Melihat Yasmin menangis begitu Maulana jadi semakin tertawa. Sudah sekian tahun dia tidak pernah melihat Yasmin menangis seperti itu. Lagipula di usia dewasa ini dia menangis keras begitu membuat Maulana tak kuasa menahan tawanya.
"Abang iih!" Yasmin membuang tangan Maulana yang mengucel-ucel rambutnya.
Yasmin baru saja dari salon Smoothing rambut, sekarang rambutnya jadi berantakan gara-gara Maulana. Dia sudah buang uang banyak demi rambutnya indahnya yang berkibar lembut dihembus angin di ruang terbuka di balkon rumah itu. Yasmin mengibaskan dan merapikan rambutnya dengan tangan. Meski menangis begitu, gadis itu tidak mau penampilannya jadi rusak.
Yasmin mengusap air matanya.
Maulana tertawa geli melihat adik tirinya itu.
Sekalipun mereka bukan saudara kandung, tetapi hubungan mereka sangat dekat. Maulana tahu apa yang dipikirkan Yasmin. Gadis itu menangis bukan karena sedih bertemu dengannya, tapi karena Yasmin teringat masa mereka berkumpul seperti dulu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com