Viona merenung sejenak dengan curiga, dan kemudian langsung mengirim semua foto yang diambil sore ini ke Lilia.
Viona : Bukankah Desa Arum ini milikmu?
Viona : Aku meminta ramalan ini dari kuil di belakang pohon cintamu itu, semua orang mengatakan ramalannya itu sangat bagus.
Begitu pesan itu dikirim, Lilia tidak menjawab untuk waktu yang lama.
Pada saat ini, di Jakarta, Lilia melihat foto-foto yang dikirim oleh Viona dengan sangat hati-hati. Ekspresinya berubah dari ragu menjadi tidak percaya, dan seluruh hatinya dikelilingi oleh emosi yang kompleks.
Desa Arum ...
Dia belum pernah mendengar nama desa ini sejak lama, tapi foto-foto itu jelas Desa Arum yang dia kenal.
Lilia duduk di depan taman rumah keluarga Mayer, memegang ponselnya dan melihat lagi.
Tidak lama kemudian, dia buru-buru membuka mesin pencari, mencari berita terkait tentang pohon cinta Desa Arum.
Di bawah pohon taman yang rindang, terdengar dua langkah kaki datang dari jauh.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com