webnovel

Sahabat sejati

Setelah mendapatkan izin dari ayah dan ibu, serta dengan segala drama yang terjadi, akhirnya aku menuju ke kota D. Meski berat harus kembali terpisah dari kedua orang tua, tapi mengingat dengan susah payah aku memperoleh gelar sarjana agar membanggakan dengan hasil kinerjaku nanti, aku harus nekat.

Di tengah perjalanan, bus kota yang menjadi kendara menuju ke kota tersebut aku segera melakukan panggilan telepon pada Una.

Rasanya sudah tidak sabar, ingin segera bertemu dengan nya. Memiliki sahabat yang sehidup semati sepertinya sungguh aku sangat bersyukur.

"Rose, kau sudah di bus?" tanya Una begitu panggilan mulai tersambung.

"Hmm... Apa kau sudah siap?"

"Hahaha, tinggal lama di kampung sepertinya membuatmu kembali menjadi lugu lagi. Aku masih di atas kasur," sahutnya seraya mendesah, terdengar dia sedang meregangkan tubuhnya.

"Cih, apakah gagal menikah membuatmu jadi malas-malasan, Nyonya?" balasku padanya.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com