"Yes you're my only girl, you're the best
I want to know about your day, I want to become your sighs
Yes you're my only girl, you're the best
You're someone who only exists in the movies"
-BTS - Miss Right (english Trans) -
☜☆☞
Jimin menatap pintu apartemennya yang tertutup ia tidak tahu apa ia harus bersyukur atau malah tidak. reaksi Yoona atas ciuman yang ia lakukan membuatnya bingung. Yoona bahkan tidak berteriak padanya atau mungkin lebih ekstrem menamparnya justru yang ia dapatkan hanyalah keheningan. apa ini artinya? apa ini sebuah kesempatan? apa Yoona berusaha membuka hatinya kembali?
Jimin mengusap rambutnya yang setengah basah lalu jemarinya beralih pada bibir tebalnya membayangkan ciuman singkat yang terjadi padanya dan Yoona. dan itu membuatnya merona dan tersenyum kecil.
Jimin pun kembali ke ruang tengah dan duduk disana namun manik matanya menangkap sesuatu yang aneh yang sedang menggantung di atas sandaran sofa. Jimin mengambil benda itu dan mengernyit.
"syal biru? sepertinya Yoona meninggalkannya" ia hendak berjalan keluar untuk mengembalikan syal milik Yoona ketika dering ponselnya berbunyi. Jimin mengambil ponselnya dan melihat siapa yang meneleponya dan mendapati Namjoon sedang menghubunginya.
Jimin menggeser tombol angkat dan menjawabnya, "eoh hyung ada apa?"
"hei Jimin-ah bisakah kau pergi ke kantor ada rapat penting dan semua member diharapkan hadir" ucap Namjoon.
"eoh baiklah aku akan bersiap" Jimin menutup teleponnya dan masuk kedalam kamar untuk berganti baju ia mencari syal miliknya untuk ia kenakan namun tidak ia temukan dimanapun.
dia mencari-cari disekitar kamarnya karena diburu oleh waktu akhirnya Jimin mengenakan syal milik Yoona untuk sementara karena cuaca di musim dingin ini sangat ekstrim bahkan suhu bisa mencapai -1° atau lebih dibawahnya.
30 menit kemudian Jimin sudah berada diruang meeting bersama ke-6 membernya. mereka sedang menunggu manajer mereka dan Bang PD-nim CEO agensi mereka. selang beberapa menit keduanya-pun masuk kedalam.
"baiklah aku langsung keintinya saja..." ucap Bang PD langsung.
"Jimin kapan cideramu akan sembuh?"
"seminggu lagi PD-nim" ucap Jimin sopan.
"baiklah ini jadwal terbaru kalian mulai awal tahun depan kalian akan Tour konser dan ini adalah konser terakhir yang dilakukan oleh Seokjin..." jelas Bang PD dengan serius.
anggota lainnya serentak menatap kearah Seokjin dengan pandangan bingung dan bertanya.
"Seokjin akan memulai jadwal Wajib Militernya awal bulan november jadi jadwal tour konser kalian akan berakhir awal bulan oktober" kali manajer BTS yang menjelaskan tentang konser terakhir Seokjin.
"aku berharap kalian sudah mempersiapkan diri untuk melakukan karir solo karena setelahnya Yoongi akan melakukan Wajib militernya. kita akan melakukan comeback jika semua sudah selesai menjalani Wajib Militer" Bang PD kembali mengingatkan group band naungannya yang sudah banyak membantu untuk kemajuan perusahaannya agar bisa melanjutkan karir solonya dengan baik.
karena ia sadar BTS memiliki masanya jadi ia tidak ingin memaksa mereka untuk tetap bersama-sama sebagai Group. ya mereka akan tetap bersama tapi sebagai keluarga bukan sebagai rekan kerja dan ada kalanya tempat mereka akan diisi oleh orang-orang muda.
Jimin memeriksa jadwa konsernya dengan seksama, "masih ada sebulan lagi untuk pemulihanku yang sebenarnya. sebaiknya aku tidak menforsir terlalu keras" batinnya sambil membolak-balikan kertas didepannya.
☜☆☞
setelah ciuman singkat yang dilakukan Jimin terhadapnya sukses membuat Yoona tidak bisa tidur. saat ia masuk kedalam apartemen nenek Lee ia mendapati nenek Lee sudah tertidur pulas dikamarnya dan sekarang Yoona dengan gelisah mencari posisi ternyamannya untuk tertidur namun pikirannya kembali menayangkan adegan ciumannya dengan Jimin.
Yoona mengerang dibalik selimutnya, debaran jantungnya tidak juga berhenti padahal waktu sudah menunjukan larut malam. dengan kesal ia menyibak selimut yang menutupi dirinya dan terduduk diatas ranjang.
"dasar Jimin bodoh"
Yoona pun beranjak dari kamarnya dan berjalan menuju dapur untuk membuat segelas susu cokelat hangat agar dapat membantunya rileks dan cepat tidur. dengan secangkir cokelat hangat Yoona keluar dari balkon dengan selimut yang melingkari tubuhnya memandangi langit kota yang gemerlap walau waktu sudah sangat larut.
Yoona kembali membayangkan ciuman Jimin dan baru menyadari bahwa perasaannya terhadap Jimin tidak berubah sama sekali, ia masih mengharapkannya meskipun ia mencoba untuk menyangkalnya namun hatinya tetap kembali berdebar.
"sekarang apa yang harus kulakukan?" ucapnya ditengah perasaannya yang campur aduk.
