webnovel

Jalan Kehancuran

Dunia di mana semua orang dinilai dengan kekuatan yang mereka miliki. Itulah dunia yang Budi tinggali setahun ini setelah menyebrang ke dunia lain, tanpa kekuatan apapun, dia hanya bisa menjadi budak. Namun, sebuah petualangan dalam menaklukkan dungeon level SSS merubah semuanya. Setelah mengalahkan bos di dalam dungeon tersebut, semua orang kecuali Budi tewas karena jebakan. Dengan semua barang dan senjata yang ada, Budi akan melakukan serangan balik. "Dunia ini sangat busuk karena semua hal dinilai dengan kekuatan, karena itu aku akan menghancurkan semua kekuatan dan menjadikan dunia ini surga untuk orang-orang lemah." Dengan pemikiran itu, Budi memulai perjalananannya untuk membantai semua pejuang kuat.

WahyuET · Fantasia
Classificações insuficientes
17 Chs

Menuju Ibukota (Bagian 2)

Keesokan harinya, Hans dan teman-temannya telah berkumpul di sebuah gudang, di depan gudang terparkir beberapa gerbong yang ditarik oleh kuda.

"Selamat pagi, terima kasih sudah mau mengambil misinya."

Seorang pria gendut tersenyum lebar sambil menggenggam tangan Hans. Namanya adalah Goto, meskipun bisa dibilang dia adalah majikan yang memperkerjakan Hans dan yang lainnya, tapi di dunia di mana yang kuat dihormati, Goto tidak bisa sombong di depan mereka.

"Tidak apa, lagipula bayaran yang diberikan sangat memuaskan." Hans balas tersenyum dengan ramah.

"Haha, ya, itu bayaran yang sesuai, semenjak penjahat itu membuat kekacauan, banyak petualang yang menolak untuk pergi, benar-benar menjengkelkan."

Memang benar, sejak saat Budi menghancurkan markas perserikatan petualang banyak petualang yang marah dan ingin membunuhnya, tapi mereka bukan orang idiot yang berani menantang seorang pria yang mampu mengalahkan banyak petualang kelas S seorang diri dan membunuh banyak petualang lainnya, apa yang lebih mengerikan adalah dia berhasil melarikan diri dan sampai saat ini masih belum diketahui keberadaannya.

"Tenang saja, dengan Hans disini, penjahat itu bukan masalah." Tukas Selvi sambil memeluk lengan Hans.

"Ya, aku juga sudah mendengar banyak tentang reputasi kelompok petualang kalian, jadi aku bisa tenang di perjalanan."

"Bayarannya?"

Tiba-tiba suara lesu datang dan menghancurkan suasana yang baik, tentu saja tidak lain dan tidak bukan adalah Write.

"Haha, tenang saja, aku tidak akan luoa. Ini aku berikan setengahnya dulu dan setengahnya lagi akan diberikan setelah sampai." Goto mengambil sekantong koin emas dan menyerahkannya pada Hans.

"Maaf, dia memang selalu begitu."

Meskipun mengatakan begitu, Hans tidak ragu untuk mengambilnya dan menyerahkannya pada Write.

"Ya, tidak apa-apa, bukan masalah besar."

Write menghitung koin emas di dalam kantong dan berkata. "Tidak masalah, bayarannya sesuai dalam perjanjian."

Hans mengangguk lalu tersenyum. "Baiklah, kalau begitu mari kita berangkat sekarang."

"Ya, mari berangkat."

Kemudian kelompok Hans dibagi menjadi dua, dimana Beliam dan Write duduk di barisan gerbong belakang, sementara Hans, Selvi, dan Toldo di barisan gerbong depan.

Sebenarnya Beliam ingin duduk bersama Hans yang tampan ketimbang Write yang membosankan, tapi sayangnya sebagai penyembuh posisinya yang sangat penting tidak memungkinkannya berada di posisi depan, begitu pula Write yang adalah seorang pemanah.

Ketika Write dan Beliam masuk ke dalam gerbong, ternyata sudah ada orang di dalamnya, seorang pria yang memakai penutup wajah dan terlihat sangat mencurigakan.

"Boleh aku tanya, kau adalah?"

Beliam bertanya sambil memicingkan matanya, mencoba menilai orang di depannya. Dia tidak merasakan perasaan berbahaya dan kekuatan sihirnya juga tidak besar, tapi ada perasaan tidak enak yang Beliam rasakan setelah melihatnya.

"Bisa dibilang, aku hanya penumpang." Balas pria itu dengan tenang.

"Boleh kau buka penutup wajahmu?"

Tanya Write tiba-tiba, dia ingin memastikan apakah mungkin dia penjahat yang ada di dalam poster. Meskipun orang di depannya tidak terlihat berbahaya, tapi lagi-lagi Write merasakan firasat yang mengatakan bahwa dialah orangnya.

"Tidak apa-apa, aku hanya malu dengan wajahku."

Setelah mengatakan itu, dia langsung membuka penutup wajah yang menutupi hampir seluruh wajah kecuali bagian matanya.

Setelah membuka penutup wajahnya, Write dan Beliam langsung terkejut dengan wajah pria di depannya.