko yang akan Bantu kak Tasya nanti ya" kata pamanku membuat adikku memeluknya.

karena paman lebih dahulu menikah dibanding papa, kini anaknya juga lebih besar dariku, Marcel anak sulung paman sudah lulus S2. dan sedang sibuk membangun karirnya, Marcella anak paman yang kedua sedang kuliah S2 di Australia, sedang anak bungsunya Riko kuliah semester akhir di Australia juga. Riko dan aku hanya beda bulan, tapi karena dia pintar dirinya dulunikut kelas akselerasi.

"sya...dulu bukankah kamu udah punya pacar calon dokter kemana sekarang?" Tanya Bibi padaku. "kami sudah tidak bersama lagi bi, sudah lama" jawabku lagi.