webnovel

Ch. 1 : Golden Hours

Seorang remaja perempuan berambut hitam sebahu yang sebelah kanan rambutnya dikepang dan mata sebelah kirinya tertutupi poni rambutnya mata kanan yang ditunjukkannya berwarna biru langit, mengunakan rompi biru tua dengan dalaman kemeja putih dan celana panjang untuk menutupi kulitnya yang cerah, berjalan menuju hanggar ditengah musim panas membawa keranjang yang berisikan makanan.

Dan didalam hanggar itu ada seorang mekanis remaja laki-laki dengan rambut putih dan mata berwarna hitam menggunakan baju bengkel yang atasannya diikat di pinggang menunjukkan kaos putih dan kulit pucatnya yang tertutupi oli yang sedang bekerja membetulkan pesawat terbang disana.

"Hei Eugo! Aku membawakan makan siangmu!" Panggil Sang gadis kepada mekanis laki-laki tersebut.

Eugo berhenti berkerja dan menjawab panggilannya.

"Karina!? Kenapa kau kesini dan dimana Noel?" Herannya Eugo, sambil menghampiri Karina dengan muka khawatir.

"Entahlah." Jawabnya dengan mengangkat bahunya dengan tidak peduli.

"Lagipula jarak dari panti asuhan kesini tidak terlalu jauh, aku tidak perlu dikawal setiap kali aku pergi. Itu sangat menyusahkan." Keluhnya.

"Haa..., kalau Noel marah aku tidak mau tahu ya!" Omelnya.

"Iya, iya! Ini bekal siangmu." Katanya Karina sambil menyerahkan bekalnya Eugo.

"Mm. Ya makasih, dan semoga beruntung dengan omelan Noel." Eugo menerima bekalnya.

"Ya ampun, kau terlalu khawatir Noel tidak akan tahu aku kesi-"

"Karina! Karinaaa!" Suara seorang gadis memanggil nama Karina dari kejauhan, sambil mencarinya.

"Gawat! Noel disini, aku harus sembunyi!"

Karina memegang bahu Eugo dengan buru-buru.

"Eugo tolong katakan ke Noel "aku tidak ada disini" ya!"

"Hmmm...., Entahlah sepertinya akan seru kalau Noel memarahimu disini, aku jadi ada tontonan saat aku makan siang." Katanya Eugo dengan senyum licik diwajahnya.

"Ayolah! Aku membawakan bekalmu tolonglah aku! Pliss...!"

Saat Karina sedang memohon bantuan, suara Noel semakin mendekat.

"Pokoknya jangan kasih tahu Noel kalau aku ada disni! Aku akan sembunyi didalam hanggar ya!"

Karina berlari kedalam hanggar, lalu sembunyi di belakang sofa dimana Eugo biasanya beristirahat.

"Oke, oke"

Eugo menaruh bekalnya dan kembali bekerja.

Tak lama kemudian, Seorang remaja perempuan dengan rambut merah pendek dan mata hijau tua, menggunakan jaket kulit merah dengan dalaman kaos putih dan celana panjang dengan sepatu bot, menghampiri Eugo dengan terengah-engah.

"Eugo...! Hah...! Kau melihat Karina tidak? Kata Ibu Aria dia kesini membawakan bekal untukmu."

"Karina tidak ada disni..."

'Baguuussss! Eugo lindungi aku' Sorak Karina di dalam hati sambil sembunyi dibelakang sofa.

"Kata Karina saat memberikan aku bekal."

Eugo menunjuk ke bekalnya lalu ke sofa dibelakangnya.

'Eugooooo!!!' Jerit Karina dalam hati.

"Aaah..., aku mengerti"

Noel berjalan kebelakang sofa.

Saat Noel sampai kebelakang sofa, yang ditemukannya adalah...

"Apa kabar Noel? Cuaca yang indah bukan?"

Kata Karina dengan tak acuh yang sedang berbaring dipunggungnya dengan bersandar satu tangan dibelakang sofa.

"Iya, cuaca yang indaaAAH!

Kata Noel dengan sarkasame dan kesal, sambil menjerewet kuping Karina.

"AW,AW,AW!!!"