Yoona kembali menyesap minumannya dan menghirup uap hangat yang muncul disana memberinya sedikit ketenangan, "sepertinya aku tidak bisa bertemu dengannya lagi. aku harus bereaksi seperti apa?"
semakim dipikirkan semakin membuat Yoona bingung dengan segera ia menghabiskan sisa minumannya dan beranjak masuk kedalam kamar berharap ia bisa mengistirahatkan tubuh dan pikirannya.
seminggu berlalu dan hari ini adalah hari terakhir Jimin memeriksa cideranya dan melepas gipsnya. hari-hari sebelumnya dilalui keduanya dengan sibuk, Jimin yang sibuk mempersiapkan konser Tournya hingga ia tidak sempat untuk kembali pulang keapartemennya sendiri dan membuatnya tetap tinggal di dorm bersama yang lainnya sedangkan Yoona berusaha menyibukkan dirinya kedalam IGD walau tidak dipungkiri olehnya bahwa ia sering memikirkan Jimin akhir-akhir ini bahkan ia tidak melihat Jimin diapartemennya selama 6 hari terakhir itulah kenapa ia menantikan hari dimana ia bisa bertemu dengan Jimin dan hari itu adalah hari ini.
Yoona menunggu diruang periksanya dengan tenang walau bunyi detak jantungnya berbanding terbalik dengan sikapnya. Jimin mengirimnya pesan bahwa ia sudah berada di Rumah sakit dan sedang berjalan menunju kesini. beberapa menit setelahnya pintu ruang periksa Yoona terbuka dan munculah Jimin dengan penampilan tertutup seperti biasanya dan seorang suster yang membawa catatan medis pasien untuk diberikan pada Yoona. setelah mengucapkan terima kasih dengan singkat dan menyuruh suster itu keluar ruangan barulah Jimin melepas semua penutup yang menutupin wajahnya.
Jimin tersenyum kepada Yoona ini pertama kalinya ia baru bisa melihat Yoona karena jadwal kerjanya yang kembali padat.
"hai Yoon"
Yoona pun tidak dapat menyembunyikan senyumnya ketika ia mendengar sapaan lembut Jimin, "hai Jim bagaimana keadaanmu?" ia pun memeriksa hasil X-ray yang sebelumnya sudah dilakukan oleh suster yang membawanya.
"aku baik-baik saja dan aku sudah memulai jadwalku"
Yoona mengangguk singkat dan mulai melepas gips yang membalut bahu Jimin. bohong jika Yoona tidak berdebar sekarang saat melihat tubuh atas Jimin yang telanjang. memang sebelumnya ia tidak begitu berdebar karena rasa marah yang dipendamnya tapi sekarang setelah ia mulai melepas semuanyanya hatinya mulai menunjukkan reaksi yang berbeda
tangan Yoona mulai bergetar saat jemarinya menyentuh kulit putih Jimin ketika ia berusaha melepas balutan gipsnya dan tanpa peringatan apapun ia kembali mengingat momen ciuman yang dilakukan Jimin seminggu yang lalu yang bahkan ia berusaha keras untuk melupakannya.
"dasar otak mesum!! sadar kau Min Yoona!!!" Yoona mengutuk dirinya dalam hati berusaha menyadarkan kembali dirinya dari pikiran kotor yang mengusainya. dan baru bisa bernafas lega ketika ia selesai melepas gips Jimin padahal hanya butuh waktu kurang dari semenit tapi energinya sudah habis terkuras karena pikirannya.
Jimin kembali memakai bajunya dan juga jaketnya, "aku punya sesuatu untukmu..." kemudia ia mengambil tas karton berukuran sedang yang ia taruh dikursi dan mengeluarkan isinya dan itu adalah sebuah syal berwarna hitam dengan bordiran emas bertuliskan nama Jimin.
Yoona mengernyit heran sekaligus bingung, ia tetap menatap Jimin yang mulai melangkah mendekatinya dan memasang syal itu dilehernya dengan lembut.
"syalmu ada padaku..."
Yoona menatapnya terkejut namun sedetik kemudian ia baru menyadari ia meninggalkannya disana saat kejadian ciuman dan tidak sempat mengambilnya kembali karena malu. namun Yoona tetap diam menunggu penjelasan Jimin dan syal hitam ini.
"kalau boleh aku ingin memakai syalmu supaya jika aku merindukanmu aku bisa melihat syalmu dan sebagai gantinya aku memberimu syalku"
Yoona memegang syal Jimin dan mulai menatapnya, "memangnya kau mau kemana? dan apa hubungannya jika kau merindukanku kau memandang syalku?"
"aku akan Tour konser dan baru kembali kesini awal oktober tahun depan jadi hanya berjaga jika kau tidak mau berkirim pesan padaku jadi aku bisa memandang syalmu sebagai dirimu" jelas Jimin dengn senyum dimatanya
"anggap saja aku meminjam syalmu dan sebagai penggantinya adalah syalku. aku akan mengembalikannya setelah konser berakhir"
disaat Jimin menunggu persetujuan Yoona dering ponsel Jimin berbunyi. ia mengerang dalam hati karena setelah ini ia harus pergi berlatih lagi, dengan tergesa Jimin memegang kedua pundak Yoona, "bagaimana?"
Yoona kembali menatap Jimin beberapa saat dan akhirnya mengangguk perlahan. dengan perasaan yang lega dan bahagia Jimin tersenyum, "terima kasih, maaf aku harus pergi lagi" Jimin memeluk Yoona singkat dan beranjak dari tempatnya.
dan Yoona hanya memandang punggung Jimin yang menghilang begitu cepat dengan ekspresi yang sulit diartikan