Setelah bermanja-manja ria di salon, aku kembali ke rumah dengan bibi. Ah, memang terasa segar setelah rambutku, bagian kepalaku, wajahku, bahkan sekujur tubuhku mendapatkan banyak perawatan yang di suguhkan oleh pekerja salon.
Begitu sampai di rumah bibi aku melihat sebuah mobil baru yang tentu asing bagiku. Melihat bibi melangkah santai melewati mobil tersebut, aku masa bodoh dengan siapa pemilik mobil tersebut.
Sampai di dalam rumah, aku terkejut oleh sosok yang tak kuduga akan datang ke rumah ini.
"Pak Rival." lirihku.
"Hei, nak Rival. Apa kabar? Kenapa tidak memberi kabar datang kemar? Apa orang tua mu ikut juga? Dimana mereka?" bibi begitu antusias menyambut kedatangan Rival.
"Ayolah, jangan membuatku merasa jika kau menyukai anak muda ini," imbuh paman yang kemudian membawa dua cangkir teh hangat. Kemudian dia letakkan di atas meja tepat di depan Rival.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com