"KEMANA SAJA KAU!? KAU TAHU BERAPA LAMA AKU MENCARIMU!? DI TENGAH MUSIM PANAS SEPERTI INI!? HAH!?"

"Aw, aw! I-itu salahmu sendiri menggunakan jaket kulit di tengah musim panas!"

"JANGAN MEMBALAS KATA-KATAKU!!!"

Noel berhenti menjewer kupingnya, dilanjutkan dengan cubitan ke pipinya dengan kedua tangan.

"Aaaaw! K-kau barusan menanyakanku!

"Kau ini ya! Tahukah kau usaha yang aku lalui aku- Blah blah blah..."

Ditengah omelan Noel dan alasan Karina, Eugo menonoton dari jauh sambil memakan bekalnya, dengan muka yang penuh kepuasan.

'Mmhm. Makan siang lebih enak saat ada tontonan' Kata Eugo dalam hati.

Waktupun berlalu, dan omelan Noel pun berhenti, dan Karina duduk didepan Noel bagaikan pendosa dengan pipinya yang memerah karena cubitan. Noel sudah melepas jaket kulitnya dan menentengnya, sambil mengibaskan kerah bajunya dengan tangan satunya, karena cuaca yang panas.

"Haah..., kau ini, berapa kali harus kuomeli jangan berkeliaran sembarangan, cuaca seperti ini tidak baik untuk kondisi tubuhmu."

"Tch! Aku cuma berjalan dari panti asuhan ke hanggar, tidak perlu marah-marah seperti itu."

Eugo yang sudah selesai makan diplototi Karina dengan kesal.

"Dan kau, Eugo! Dasar pengkhianat! Bisa-bisanya kau menipuku!"

"Aku tidak menipumu, kau memintaku bilang "kau tidak ada disni" ke Noel, kau tidak bilang aku harus menyembunyikanmu."

Noel memberikan jempol tanda pujian ke Eugo.

"Kerja bagus Eugo!"

Eugo mengangkat jempolnya juga.

"Haaaah...! Lupakan percuma berbicara pada kalian saat sedang bersekongkol."

Eugo pun bangun dan kembali bekerja membetulkan pesawat.

Saat itu Karina bertanya kepada Eugo.

"Hei, Eugo, belakangan ini kau jadi sering bekerja di hanggar, ada apa?"

"Ya, belakangan ini permintaannya jadi banyak, mau bagaimana lagi namanya juga kerjaan, tidak bisa komplain. Lagipula ini bagus untuk bengkelku, banyak pelanggan banyak uang."

"Kau dari kecil masih saja bermesra-mesraan dengan mesin daripada manusia, lagipula kau adalah mekanis jenius yang sudah menciptakan banyak penemuan yang sudah dibeli oleh negeri ini, buat apa kau mengumpulkan uang lagi? Keluarlah sekali-kali dan bermainlah dengan kami, atau setidaknya bermalamlah di panti asuhan, Ibu Aria khawatir kau akan masuk angin bermalam di hanggar."

Noel pun menyetujui apa yang dikatakan Karina.

"Karina betul, kau harus keluar terkena sinar matahari atau kulitmu akan pucat seumur hidup."

"Apa yang kalian katakan? Aku keluar kemarin malam berbelanja kebutuhan panti asuhan dengan kalian kemarin, aku juga sesekali kembali ke panti asuhan untuk makan siang dan menyapa Ibu Aria, dan kulitku tidak akan berpengaruh pada sinar matahari aku sudah pucat dari lahir."

"Kau hanya keluar saat sore dan malam hari, Eugo, kau ini manusia bukan burung hantu. Dan kau bahkan lebih sering bermalam di hanggar daripada di panti asuhan."

"Aku sering tidur disini karena aku sering kerja lembur. Oh..., Karina bisa tolong ambilkan kunci inggris di rak meja itu?"

"Dimana?"

"Di belakang pesawat, di rak kedua."

"Oke."

Karina pergi melakukan permintaan Eugo.

Noel melihat pesawat yang sedang dikerjakan Eugo.

"Ini tetap mengagumkan bagaimana kau bisa menyelesaikan permintaan sebanyak itu sendirian, jenius memang berbeda kan Eugo?"

