Hari itu, Samuel dan Erika tinggal di taman bunga tersebut sampai malam.
Suhu di dalam tenda tepat, dan hangat lampunya menghilangkan angin dingin.
Mereka berbaring di masing-masing sisi, mengobrol sesekali, dari siang sampai matahari terbenam.
Erika merasa rileks dan santai, kemudian dia berniat berbaring terus sementara waktu.
Di malam hari, ketika matahari terbenam, angin semakin dingin dan bulan siap menggantikan.
Pijaran matahari terbenam menyelimuti seluruh taman bunga ini.
Erika bersandar pada Samuel bahu dalam diam, lalu memutuskan untuk bertanya. "Bagaimana caranya kamu akan mendapatkan pengampunan orang tuaku?"
Samuel memutar kepalanya dan menciumnya di dahi. "Aku punya cara sendiri. Erika, kamu hanya perlu mengingat kata-katamu. Jika mereka memaafkanku, kamu akan kembali bersamaku dan menetap di Surabaya."
"Oke..."
Erika penasaran bagaimana Samuel, yang selalu berada di puncak piramida sepanjang hidupnya, akan meminta pengampunan dari orang tuanya.
...
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com