Gadis itu berlari dengan gaun panjang berwarna putih dengan kombinasi biru di bagian dada dengan beberapa aksen Bungan mawar dan manik-manik yang bertaburan Adi sepanjang gaun yang yang mampu menyapu lantai dengan sekali kibasan.
Kedua tangannya menarik keatas bagian bawah gaunnya untuk mempermudah saat berlari. Wajahnya terlihat panik sambil menoleh ke kanan ke kiri diantara para tamu di ruangan pesta itu.
ini bukanlah sebuah adegan syuting dalam film, atau seorang pengantin yang sedang melarikan diri karena tidak ingin dinikahi laki-laki yang tidak dicintai. tetapi persoalan hidup dan mati seseorang sedang ada di tangannya.
"Dokter.... Dimana dokter?" kata gadis itu yang otaknya sudah dipenuhi rasa khawatirnya dan kepanikan yang berlebihan. kedua matanya tak hentinya menyapu wajah para tamu satu persatu tamu undangan pesta dari saru sisi ruangan ke sisi ruangan yang lain mencari sebuah wajah yang dikenalnya sebagai dokter yang hebat dan profesional.
"Dimana dia? kenapa aku tidak bisa menemukannya?" gumam Emelly penuh dengan keputusan karena tidak menemukan seseorang yang dicari. mencari dokter Tampan yang merupakan sahabat kakak laki-lakinya di tengah ratusan tamu undangan pesta saat ini, ibarat menjari jarum dalam tumpukan jerami. sungguh tidak mudah untuknya.
di dalam suatu ruangan khusus dari pesta itu sedang terbaring pingsan seorang wanita cantik yang sedang hamil muda, yang tak lain adalah istri dari kakak laki-lakinya. Wanita itu sedang dalam keadaan bahaya dan harus segera mendapatkan pertolongan. Kakak iparnya sedang menunggunya membawa dokter itu.
Gadis itu berlari menuruni anak tangga dengan terburu-buru. ia sama sekali tidak memperhatikan setiap anak tangga yang dipijaknya karena berkonsentrasi mencari seseorang. sepatu dengan hell tinggi membuatnya kesusahan turun dengan kecepatan penuh.
Salah satu kakinya tak sengaja menginjak gaun bagian belakang miliknya dan membuatnya terpelanting dan jatuh.
"Ah..." teriak gadis itu secara spontan.
Bukk...
Tubuhnya yang mungil itu seakan tengah menumbuk seseatu dengan sangat keras, namun sama sekali tidak menyakitkan malah membuatnya terasa nyaman dengan kehangatannya.
"Uhuk.. uhuk... Nona baik-baik saja?" ucap seorang laki-laki tampan dengan setelan jas berwarna hitam dengan dalaman kemeja berwarna putih, tersemat dasi kupu-kupu berwarna merah di kerah kemejanya, sambil batuk-batuk kecil.
Jatuh ke lantai yang keras dan tertimpa seorang gadis yang beratnya setara dengan sekarung beras ukuran besar yang di jual di supermarket bukankah urusan yang mudah, meskipun sekilas dilihat gadis itu memiliki tubuh yang mungil. tetapi tetap saja beratnya puluhan kilogram dan itu menghantam dadanya dengan keras.
Kedua tangan laki-laki ini sedang memeluk erat tubuh Emelly untuk melindunginya, agar tidak terluka saat jatuh kelantai yang dingin. untuk saja gerakan laki-laki ini begitu lincah dan sigap. Sehingga Emelly tidak terluka sedikitpun. padahal jika terlambat sedikit saja, mungkin gadis ini tidak akan menemukan dokter yang dicarinya, tetapi malah masuk ke rumah sakit bersama kakak iparnya.
Emelly mengangkat wajahnya dan memandang dua bola mata berwarna hitam pekat seperti malam yang gelap, bulu mata panjang dan lentik, hidung yang mancung dan kulit wajah yang puti bersih dengan sedikit kumis tipis diatas bibi berwarna merah kecoklatan.
"Sangat Tampan." kata Emelly dalam hatinya yang tanpa sadar terpesona dengan ketampanan wajah dari Steve Chou yang merupakan Asisten pribadi kakak laki-lakinya. tetapi saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengagumi wajah laki-laki tampan ini dan menikmatinya dari dekat.
