Zaky tersenyum simpul. Entah apa yang ada dalam pikirannya.
"Ya.. pasti begitu juga perasaan Pak Pandu. illfeel. Ya walaupun kakak gak ngomong apa apa... tapi itu lebih malu maluin karena di depan banyak orang."
Diva menelan ludah. Itu sudah ia pikirkan sebelumnya. Karena ia begitu yakin Bu Maira akan mengerti. Jadi Diva dengan percaya diri memeluk pria itu. Aissh... malang!. semua berjalan diluar kehendak. Kondisi pasien itu justru malah memburuk. Dan tentu Pandu juga sudah mempunyai kesan jelek pada Diva.
"Kakak tahu maksud aku?.. berhenti berharap lebih sama ustadz itu." ucap Zaky hati hati. Ia punya kakak yang cantik dan cerdas. Banyak laki laki yang pasti dengan mudah menyukainya. Kenapa tidak?!. Diva saja yang terlalu menutup diri.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com