"Dimana Rival?" tanya ibu setelah aku tiba di rumah.
"Dia..."
"Kak Rival tidak bisa datang, Bibi. Dia hanya titip salam untuk Bibi dan Paman. Dia berjanji akan datang ke kampung saat hari libur."
Aku terkejut akan alasan yang Setya berikan. Walaupun mendengar hal itu Ibu tetap saja terlihat kesal dari wajah nya.
"Sudah, tidak apa. Kami juga mengerti kesibukan menantu kami," sahut ayah berusaha menengahi.
"Baiklah. Ayo, kita segera berangkat. Agar tidak kemalaman sampai di rumah, kasian sopir itu." ibu masih tampak kesal.
"Adik ipar, kabari kami jika sudah sampai di rumah, ya." lantas bibi memeluk tanda perpisahan dengan ibu dan ayahku.
Saat ibu dan ayah sudah masuk ke dalam rumah, pak sopir masih memberikan waktu dengan membukakan pintu jendela mobil.
"Kami titip putri kami, dan Una... Tolong jaga baik-baik persahabatan kalian. Terima kasih untuk hadiah nya." ibu dan ayah saling bercengkrama menatap wajah kami bergantian.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com