webnovel

Ch. 2 : Steam Heart

Ketiga sahabat pun sampai di panti asuhan.

Noel mengeluarkan dari saku celananya dan membuka pintu.

"Kami pul-Ugh!"

Sesaat Noel membukakan pintu dan mengatakan salam, seorang yang penampilannya lebih muda dari pada umurnya pun melompat ke arah mereka dan memberikan mereka pelukan yang sangat erat.

"B-bu A-aria sesa-gh!"

Kata Karina yang berusaha mengucapkan kalimat saat dirinya dan Noel ditekan dengan pelukan dari Aria, sedangkan Eugo di sisi lain pelukan terbentur sisi pintu karena lompatan-pelukan Aria.

"Selamat dataaaang~! Anak-anakku tersayang."

Aria pun melepas pelukan eratnya.

"Y-ya, hah.., terima kasih atas penyambutan hangatnya, huuh..."

Kata Noel dengan nada sarkastik sambil memegang lehernya mencoba mengambil nafas, sedangkan Kar Eugo mengelus kepalnya yang terbentur sisi pintu

"Aku sangat khawatir karena Karina pergi keluar tanpa berpamitan dan Noel yang menanyakan kemana Karina pergi sendirian tanpa bilang aku dan dirinya."

"Ibuuu~! Aku hanya pergi memberikan mengantarkan Eugo, dan juga jarak dari panti asuhan ke hanggar tidak begitu jauh."

Aria pun membuat raut wajah cemberut dan menunjuk ke Karina.

"Karina! Saat kau berbuat salah kau harus minta maaf, jangan membuat alasan, kau membuatku dan Noel khawatir! Cuaca belakangan ini tidak bagus untuk kondisi tubuhmu yang lemah! Tapi aku tidak akan mengomeli karena kau sudah membujuk Eugo untuk bermalam di sini!"

"Ibu tahu dari mana aku akan bermalam di sini?"

"Tentu saja ibu tahu~! Akukan ibu kalian, karena aku tahu aku sudah memasak lebih dan merapihkan kamarmu juga."

"Uwah, aku tidak tahu aku harus kagum atau takut dengan insting mu itu."

"Tidak ada yang perlu ditakutkan, itu semua adalah kekuatan kasih sayang seorang ibu, kalau begitu tidak perlu berlama-lama di depan pintu, ayo kita makan!"

Aria pun mengajak mereka bertiga ke ruang makan untuk makan malam, selama mereka berjalan ke ruang makan, Karina bergumam.

"Tidak akan mengomeli apanya, bukannya barusan dia mengomeliku, haaah~."

Noel pun menepuk kepala Karina dan membalas gumamannya.

"Yah, kau memang pantas mendapatkannya, aku yakin ibu pasti khawatir seharian."

"ya aku tahu, aku tahu!"

Mereka berempat pun sampai di ruang makan dan di situ mereka melihat ada seorang gadis remaja dengan rambut oranye dan mata hijau muda, menggunakan piyama siap tidur, duduk di meja makan menunggu mereka berempat untuk makan bersama.

"Selamat datang~!, kalian lama sekali! Aku sudah kelaparan menunggu kalian, dan dimana kakak menemukan Karina? "

Noel pun menjawab keluhan gadis tersebut.

"Maaf-maaf~! Aku menemukannya di hanggar Eugo, kami juga menunggu Eugo selesai bekerja dan membujuknya untuk bermalam di sini."

Eugo pun membantu jawaban Noel.

"Aku pulang Zoe, maaf mereka jadi terlambat pulang karena aku."

"Yah, tidak apa-apalah, setidaknya bagus kau akhirnya bisa bermalam di sini, kau terlalu lama menghabiskan waktu di hanggar."

Zoe melihat ke arah Karina yang berdiri di belakang Noel bagaikan sedang bersembunyi.

"Lalu, Karina jangan keluar sendirian tanpa berpamitan kau akan membuat kak Noel dan ibu Aria khawatir."

"Mmm..., ya maaf."

Jawaban Karina ke Zoe menunjukkan adanya kecanggungan di hubungan mereka berdua.

Aria pun menepuk tangannya dan memecahkan suasana yang canggung, dan menyuruh mereka untuk segera makan.

"Ayo,ayo! Jangan kebanyakan mengobrol dan cepat makan sebelum makannya menjadi dingin!"

"Ya!"

"Ya!"

"Ya!"

"Ya!"

Mereka pun duduk dan mulai menyantap makan malam mereka.

Saat mereka semua mengobrol dengan satu sama lain tentang hari mereka.

Anehnya ditengah obrolan dan makan malam mereka yang ramai ada dua orang yang tidak bertukar kata-kata, yaitu Karina dengan Zoe, waluapun Karina dan Zoe dengan mudahnya bercakap dengan yang lainnya di meja makan, tak ada satupun kata yang tertunjukan dari Karina ke Zoe atau Zoe ke Karina.

