webnovel

Introvert vs Ekstrovert

Dia introvet bukan cool. he's not ice Prince. Apa jadi nya jika si introvet yang selalu menjaga jarak dari orang justru suatu ketika ia ditarik paksa dari dunia nya oleh sebuah tawa dan senyuman. saat ia tau semua nya apa kah ia harus berhenti? ia di hadapkan 2 pilihan berjuang atau tidak sama sekali. tapi apa iya mampu? mundur atau maju keduanya sama berat nya. lalu ia harus apa? *** "senyum dong" suara itu terdengar mengintrupsi bersama an dengan jari yang menarik bibir pria itu hingga terbentuk lengkungan di wajah nya. "kan makin ganteng, makin sayang deh!" "kenapa masih suka?" "pengen aja!" jawab ia gamlang. lalu ia mendekat ketelinga nya dan mulai mengeja kata hingga sebuah kalimat meluncur. "nan-ti,...ka-lo.....u-dah ca-pek!" tubuh itu menegak dan hilang di balik pintu. *** Rasa percaya dan Rasa cinta adalah satu kesatuan. biar rasa percaya yang melahirkan cinta... tanpa campur tangan rasa tak suka.. karna ini bukan novel romansa mula benci jadi cinta. {my introvet boy} berhenti lah pura pura bahagia, bahagialah dengan sesungguhnya bersama ku. {my ekstrovert girl}

Desember_01 · Adolescente
Classificações insuficientes
273 Chs

bagian 16 sepasang tangan halus

Selamat membaca

Sudah 3 hari berlalu, ia selalu terbayang kalimat Joe yang mengatakan Sarah meng incar nya.  Ia masih tak terlalu mengerti apa yang di maksud dari kata incar Joe waktu itu, entah dalam makna positif atau negatif, ia ingin tau, agar ia tidak menerka nerka. Akira mengusap wajah nya frustrasi  belum ada 1 bulan gadis itu mendekati nya ia sudah di buat frustrasi. Atau ini salah nya karena selalu berfikiran negatif?!.

lalu kenapa ia duduk di bangku yang ada di roftop sambil memangku kotak nasi yang di bawanya sejak 5 menit yang lalu?. sebenarnya ada apa? dan Siapa yang ia sedang ia tunggu?!.

Akira menyerah, ia menghela nafasnya, dengan malas ia membuka kotak nasi nya, karena tidak ingin terjebak dalam fikiran nya sendiri, karena jujur saja, fikiran nya sangat rumit dan mudah sekali overthinking. untuk menghindari hal itu, akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan makan siangnya dengan hikmat seperti sebelum sebelumnya.

Namun, belum sempat boks makanan nya terbuka sempurna, tiba tiba ia di kejut kan dengan sepasang tangan yang menyelinap menutupi mata nya. sepasang tangan mulus dan lembut, serta wangi parfum yang sangat di kenal oleh Akira. aroma peach ice, manis dan khas. meski sering mengunakan parfum lain, aroma peach peach ice tetap tercium dari sarah, juga ada sedikit campuran aroma segar koffe namun tidak se dominan aroma peach.

Samar Samar, senyum Akira terukir tipis, sangat tipis hingga nyaris tak terlihat. tapi yang pasti, senyum itu ada, sebuah senyum yang lebih mirip seringaian, namun sangat jarang Akira keluar kan, karena tidak sembarangan orang yang merasa begitu beruntung untuk melihat senyuman itu.

untuk beberapa saat tak ada suara, suasana terasa begitu  hening, di temani suara angin yang kencang karena berada di atas gedung bertingkat yang selalu menerpa. sperti yang di katakan Akira tadi, tangan yang menyentuh mata nya sangat lembut dan halus, itu pertanda seorang perempuan.Dan hanya ada satu perempuan yang berani ke rotoof seorang diri.

" Sarah! " panggil nya ragu. Meski tau itu jawaban yang benar, namun ia masih saja terlihat ragu.

"slamat siang!"  sapa suara itu begitu riang. Tembakan nya benar, kini sosok itu duduk di sebelah nya dengan sebuah kotak bekal berwarna merah muda.

"nungguin ya?!" Sarah mengangkat angkat alis nya menggoda Akira dengan candaan.

"kamu masih percaya diri sekali!" elak Akira membuka bekal nya memilih pura pura tidak peduli.

"hemm... Ayo tukaran bekal lagi?!  Hari ini aku bawa nasi kapau, tau?" tanya Sarah membuka tempat nasi nya yang memperlihatkan nasi yang sperti di kepal besar dengan lauk pauk yang banyak. Yang paling mencolok adalah aroma rempah yang kentara.

"enggak!" jawab Akira.