Emelly harus segera bangun dan melanjutkan mencari sahabat kakaknya. "Saya baik-baik saja. terimakasih telah menyelamatkan aku." kata Emelly setelah berangkat bangun dari tubuh Steve yang ditindihnya saat jatuh dari tangga tadi.
Asisten Steve pun berdiri, setelah adik perempuan dari bosnya beranjak dari tubuhnya. "Tidak perlu berterimakasih, nona muda. ini sudah tugas saya untuk menjaga anda." Jawab asisten Steve kepada Emelly.
"Kau mengenalku?" Tanya Emelly yang baru pertama kali melihat laki-laki tampan yang berdiri dihadapannya.
"Tentu saja, Saya mengenal nona. Perkenalkan, Saya Steve. Saya asisten pribadi Presdir Kim." Kata Steve memperkenalkan dirinya kepada mereka untuk pertama kali.
Emelly mungkin tidak mengenal soal Steve. tetapi bukan berarti Steve juga tidak mengetahui soal adik perempuan sang presdir itu. sebagai asisten pribadi, ia mengetahui banyak hal tentang bosnya. baik urusan pekerjaan ataupun pribadi, termasuk hubungan sang presdir dengan keluarganya.
Laki-laki ini terlihat diam sejenak untuk menahan sakit. sepertinya ada posisi tulangnya yang bergeser, atau patah saat jatuh tadi.
"Kau baik-baik saja?" tanya Emelly yang curiga melihat ekspresi wajah asisten Steve yang terlihat menggigit bibir bawahnya untuk menahan sakit.
"Saya baik-baik saja. Cuma sedikit nyeri di bagian siku saja, mungkin karena terbentur lantai tadi saat jatuh. saya kira itu akan membaik sebentar lagi." Jawab asisten Steve berusaha menyembunyikan rasa sakitnya.
"Oh, ya. kenapa nona muda tadi berlari terburu-buru seperti itu, hingga tidak memperhatikan jalan. tahukah nona muda, bahwa! itu sangat berbahaya?" tanya asisten Steve kepada Emelly. siapa tahu ia bisa membantu gadis itu karena seperti urusan gadis ini sangat penting dan darurat. jika tidak, mana mungkin wajah gadis ini terlihat sangat panik tadi.
"Ya, Tuhan. Aku lupa. aku harus menemukannya." Kata Emelly yang kembali mengingat tujuannya turun kelantai 1 ini adalah untuk mencari dokter Glen.
"Apa yang terjadi? Siapa orng yang sedang nona muda cari? Mungkin saya bisa membantu?" Tanya asisten Steve kepada Emelly. dia tadi mengurus semua acara pesta ini, Steve sudah melihat kedatangan sang presdir dan istrinya, serta gadis ini menuju ruangan khusus di lantai 2 untuk bertemu dengan tuan dan nyonya besar.
Steve curiga kalau terjadi sesuatu kepada mereka berdua, khususnya istri Presdir yang masih dalam keadaan lemah karena baru sembuh dari sakit.
"Kakak, Glen. Aku sedang mencarinya. Kekasih kakakku pingsan secara tiba-tiba. aku membutuhkannya untuk memeriksa keadaan wanita itu." kata Emelly menjawab dengan ekspresi wajah yang masih panik dengan kedua mata masih menyisir wajah-wajah tamu pesta, berharap segera menemukan dokter Glen.
"Apa?! Istri presdir pingsan? Presdir pasti sedang sangat panik saat ini. aku harus segera menemukan dokter Glen dan memintanya datang ke ruangan khusus keluarga Kim diatas.
"Biarkan saya yang memanggil Dokter Glen. nona kembali saja untuk menjaga wanita itu. biar saya yang memanggil dokter Glen. saya tahu dimana dokter Glen sekarang berada." kata asisten Steve kepada Emelly. disaat genting seperti ini harus ada seseorang yang yang berada di samping sang presdir, karena bosnya itu selalu meledak-ledak emosinya, ketika terjadi sesuatu kepada istri kesayangannya.
"Baiklah, tolong cepat temukan dia dan minta dia untuk datang ke ruangan kami." kata Emelly yang segera mengangkat kembali gaun panjangnya dan menaiki anak tangga untuk kembali keruangan dengan lebih hati-hati karena jika sampai dia jatuh lagi, mungkin sudah tidak ada Steve yang kedua untuk menolongnya.