Leila belum pernah melihat Janice marah.
Apalagi kesan sang ibu yang penuh kasih sayang justru sedang memelototinya.
Leila tidak bisa membantu tetapi mulai menangis. Janice sangat mencintainya dan dia tidak bisa melihatnya menangis sebelumnya.
Leila percaya bahwa air matanya akan membuatnya berubah pikiran.
Ketika dia diusir dari rumah keluarga Irwan, ibu dan anak ini sudah lama tidak saling melihat.
Kemudian, ketika Leila kembali untuk berusaha menemukannya, dia ditolak oleh keluarga Irwan.
Dia secara pribadi percaya bahwa Janice dipaksa, bagaimanapun juga, dirinya adalah putri yang paling dicintainya.
Namun, Leila saat ini melebih-lebihkan dirinya sendiri.
Pada saat ini, Janice memandangi wajahnya yang berkaca-kaca, mencibir dengan panas. "Kamu masih memiliki wajah untuk menangis?"
Dia melepaskan pakaian Leila, matanya dengan ganas seolah-olah sedang menatap musuh.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com