Rasanya sekujur tubuhku sudah hampir mencapai pada titik ambruk dan lelah yang tiada tara. Entah sudah berapa banyak aku merasakan cairan klimaks keluar dari liang kewanitaanku. Sehingga berjalan saja aku hampir terjatuh dan sedikit sempoyongan.
"Kakak, kau baik-baik saja?" tanya Setya yang langsung saja menangkapku agar tidak terjatuh di lantai. Maka akan fatal jika aku sampai jatuh di lantai.
"Eh? Aku, aku baik-baik saja. Hanya sedikit lelah saja," sahutku seraya mengusap bahuku. Bahkan sekujur tubuhku sudah sangat pegal rasanya. "Ah, ya. Aku hampir lupa, Rival menitipkan komik yang kau minta. Ambil saja di kamarku," imbuhku yang baru mengingat akan pesan Rival untuk Setya tadi.
"Oh ya? Jadi, beneran kak Rival memberikanku komik-komik itu?" tanya Setya dengan sumringah seolah dia tak percaya akan hal itu.
"Hem, ambil saja di kamar." Aku kembali meyakinkan dan menunjuk ke arah pintu kamarku.
"Yes, ini akan asyik saat di bawa berlibur ke puncak besok."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com