"Apa yang kau lakukan kepada Ayahku? Siapa sebenarnya Anda?" tanya Freislor dengan suara lirih. Lelaki itu meneteskan darahnya di tangannya. Dan ia menegadahkannya ke atas. Di sana, sebuah cahaya kemerahan terbentuk dengan jelas di angkasa. Freislor menyaksikannya dengan rasa takut. Lelaki itu berjalan dengan suara lirih.
"Tenang saja gadis kecil, kamu juga akan mendapatkan gilirannya. Jangan takut, ya. Hahaha," ucapnya sembari tertawa puas. Ia berjalan mendekati Freislor dengan tatapan bengis. Suasana kala itu benar-benar mencekam. Langit kala itu menampakkan warna abu-abu dipadukan dengan hitam. Sementara itu, Breckson yang masih berada di jalanan seketika berhenti.
"Freis, seharusnya aku tidak menanyakan hal itu padamu," ucapnya lirih. Breckson memukul kepalanya sendiri, ia tak mengerti kenapa dirinya selalu mempertanyakan hal yang membuat Freislor kesal. Selang beberapa saat, ia berlari mencari Freislor. Remaja itu berlari ke tempat pertama di mana mereka bertemu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com