webnovel

Kamar yang Luas

"Belum. Lah aku tahu dari siapa kalau tidak Ibu, sama kak Hana kasih tahu aku. Aduh, kalau kak Hana jadi pengangguran siapa yanag biayai sekolah sama kasih aku jajan?"

Sang Ibu pun hanya tersenyum dan berlalu seraya berkata, "udah waktunya kamu kerja sendiri."

"Ma, aku masih sekolah."

"Kerja sampingan."

"Gak mau. Belum cukup umur." Anak Lelakinya ini terus membuntuti ke mana sang ibu pergi.

"Alasan."

"Bukan alasan. Itu tercantum dalam undang-undang negara."

"Undang-undang ke berapa, pasal berapa sama tahun berapa."

"Lupa. Hehehe."

"Emch. Kamu kayaknya lebih ngeyel dari Kakakmu."

"Ya … jangan disamain dong, Ma."

Sang Ibu pun memutar badan. Hampir-hampir anak lelakinya ini menubruk.

"Kenapa ngikutin mama?"

"Heheh. Mau minta uang."

"Dasar ya!" Sang Ibu mengacak-acak rambut hitamnya.

"Aduh, ini udah pake minyak rambut."

***

"Di sini Non kamarnya." Bi Ani menunjukkan kamar Intan.

Melihat Intan yang melongo, bi Ani bisa menebak apa yang dipikirkan Intan.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com