Jean menghela nafas puas sambil menangkup wajah Lilia dengan kedua tangan. Sepasang matanya yang sebiru samudera terpaku pada istrinya, mengamati setiap gerak-geriknya. Jean mencium ujung hidung Lilia sebelum bertanya, "Apa kamu tidak sedih?"
Pertanyaan yang tiba-tiba itu membuat Lilia membeku di pelukannya selama sesaat. Namun dia hanya butuh beberapa detik untuk pulih kembali. Lilia awalnya mengira bahwa maksud Jean adalah dia sedih untuk Keluarga Irwan.
Lilia menggelengkan kepalanya dengan seulas senyum tipis. Dia dengan lembut menjelaskan, "Tidak, aku tidak merasa sedih untuk keluarga yang nyaris tidak kukenal. Mungkin ada sedikit perasaan melankolis, tapi ini belum mencapai titik kesedihan."
"Maksudku untuk Keluarga Pangestu."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com