"Terima kasih pujiannya."

"Ini pesawat dari perusahaan mana?"

"Bukan dari perusahaan manapun."

"Heh? Lalu ini milik siapa?"

"Milikku..., aku membuatnya."

"Uwah! Kau membuatnya!? Untuk apa?"

Eugo berhenti membetukaln pesawatnya, dan menarik napas.

"...Enam bulan dari sekarang... adalah ulang tahun Karina ke-18"

"Ah..., jadi begitu..., aku mengerti."

"Ya..., jadi jangan beritahu Karina sampai saat itu."

"Ya..., jangan khawatir aku takkan."

'Ya..., itu benar, enam bulan dari sekarang akan menjadi genap enam tahun dari saat itu..., dan Karina akan berusia 18 tahun, saat itupun Karina akan...' Pikir Noel dalam hati sambil melihat Karina dengan mata penuh kesedihan, yang apabila pikiran itu diteruskan Noel tidak akan bisa menahan air matanya.

Karina dan Noel menemani Eugo sampai dia selesai bekerja.

Setelah selesai bekerja hari sudah sore, matahari mulai tenggelam.

Eugo sudah membersikan tubuhnya dari noda dan bau oli, dan mengganti pakainya dari baju bengkel yang penuh noda dan bau oli dengan kaos hitam lengan panjang, yang lengannya digulung sampai ke atas sikunya.

Karena ajakkan atau paksaan dari Karina dan Noel, Eugo setuju bermalam di panti asuhan.

Eugo pun mengunci hanggarnya dan mulai menuju ke panti asuhan ditemani Karina dan Noel.

Saat berjalan menuju ke panti asuhan Karina melihat matahri yang tenggelam, yang menyinari seluruh kota dengan warna emas.

Karina berhenti dan menikmati fenomena alam yang indah ini.

Eugo dan Noel pun berhenti dan ikut menikmati pemandangan yang matahari tenggelam.

"Hei, Eugo, Noel, kalian tahu tidak? Momen seperti ini disebut Golden Hour."

"Ya aku tahu, kau selalu memberitahuku setiap kali kau melihatnya." Jawab Noel.

"Kau paling menyukai pemandangan langit saat waktu seperti inikan?" Lanjut Noel.

"Ya, aku sa~ngat menyukai langit saat Golden Hour. Aku suka langit pada biasanya, tapi langit yang paling aku sukai adalah langit saat matahari tenggelam."

"Haaah~ aku harap suatu hari aku bisa menaiki pesawat dan terbang di langit seharian." Lanjutnya Karina sambil bermimpi.

"Tapi sayangnya menaiki pesawat sangat mahal di negeri ini." Kata Karina dengan kecewa.

Noel pun berdiri di sebelah kanan Karina merangkul bahu Karina dengan tangan kanannya.

"Yah, mau bagaimana lagi di negeri Steamville ini pesawat sangat mahal, karena pesawat terbang dan kendaraan udara lainnya adalah teknologi paling modern di dunia, banyak negeri lain yang menawarkan segudang uang hanya untuk membeli cetak biru pesawat dari Steamville."

"Ya, kau benar mau bagaimana lagikan?" Tanya Karina dengan pasrah

Noel membalas Karina dengan merangkulnya lebih erat dan mengelus sisi kanan kepalanya Karina dengan sisi kiri kepalanya.

Eugo yang berdiri di kiri Karina pun menggandeng tangan kanan Karina dengan tangan kirinya.

"Ayo kita kembali sebelum hari menjadi malam."

"Ya"

"Ya"

Kata Noel dan Karina bersamaan.

Noel pun berhenti merangkul Karina dan mulai menggenggam tangan kiri Karina dengan tangan kanannya seperti Eugo.

Mereka bertiga berjalan bergandengan tangan menuju panti asuhan.

Karina yang berada ditengah mereka berdua tersenyum kepada dirinya sendiri, merasa bahagia dan dihargai oleh kedua orang yang Karina sayangi menggandeng kedua tangnannya bagaikan melindungi dirinya seolah-olah Karina adalah sesuatu yang paling berharga di dunia.

Next chapter