Setelah makan malam Aria mulai membersihkan meja makan dan mencuci piring, Noel dan Eugo juga ikut membantu membereskannya.

"Ibu maaf aku tidak bisa bantu-bantu, aku masih ada tugas dari sekolah."

"Ya~! Tidak apa-apa, sekolah akan di mulai dalam dua harikan? Kerjakan yang teliti ya, semangat!"

"Ya bu, terima kasih."

Zoe pun kembali ke kamarnya untuk menyelesaikan tugasnya.

Karina yang sedang bersantai di sofa mengeluarkan keringat dingin mendengar sekolah akan segera dimulai karena tugasnya masih menumpuk.

"Karina kau belum mengerjakan tugasmu kan~?"

"Eugo! Jangan sok tahu kau, kau bahkan tidak pergi ke sekolah!"

Eugo pun menunjuk bingkai yang ada di ruang tamu, disitu banyak terlihat piagam dan artikel tentang Eugo dan penemuannya.

"Aku tidak perlu pergi ke sekolah, jadi tugasmu, sudah atau belum?"

Karina terdiam sementara geram melihat prestasi Eugo dan melihat ke arah Noel, dengan senyum yang dipaksakan.

"Noel~, oh sahabatku aku sudah menyesali perbuatanku siang ini, jadi bisakah aku melihat tugasmu~?"

"Haaaah~, ya, setelah aku selesai beres-beres."

"Yay! Terima kasih banyak Noel aku sayang kamu."

Setelah beres-beres Noel pun mengambil semua tugas yang sudah ia selesaikan, banyaknya tugas yang Noel bawa membuat mata Karina membelalak dan panik, Karina pun segera mengerjakan tugasnya satu persatu.

Sedangkan Eugo yang tidak memiliki kegiatan apapun langsung ke kamarnya, setelah Aria memberikan semangat kepada Karina, dia pun kembali ke kamarnya dan segera tidur.

Noel pun yang menemani Karina mulai mengantuk dan hampir tertidur di meja ruang tamu, Karina pun yang sedang mengerjakan tugasnya juga mulai mengantuk.

Keduanya akhirnya tertidur di ruang tamu.

Beberapa saat kemudian Eugo keluar dari kamarnya membawa dua pasang selimut dan menyelimuti Noel dan Karina lalu segera kembali ke kamarnya untuk tidur.

Keesokan harinya di pagi-pagi buta Karina yang terbangun lebih dulu di ruang tamu.

Karina yang merasa haus di pagi hari mencoba semampunya untuk tidak membangunkan Noel saat mengambil air.

Saat ingin mengambil air, Zoe pun keluar dari kamarnya dan membuat kontak mata dengan Karina.

Zoe yang melihat Noel tidur di ruang tamu karena menemani Karina semalaman, membuat Karina memalingkan matanya dari Zoe karena merasa bersalah.

Zoe dan Karina pun pergi mencuci muka dan mengambil gelas untuk minum bersama-sama.

Tak satupun dari mereka yang berkata apa-apa, kesunyian dari kecanggungan mereka membuat seluruh rumah bagaikan dunia tanpa suara, satu-satunya suara yang ada di rumah hanyalah tetesan dari keran air di dapur.

Karina memecahkan kesunyian tersebut.

"Maaf karena aku Noel menjadi kesusahan."

Kata Karina ke Zoe tanpa memiliki keberanian untuk melihat langsung ke matanya.

"Kau tidak perlu minta maaf, kau tidak salah sama sekali... ini hanyalah hal yang wajar, ya benar... tidak ada yang salah dan tidak ada yang bisa kita lakukan... tidak ada."

Kata Zoe sambil menggigit bibir bawahnya dan mengepalkan lengannya dengan keras, bagaikan menahan rasa sakit dan kepedihan.

"Zoe aku-"

Zoe tanpa berkata apa-apa pergi membangunkan Noel di ruang tamu, tanpa mendengar kelanjutan ucapan Karina.

'Maafkan aku Zoe, tapi aku tidak menyesal sama sekali, walaupun jika waktu bisa diulang kembali pada saat itu aku akan tetap melakukannya.'

Tekad Karina dalam hati bagaikan meyakinkan dirinya bahwa ia tidak akan pernah menyesali perbuatannya di masa lalu.

Aria pun keluar dari kamarnya untuk menyiapkan sarapan untuk penghuni yatim piatu.

"Karina bisakah kau membangunkan Eugo?"

"Baik bu."

Karina pun menuju ke kamar Eugo dan membuka pintu kamarnya.

Karina melihat Eugo tertidur pulas di kasurnya, Karina lalu menarik selimut Eugo dan menggoyangkannya untuk membangunkannya.

