Rafael terdiam sejenak. Dia seperti bimbang.
"Ada apa lagi?"
"Aku tidak enak membiarkanmu pergi tanpa aku, aku tak enak dengan om Aji dan mbok Minah!" Rafael jadi bingung. Baru kali ini Murni melihat suaminya seperti itu.
"Kamu tidak perlu berkecil hati... insha Allah... keluarga di Samarinda bisa mengerti kok!" Kata Murni dengan senyum bijak.
Rafael masih bimbang.
"Atau begini saja...aku akan mengantar kamu dan Prince ke Samarinda, setelah itu baru aku ke Turki menyusul Farah. Farah dan Zaid masih di Turki, lagipula di sana ada ada orang tua Daud Ali!" Rafael akhirnya bisa menenangkan dirinya sendiri.
Dia berdoa dalam hati semoga Farah baik-baik saja.
Murni melihat keresahan hati suaminya. Dia kemudian menjatuhkan tubuhnya dalam pelukan Rafael.
Kelembutan dan kehangatan Murni mampu membuatnya terhibur.
Hati Rafael menjadi danai kembali.
Murni tersenyum senang, untungnya Rafael orangnya tidak mudah panik, tidak seperti Richman.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com