"nasi kepau itu makanan khas sumatra Barat. Pernah dengar lagu nasi padang? Mirip mirip gitu lah sama nasi padang!... Makan nasi padang pake sambal randang nanana.. nanana..."  Sarah mengakhiri penjelasan nya dengan potongan nyanyi yang tak terlalu di hafal nya.

"ayo tukar! " Sarah menyodorkan tempat bekal nya kepada Akira.

"kamu ngak takut ya kejadian waktu itu terulang?"tanya Akira akhir nya pasrah menerima kotak bekal mahal milik Sarah. Meski ada sedikit rasa penasaran dengan nasi kapau yang di maksud Sarah.

"kenapa harus takut? Kan gue ngak salah?!" Sarah balik bertanya.

"kamu ngak takut aku marah terus ngak sengaja munkul Kamu?" tanya Akira meluruskan pertanyaan yang sempat di belok kan sarah.

"ntar aku smekdown kamu!" balas Sarah tertawa sambil menyendok nasi kedalam mulut nya. Menu sederhana kira kali ini hanya tempe goreng balado dengan telur ceplok sebagai teman.

"aku serius Sarah!" tegas Akira.

Sarah tersenyum mendengar Akira memanggil namanya secara langsung. "Dengar ya Akira anak pak Akmal dan ibuk irah, Aku ngak perlu takut kamu marah sama aku!" jawab Sarah menatap wajah Akira. Yang di tatap malah melihat objek lain. 'Kebiasaan'- batin Sarah kesal.

"kenapa berfikir begitu?!"  tanya kira lagi tak mengerti akan maksud Aletta.

"karena gue cantik!" jawab Sarah ngegas dan penuh rasa percaya dir yang tinggi, padahal sebelumnya ia bicara lembut.

"hehe bukan...  Gue tau lo orang baik... Bahkan bokap gue bilang gitu!" kekeh sarah membenarkan posisi duduk nya menjadi seperti sebelumnya.

"dimakan!" lanjut sarah melihat Akira belum menyentuh makan nya sedangkan ia hampir menghabiskan separuh.

Akira mengguk, Ia sedikit malu mendengar penuturan gamblang Sarah yang mengatakan ia baik."tapi aku memang cantik!" seru Sarah sambil mengunyah makanan nya.

'Memang!'-Akira membatin sambil fokus memakan makanan yang ternyata jauh lebih enak dan lebih mengenyangkan di bandingkan sandwich yang biasa di bawa sarah.

"em...gue mau mau minta maaf!" Sarah menutup bekal Akira yang tandas oleh nya.

"untuk?"  Akira melakukan hal yang sama setelah makan yang di berikan sarah habis.

"semua nya. Terutama di mini market aku ngak nyapa kamu agar tetap nyaman kerja di sana!"  jelas Sarah.

Akira mengguk faham, Ia tak mengerti semua dari kalimat sarah namun yang ia pahami sarah tak menyapa nya itu demi kebaikan nya,  Tapi 'kenapa?'. "hehe maaf bikin lo bingung!"  Sarah menyandar kan punggung nya di sandaran kursi.

"bokap gue pemegang saham terbesar di mini market tempat lo kerja. So, lo ngak mau kan di tekan sama meneger lo hanya karena lo berteman dengan gue. ' kamu kerja ngak benar ngak malu berteman sama anak pak asara' gitu!" jelas Sarah membuat tanda petik di udara saat meniru adegan yang mungkin di katakan menejer kepada Akira jika nekat menyapa.

Tiba tiba Sarah berdiri di hadapan Akira dan kembali berkata."atau dia bilang gini ' kok mau ya anak pak asara berteman sama kamu yang gak becus gini!' hehehhe" Sarah tertawa karena aksi bicara sendiri nya di hadapan Akira yang duduk.

Akira tertawa kecil melihat tingkah Sarah yang memperga kan adegan orang marah."lo harus tau mulut mbak Mawar itu pedes nya uh... Kalah boncabe level 100!" adu sarah bersemangat."kamu kayak anak kecil aja. Aku udah lama kenal mbak Mawar,  dia baik kok sama aku!" jelas Akira membela.

"kamu belain dia?" tanya Sarah dramatis.

"kenapa?"  tanya Akira melihat perubahan mimik wajah Sarah.

"kita cerai!" kata Sarah merampas kota bekal nya.

"cerai?" Akira bingung tak pernah mendengar candaan seperti itu sebelum nya.

"hahahaha... Jangan ambil hati becanda! Tapi soal mulut mbak Mawar itu pedes bener kok!" sarah berjalan mendahului Akira saat bel berbunyi meredam tawa kencang Sarah.

Akira hanya geleng kepala melihat tingkah kekanak kanakan Sarah.

Tbc