"Eugo~! Ayo bangun! Waktunya sarapan!"

Eugo pun membuka matanya dan merenggangkan tubunya sambil menguap.

"Mmm..., Karina, tumben kau sudah bangun, biasanya kau yang susah bangun di pagi hari, kau hanya bisa dibangunkan paling tidak dengan membuat suara yang keras seperti dua penggorengan yang dibenturkan satu sama lain atau dengan bau dari makanan favoritmu Cheesecake."

"Uwah..., baru bangun kau sudah membuatku sebal dengan ejekanmu."

"Aku hanya mengatakannya yang sebenarnya."

"Haaah...! Aku tidur di ruang tamu setelah semalaman mengerjakan tugas jadi tidurku kurang nyenyak, kau harusnya sudah tau karena kau yang memberikan aku dan Noel selimut."

"Oh, kau bangun saat itu?"

"Tidak aku hanya tahu, ayo! Jangan lama-lama disini dan cepat cuci mukamu, Ibu Aria sudah membuatkan kita sarapan."

Sesaat Karina ingin keluar dari kamar, Eugo memegang tangannya mengisyaratkan untuk berhenti.

"Karina, apa terjadi sesuatu?"

Karina terdiam sebentar.

"Tidak ada apa-apa."

Eugo yang tidak percaya perkataannya melihat keluar kamar yang langsung menuju ke ruang tamu dan melihat Zoe yang sedang membangunkan Noel.

"Jadi begitu."

Eugo melepas tangan Karina.

"Jangan terlalu menyalahkan dirimu sendiri Karina, tidak ada yang salah dan tidak ada yang bisa kita lakukan, aku yakin Zoe juga mengerti itu."

"Ya..., Zoe mungkin mengerti dengan situasinya tapi itu tidak merubah kenyataannya."

"Lalu, apa yang akan kau lakukan? Meyakinkan Zoe bahwa kau tidak mencuri satu-satunya kakak perempuannya yang tercinta?"

"Ini tidak seperti itu, kau tahu itu sendiri kan Eugo?"

"Ya, kita semua tahu, tapi tidak dengan Zoe, seberapa pun kerasnya dia mencoba menyembunyikan rasa cemburunya, pada akhirnya kita semua tahu apa yang sebenarnya yang ia rasakan."

"Walaupun begitu aku akan berusaha untuk meyakinkannya."

"Baiklah, aku mengerti, aku juga akan mencoba meyakinkannya."

"Terima kasih Eugo, nah! Ayo kita sarapan."

Karina dan Eugo akhirnya keluar dari kamar, Eugo langsung menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka dan Karina pergi ke arah meja makan.

Karina pun mencium bau familiar yang membuatnya langsung tersenyum, bagaikan percakapan sentimental dengan Eugo tidak pernah terjadi.

"Karina aku membuatkan Cheesecake untukmu, karena sudah membujuk Eugo dan telah mengerjakan tugasmu dengan baik ini hadiahmu."

Karina langsung memeluk Aria dan mencium pipinya.

"Yahooo! Terima kasih banyak ibu, aku ciiiiiiiinta ibu!"

Aria yang membalasnya dengan ciuman ke pipi Karina.

Karina pun duduk di meja makan dan menikmati Cheesecake nya.

Noel yang duduk di seberang, melihat Karina dengan aneh.

"Bukankah Cheesecake untuk sarapan tidak cocok."

"Tidak,tidak! Kau tidak mengerti Noel, Cheesecake itu selalu cocok disetiap saat."

Aria pun menaruh T-bone Steak di depan Noel.

"Ini T-bone Steak favoritmu Noel, karena sudah ikut membujuk Eugo dan membantu Karina mengerjakan tugasnya."

"Terima kasih ibu!"

Karina pun mengulangi apa yang dilakukan Noel sebelumnya.

"Bukankah Steak untuk sarapan terlalu berlebihan!"

"Tidak, Steak selalu cocok kapanpun!"

Aria tidak berhenti disitu dengan membuat makanan favorit semua orang.

"Masih ada lagi loh~! Ini Unadon untuk Eugo, Lasagna untuk Zoe, dan Paella untukku~! Selamat makan semuanya~!"

Mereka semua mengucapkan selamat makan dan makan-makanan favorit mereka untuk sarapan, walaupun semua hidangannya tidak cocok untuk sarapan.

Setelah sarapan, Eugo bersiap-siap untuk pergi ke luar. Noel pun menanyakan kemana ia ingin pergi.

"Eugo kau ingin kemana?"

"Aku mau ke kota, membeli material untuk memperbaiki pesawat."

"Tunggu sebentar aku juga ikut."

"Aku juga!"

