Preman bertubuh kurus namun tubuhnya sangat terbentuk itu mulai mendekatkan kepalanya ke Susi yang tak sadarkan diri. Ia mengangkat sedikit wajah Susi yang tertunduk, matanya mulai terpejam. Didalam kepalanya sedang membayangkan adegan porno yang ia tonton tempo hari. Sudah bosan ia melakukannya dengan tangan berbalut sabun, dan ini kesempatan buat merasakan hal yang belum pernah ia rasakan.
Ia memang preman, tapi kejahatannya bukan pemerkosaan selama menjadi sampah masyarakat, tapi sukanya mengganggu orang lewat. Juga memalak hingga memukul orang yang dipalak olehnya hingga babak belur. Minuman keras menjadi teman sehari-harinya dikegiatan mabuk-mabukan.
Sebelum ia menjadi anak buah dan bertemu bosnya, itu yang ia lakukan.
Hingga suatu hari, waktu itu siang sangat terik. Bahkan suhunya mencapai 50 derajat celsius. Sangat panas bumi waktu yang ia rasakan saat nongkrong bersama teman-temannya. Seperti biasa, disebuah gubuk berdinding bilik bambu ia menghabiskan kesehariannya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com