Suasana hati Rachel langsung melonjak-lonjak bagaikan ombak, menuangkan keringat dingin yang mengalir dari keningnya ke pipinya.
Tatapan matanya terlihat cemas ketika tatapannya bertemu dengan tatapan mata bosnya ini, dia segera menjauh. Sekali lagi, dia menundukan kepalanya dan meminta maaf. "Maaf Tuan Alan, saya tidak bermaksud menabrak Anda. Saya yang salah karena tidak memperhatikan langkah saya tadi."
Alan membenarkan pakaiannya dan bergerak ke samping sedikit untuk membiarkan bawahannya itu berdiri di belakang.
Bagian pundaknya sedikit sakit karena dia sendiri tidak siap ketika Rachel menabraknya secara tiba-tiba.
Di belakang, Rachel berusaha mengintip ke arah pria yang dicintainya ini. Sambil menggigit bibirnya sekaligus mengepalkan tangannya, dia berkata dengan nada yang berani. "Tuan Alan, apakah ada yang bisa saya lakukan sebagai permintaan maaf?"
Begitu dia mengatakan hal ini, Rachel menyadari bahwa kata-katanya ini mengandung banyak arti.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com