"Haaaaiiii, apa aku sudah terlambat?" sosok Anggi baru saja muncul, dia tersenyum ceria. "Sepertinya belum. Bagus, aku bawa banyak minuman!" Anggi berseru seraya menunjukkan belanjaannya. "Malam ini kita akan berpesta sampai pagi!"
Ando mendesah. Apakah Tuhan belum cukup membuat harinya jadi menyebalkan? Kenapa Tuhan mengirimkan Anggi —bencana yang kedua— untuk malam ini?
"Oh, apa yang terjadi pada kepalamu, tampan?" tanya Anggi.
Hellen mendekat, ia mengambil alih belanjaan Anggi sebelum kemudian membekap mulut sahabatnya itu agar diam.
"Ceritanya sangat panjang." bisik Hellen, "bisakah kau tidak menanyakan hal ini?" sambung Hellen sambil melirik sosok Ando di ayunan kayu yang terlihat kesal, sangat kesal.
Anggi tersenyum saat melihat Ando yang terlihat kacau. Ia menoleh ke belakang dan dia menemukan sosok yang terlihat asing tengah membawa baskom berisi es batu dan handuk.
"Biar aku—" ucapan Anggi tertahan saat suara Ando lebih dulu menyela.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com