Eugo, Noel, dan Karina pun pergi ke kota, perjalanan ke kota tidak bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki, maka dari itu mereka pergi ke stasiun gondola yang terletak tidak jauh dari panti asuhan. Stasiun gondola tersebut langsung menuju ke pusat kota, memudahkan berbelanja dari pusat kota ke panti asuhan.

Setelah sampai di pusat kota Eugo yang ditemani Noel dan Karina pun membeli material untuk pesawat.

"Ya, dengan begitu semua materialnya sudah lengkap, ada kebutuhan lagi yang ingin kalian beli?"

"Aku tidak ada, bagaimana denganmu Karina?"

"Hmmm....,Ah! Aku hampir lupa aku ada janji dengan Dr.Stein, siang ini."

Eugo dan Noel terkejut dengan kata-kata Karina.

"JANGAN LUPAKAN HAL PENTING SEPERTI ITU!!!"

Teriakan Noel hampir membuat seluruh kota mendengarnya.

"O-oke Noel, maaf aku lupa, tapi pelan-"

"APA KAU TAHU APA YANG TERJADI JIKA KAU MELUPAKAN PEMERIKSAAN Blah-blah-blah...."

Ditengah omelan Noel ke Karina, Eugo hanya bisa terdiam dengan telapak tangannya di wajahnya dan menggeleng-geleng kan wajahnya, tidak bisa berkata apa-apa mendengar kelalaian Karina.

Setelah Noel selesai mengomeli Karina, mereka akhirnya menuju ke klinik Gilda Van Stein nama panjang Dr.Stein. Saat mereka sampai di klinik, mereka menuju resepsionis dan bilang bahwa Karina memiliki janji untuk bertemu siang ini. Mereka lalu di ijinkan untuk langsung bertemu Dr.Stein, mereka pun sampai di ruangan Dr.Stein.

Disana ada wanita berumur sekitar akhir 20-an menggunakan jas dokter.

"Permisi, Doktor."

"Karina! Kemana saja kau? Ini sudah hampir dua jam lebih dari janji kita! Dan kau bahkan bersama Eugo dan Karina bagaimana kau bisa terlambat?"

"Aha, y-ya maaf dok., kami tadi agak kelupaan waktu saat ingin membeli es krim untuk No-"

Eugo pun menyelak Karina.

"Tidak dia bohong, dia barusan lupa dengan janji pemeriksaan."

Dr.Stein pun menghela.

"Sudah kuduga, aku harusnya memberitahu tentang janji ke Noel, dari pada mempercayaimu, Karina."

"Ehe, m-maaf dok."

"Ya sudah lupakan, cepat! Ganti pakaianmu dan masuk ke ruang operasi."

Karina pun langsung mengganti pakaiannya dengan baju operasi yang diberikan Dr.Stein. Eugo menutup matanya saat Karina mengganti baju dan kembali membuka matanya setelah Karina memakai baju operasi.

Karina pun masuk ke ruang operasi, ruang operasi bersebelahan dengan ruang Dr.Stein.

Ruang operasi itu memiliki jendela dimana para penunggu pasien dapat melihat operasi pasien.

Dr.Stein pun membuka bagian depan baju pasien Karina, Karina memiliki jahitan di bagian dimana jantungnya terletak, Dr.Stein pun membuka jahitan tersebut.

Di saat jahitan terbuka bisa dilihat bahwa jantung Karina tidaklah sama dengan jantung normal manusia, jantungnya memiliki jahitan dan tertempel sebuah alat yang berfungsi untuk memompa jantungnya.

"Karina, kau tidak boleh melewati pemeriksaan di musim yang panas ini, Steam Heart mungkin terdengar hebat dibuku tapi sebenarnya ini adalah alat yang sulit dirawat dan sangat rapuh."

"Ya dok., maaf."

Steam Heart adalah alat yang bisa mengembalikan fungsi jantung yang sudah tidak bisa berfungsi lagi yaitu memompa jantung agar jantung dapat bekerja seperti sedia kala, adapula kasus dimana Steam Heart bukanlah hanya sekedar alat yang menempel di jantung namun bisa juga berupa jantung palsu yang dibuat sedemikian rupa. Penemu dari Steam Heart tersebut tidak lain adalah Gilda Van Stein, Dr.Stein itu sendiri.

Walaupun Steam Heart memiliki fungsi yang hampir bisa disebut menghidupkan orang kembali dengan mengembalikan fungsi jantung seseorang, Steam Heart hanya bisa bertahan selama beberapa tahun, saat ini Steam Heart hanya bisa bertahan hingga enam tahun.

Karina yang sedang diperiksa oleh Dr.Stein, hanya bisa tersenyum untuk menyembunyikan rasa sedih saat pemeriksaan berlanjut.

Eugo dan Noel yang menonton disisi lain jendela pun memiliki mata yang berkaca-kaca melihat Karina yang diperiksa sambil menyembunyikan rasa sedihnya dengan senyuman.