"Enak ya Sya, kerjaan lo," kata Lala mengakui ia iri dengan kehidupan kerja gadis itu.
"Enak kenapa?" tanya Sasya yang tidak mengerti maksud ucapan Lala.
"Ya … gitu, lo punya tim yang bakalan selalu support lo."
Mendengar itu Sasya menatap Lala lagi-lagi dnegan tatapan menggoda. "Ah, bukanya lo juga dapet support? Dari dua orang yang paling penting dari perusahaan inilagi," goda gadis itu.
Lala merasa tertekan mendengar hal tersebut. "Iya sih, gue emang terlihat disupport sama dua orang yang paling penting di perusahaan ini, tapi tetap aja gue ngerasa sendirian," keluh Lala meluapkan keluh kesahnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com